Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Berita Baik dan Pesan dari Desa

13 Juli 2022   12:50 Diperbarui: 13 Juli 2022   12:51 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri (Tahun 2022): Salah satu lahan sawah di desa Kab. Langkat , Sumatera Utara

Tehnologi lewat internet saat ini tidak terbatas. Tinggal pada kita sebagai pengguna, apakah digunakan untuk menyebarkan berita baik seluas-luasnya? Atau menyebarkan keresahan , tinggal kita yang memilih. Internetnya Indonesia yang saat ini sedang berkembang baiknya digunakan untuk menyebarkan kebaikan seluasnya. 

Salah satu industri yang dikelola secara profesional saat ini adalah industri telekomunikasi oleh Telkom Indonesia sebagai yang terdepan, tercepat dan memberikan seribu manfaat. Manfaat Internet sangat berkontribusi besar saat ini bagi upaya membangun bumi, manusia dan masa depan yang lebih baik.

Sebagai warga dengan berbagai profesi, internet ini harus dimaksimalkan penggunaanya agar manfaat internet tidak hanya sekedar senang-senang untuk kebutuhan pribadi. Tetapi bagaimana manfaat itu tidak terbatas pada 2-3 hal, tapi sebanyak-banyaknya. Membagi seluas-luasnya kabar baik dari mana kita bekerja, dimana kita tinggal dan apa yang kita kerjakan untuk mencari kehidupan dan mencapai kehidupan lebih baik.

Inilah yang menjadi basis atau dasar saat tugas menjadi pendamping desa mulai saya jalani 2 tahun lalu. Lembaga dimana saya bekerja sudah berlangganan IndiHome sejak tahun 2018. Menggunakan layanan IndiHome tanpa batas untuk menyebarkan kerja baik dari desa sehingga bermanfaat bagi orang lain.  Pengalaman yang kaya dari desa selalu saya sebarkan dalam berita-berita baik dari desa. Foto, narasi, bincang-bincang dari desa memberi harapan baru bahwa Indonesia Kuat, Tangguh dan Terus Berbenah didukung oleh seluruh warga di kota, lembah, metro bahkan desa.  Layanan Telkom Indonesia dengan IndiHome sangat berkontribusi mengabarkan kabar ini. Sehingga berbagai platform yang dimanfaatkan secara online/virtual dengan ratusan aplikasi bisa tersebar baik. Semoga bermanfaat untuk hari ini, besok dan masa depan. Apa saja kabar baik itu?????????????????????

Jangan Khawatir Lahan Masih Luas

Berbagai program Presiden saat ini soal distribusi tanah, sertifikat tanah dan penguasaan tanah sedang kencang-kencangnya. Jika melihat polemik tersebut, berbagai persoalan muncul, mulai dari masalah kepemilikan, tanah adat, konflik dan berbagai kericuhan lainnya. Kami ingin mengabarkan bahwa kita masih punya lahan yang luas. Tanah-tanah di desa masih cukup, petani dan warga desa masih mengusahai lahan luas tersebut. Terlepas dari siapa pemilik, mana yang punya sertifikat mana yang tidak,tanah adat, dll. Yang pasti ketika berkunjung ke banyak desa, lahan-lahan masih luas di setiap kampung, dukuh, dusun bahkan pinggiran kota. Berbahagialah kita karena lahan masih luas, itu kabar baiknya. 

Pesannya adalah; kebijakan, regulasi dan aksi pemerintah sudah harus semakin berpihak pada warga desa. Agar lahan yang luas itu tidak lagi menjadi sempit. Agar lahan luas itu bisa lebih subur. Agar lahan luas itu tidak terkena banjir.  Dan prioritas agar lahan yang luas itu menjadi milik petani kecil. Agar lahan luas itu semakin mendapat perhatian dari warga desa dengan mengusahainya, merawatnya, dan menjaganya. 

Dan aksi kecil itulah yang kami lakukan: bersama petani mulai melakukan aksi menyuburkan kembali lahan lewat membuat pupuk organik. Menanam berbagai jenis tanaman, dan belajar melalui Sekolah Lapang Padi Organik dan lain-lain. Karenanya gemakanlah bahwa lahan masih luas. Masalahnya lahan sudah dipakai puluhan tahun dan dicekcoki berbagai pupuk kimia sintesis. Ayoklah pemerintah, swasta, warga sipil. Kita jaga lahan luas subur kembali, lahan luas produktif kembali dan lahan luas sejahterakan petani.

 

Masih ditemukan berbagai Keanekaragaman Tanaman 

Krisis pangan di salah satu negara luar menjadi keprihatinan bersama. Mungkin bisa disebabkan pemerintah yang korup, SDM yang terbatas, warga yang kurang produktif atau sistem yang jelek. Semua bisa terjadi dan bisa disebabkan oleh satu dan ratusan penyebab. Yang pasti kita di Indonesia harus belajar dari situasi itu. Salah satu yang saat ini digalakkan oleh pemerintah adalah soal keragaman pangan dengan berbagai jargonnya. One Village One Product, One Day without Rice dan berbagai slogan keren lainnya.Tentu harus didukung, karena menjadi alasan untuk mencegah krisis pangan di kemudian hari. Apa kabar baiknya dari Desa???

Dari berbagai desa yang dikunjungi, berbagai rumah yang kami singggahi bahkan ladang dan lahan sawah yang kami pijak, kami ingin mengabarkan betapa keanekaragaman tanaman masih terus dipelihara di desa. Di salah satu desa di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara bernama Desa Kebun Kelapa, di dusun 6 ditemukan hampir 200 jenis tanaman lokal. Menjadi produk unggulan desa seperti kelapa, salak, pisang, aren, ubi. Juga tanaman obat seperti kunyit, jahe, serai, lengkuas, bunga telang dan sebagainya. Berbagai tanaman lokal jaman dahulu kala seperti buah  Namnam (buah yang sudah langka di Sumatera Utara), tanaman terkini seperti Porang, berbagai jenis padi-padian ditemukan. Berbagai hasilnya dimakan sendiri, dibagi ke tetangga, menjadi makanan ternak.

Di salah satu halaman rumah warga desa binaan di Simalungun, saat diskusi tentang keanekaragaman tanaman, topik pemetaan lahan rumah. Sekitar 50 jenis tanaman ada di sekitar rumah, cengkeh, jagung,durian, berbagai jenis asam untuk pangan dan obat, tanaman herbal dari umbi, daun, biji. Bahkan tebu manis untuk konsumsi cucunya dapat dinikmati pada sore yang indah. Di ujung yang lebih utara ada lahan petani perempuan dengan konsep keanekragaman/multicropping/permakultur/wanatani/agroforestry yang komplit. Ada tanaman coklet, durian yang sudah berbuah dan sedang ditanam, ada sirsak sebesar labtop yang manisnya menggoda, biji-biji cengkeh gendut di tanah yang basah, ada markisa menggantung kuning mewangi bahkan sayur kacang dan sawi hijau menghampar diantara pohon jagung. Bahkan pohon durian ada. Selebihnya ditanami padi serta di dekat sungai berbagai tanaman kayu liar  tumbuh. 

Pesannya adalah: tetap dukung berbagai regulasi dan aksi pemerintah soal memperbanyak jenis tanaman. Sebagai bagian mengatasi persoalan hilangnya 80% biodivesity di dunia. Upaya-upaya warga ini harus diapresiasi, diperluas dan dijadikan contoh baik. IndiHome bisa menyampaikan kabar baik ini bahwa jutaan petani, ratusan ribu petani perempuan menyentuh, menyiangi, membersihkan dan memberikan perawatan pada berbagai jenis tanaman mereka. Marilah kabar baik ini bisa diteruskan bagi generasi muda, ditiru, dimodifikasi sesuai kondisi setempat. Menjadi program innovatif pemerintah. 

Dokpri: Manfaatkan lahan terbatas dengan tanam ubi jalar di goni plastik (Kebun Petani Perempuan di Kab. Langkat. SUmatera Utara)
Dokpri: Manfaatkan lahan terbatas dengan tanam ubi jalar di goni plastik (Kebun Petani Perempuan di Kab. Langkat. SUmatera Utara)

Dokpri Tahun 2022: Lahan Permakultur Petani di Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Tanaman Herbal dan Pangan
Dokpri Tahun 2022: Lahan Permakultur Petani di Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Tanaman Herbal dan Pangan

 

Hai Tahukah Kalian ! Bahwa Petani Indonesia Masih Rajin-Rajin

Saya mengenal 2 perempuan petani yang kebetulan adalah kakak ipar saya. Jika ada waktu 25 jam sehari, mungkin keduanya akan menghabiskan waktu tersebut  di ladang dan lahan tani mereka. Mereka adalah bagian dari jutaan  petani di Indonesia. Warga yang rajin, biar kotor dan jelek tetapi merawat lahan adalah hidup mereka. Kami menemukan banyak petani sejenis ini di banyak desa yang kami kunjungi. Pagi, siang, sore bahkan tengah malam masih memikirkan benih yang akan ditanam, pupuk yang akan diberi, soal hujan yang berkepanjangan,haa..ha..

Jadi salah besar ketika dikatakan petani malas-malas. Menjadi persoalan kemiskinan. Bukan! Petani Indonesia sangat rajin, sangkin rajinnya melihat lahan kosong langsung mau diusahai (joke..he..he). Benar, ini pengalaman kolektif dan pribadi saat melakukan pendampingan pada petani. Sering saat sudah sepakat berkumpul untuk belajar, petani dan warga sangat sibuk dengan pekerjaan mereka. Jika kita orang kantoran ada waktu Ngopi jam 10 pagi dan jam 4 sore. Bagi warga desa, itu jam paling produktif. Sering absen di pertemuan karena "masih ngarit"; "menjaga padi dari serangan burung","Memburuh di desa sebelah,", menyiram semangka, dll. Lewat internet Indonesia kami ingin mengabarkan bahwa orang desa masih rajin. Jika hanya ada 10 jenis di kerja kantoran, ada 100 jenis kerja bertani di desa. 

Selama mendampingi petani strategi adalah mengajak berkelompok, agar saling berbagi pengetahuan. Kerajinan harus dikombinasikan dengan ketrampilan dan pengetahuan. Jadi menanam benih bersama, panen bersama, menjadi upaya memperkaya kerajinan...ha..ha

Sumber: Dokumen Kumpulan Foto BITRA Indonesia Tahun 2021
Sumber: Dokumen Kumpulan Foto BITRA Indonesia Tahun 2021

Pesannya: Biarlah kerajinan warga ini terjaga. Bagaimana mendorong pemerintah agar membangun fasilitas jalan yang bagus ke ladang atau sawah. Memanfaatkan dana desa 20% untuk pangan, dengan memberi apreasiasi/penghargaan atas kerajinan ini lewat layanan berkualitas desa. Agar petani  bahagia di ladang.  Jangan lupa IndiHome beritakan pada dunia bahwa Petani Indonesia masih rajin-rajin!!

Menjaga Tradisi dan Kearifan Lokal

Keprihatinan bersama dunia saat ini dengan  hilangnya tradisi dan kearifan lokal bangsa. Tradisi, sastra, nyanyian lokal sudah mulai punah. Padahal peradaban yang baik akan tumbuh lewat tradisi-tradisi ini. Masih adakah yang tersisa. Saat ini sulit menemukan jejak-jejak akan budaya lokal, adat istiadat , keragaman budaya Indonesia. Hampir semua negeri semakin seragam, bangunan, nyanyian, keseharian menjadi lebih kaku, tidak menarik, pragmatis. 

Kabar baiknya, lewat pendampingan ke desa, masih ada sisa dan jejak tentang menjaga tradisi yang mulai tergerus oleh jaman ini. Di beberapa desa di Kab. Simalungun (Sumatera Utara), turun benih menjadi tradisi lokal mengkombinasikan dengan agama mereka. Berdoa bersama pendeta, makan bersama dan melalui benih didoakan agar Tuhan memberkati bertani mulai bertanam, pemupukan lancar, cuaca yang bersahabat agar panen berhasil. 

Di banyak desa di Kabupaten Langkat (Sumatera Utara) tradisi rewang dengan makan bersama dan masak bersama sebagai simbol terima kasih atas panen yang produksinya berlimpah masih ditemukan.

Sumber: Dokumen Kumpulan Foto BITRA Tahun 2022: Menjaga Tradisi Lokal Rewang bersama
Sumber: Dokumen Kumpulan Foto BITRA Tahun 2022: Menjaga Tradisi Lokal Rewang bersama

Dokpri: Kumpulan Nyanyian Tentang Tani dan Desa (Utk Kalangan Sendiri)
Dokpri: Kumpulan Nyanyian Tentang Tani dan Desa (Utk Kalangan Sendiri)

Sebagai pendamping,menemukan, mendaftar, mendorong upaya menggali kembali tradisi ini selalu dilakukan. Bernyanyi, bermain peran, berfragmen menjadi bagian dari bahagia versi warga desa. Hujan yang membasahi lahan, tenaga sehat mengusahai lahan luas, tanah subur serta panen buah melimpah harus disyukuri lewat keindahan. 

Pesannya adalah: Bahwa dahulu berbagai tradisi ini ada, sehingga ketika pemerintah lewat Dinas Kebudayaan, Lewat Badan Sastra, program desa harus diteruskan, dikembangkan. Jadi upaya warga lewat berbagai award dan penghargaan sangat diapresiasi. 

IndiHome ! Luaskanlah kabar baik ini. Agar kehidupan makin harmoni, manusia semakin berkualitas dan menikmati kehidupannya sebagai warga yang sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun