Di periode usia 25-35, rambut pendek cepak menjadi pilihan. Kesibukan tingkat tinggi dengan dua balita membuat tak ada waktu untuk mengurus rambut.Â
Dengan perawatan dan salon oleh keponakan, rutinitas merawat rambut cepak lebih ringan. Mengeringkannya juga lebih mudah. Terasa kotor sedikit , tinggal basuh. Ini namanya edisi praktis, dan efisien.
Di edisi yang lebih tua, usia 41-49, rambut panjang bergelombang dan warna-warni menjadi pengalaman paling emosional. Kenapa lebih emosional. Di usia seperti itu adalah periode krisis ekonomi dan trend politik yang sangat ekstrim...ha..ha. Persoalan keluarga, soal kematangan jiwa, menjaga tradisi keperempuanan menjadi alasan.
Di rentang tersebut, rambut panjang bergelombangku ingin mengikuti berbagai artis dunia. Memang agak ribet karena membutuhkan waktu lama untuk mencucinya. Butuh shampoo yang banyak. Dan terkadang ada ketombe di sana-sini.Â
Tetapi perjuangan memelihara rambut panjang bergelombang memerlukan sentuhan dan pengalaman banyak. Saat menyisir akan banyak rambut berguguran. Mau mencat ke warna coklat, burgundy, hitam, butuh banyak cat rambut.Â
Tapi dari segi kefeminiman, memiliki rambut panjang semakin menyempurnakan identitas keperempuanan. Di kalangan keluarga, saat ada event, rambut panjang tidak akan banyak pertanyaan. Beda jika berambut pendek cepak seperti lelaki. Dan di era ini terlihat lebih keibuan.
Melakukan style dan menyempurnakan beauty versi timur semakin lengkap saat memiliki rambut panjang.Â
Dan bagaimana di tahun 2023?
Ingin rasanya memiliki rambut hitam sebahu. Setelah belasan tahun mengganti berbagai cat rambut. Dari blue, grey, black, violet, tahun 2023 ingin kembali ke black natural. Natural alami.