Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rumah Sakit Tembakau Deli, Cagar Budaya Indonesia bagai Gadis Tua Terlantar di Antara Para Jelita

20 November 2019   12:57 Diperbarui: 20 November 2019   13:08 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Medan menjadi kota sejarah yang memiliki kesaksian  mendalam bagaimana negeri ini dibangun. Sumatera yang  menjadi pulau impian kolonial Belanda yang menjadi penghasil tanaman paling dicari di jamannya yaitu Tembakau. 

Tembakau Deli tumbuh subur di tanah Melayu yang dulunya adalah rimba belantara. Ratusan ribu kuli dari  pulau Jawa didatangkan untuk membangun sebuah kehidupan perkebunan yang luasnya jutaan hektar. 

Sebuah negeri baru tentang tuan, kuli dan semua kehidupan yang ada di dalamnya. Termasuk sebuah Rumah Sakit untuk Kuli  Perkebunan yang terletak di tengah  Kota Medan. Rumah Sakit itu bernama Rumah Sakit Tembakau Deli. 

Banyak kisah sudah dituliskan tentang bagaimana dulunya kejayaan Rumah Sakit ini sebagai rumah sakit tertua yang dibangun sekitar tahun 1870. Salah satu tulisan wartawan Kompas  Aufrida Wismi Warastri di kompas.com dengan judul Selamatkan RS. Tembakau Deli  menuliskan tentang rumah sakit ini. Salah satu petikan tulisannya,

Seorang sejarawan Belanda Dirk A Buiskool mengatakan, RS Tembakau Deli dibangun tahun 1870 untuk memberi pelayanan kesehatan kepada para kuli kebun yang datang ke Sumatera Timur.

Tulisan lain di Medan Tribun news juga menjelaskan bahwa  rumah sakit ini menjadi rumah Sakit modern pertama di Sumatera pada jaman Hindia Belanda.

Memiliki sebuah gedung khusus untuk pasien penderita penyakit parah dan berfungsi juga sebagai rumah sakit laboratorium penyakit tropis . Khusus menangani pasien-pasien para kuli buruh perkebunan yang ada di Sumatera (Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul RS Tembakau Deli, Rumah Sakit Modern yang Pertama Hadir di Sumatera, Kini Kondisinya..., (tribunnews.com Penulis: Aqmarul Akhyar dan Editor: Feriansyah Nasution)

Kilas Balik Upaya Penyelamatan RS Tembakau Deli 7 Tahun Lalu

Proses panjang perjalanan Rumah Sakit ini menjadi liku-liku betapa beratnya berjuang mempertahankan warisan budaya bangsa yang harus dijaga. Pada Tahun 2012, terjadi gejolak yang cukup besar saat rumah sakit ini rencananya akan dijual ke pihak swasta. 

Saya ingat betul beberapa kelompok masyarakat dari berbagai unsur menolak penjualan asset berharga ini. Ada profesional, perawat. dokter, NGO yang memiliki kepedulian atas asset bangsa ini. Berbagai rangkaian aksi Penyelamatan dilakukan pada tahun 2012, 7 tahun yang lalu. Masih ingat ada sebuah Organisasi Lokal di Sumatera Utara bernama Pusaka Indonesia yang secara konsisten mendengungkan upaya penyelamatan. 

Berbagai aksi dilakukan mulai dari demonstrasi/unjuk rasa, melakukan gugatan bersama para pengacara, studi sejarah, dan puncaknya adalah sebuah Aksi Kepedulian dengan menggelar berbagai pertunjukan, lomba menulis, lomba mewarnai di depan rumah sakit tersebut. Pada tahun itu saya ingat benar betapa emosionalnya ketika mengetahui fakta miris bahwa rumah sakit tersebut akan dijual.

Sebagai bagian dari berkontribusi kecil dalam upaya penyelamatan rumah sakit tersebut, akhirnya saya ikut lomba menulis. Saya mengingat betul  tulisan saya tentang Sebuah rumah sakit yang hampir musnah dan harus dijaga keberadaanya.                                                            ". 

Puncak aksi tersebut melibatkan anak-anak sekolah, wartawan, pegiat sosial, profesional melakukan rangkaian semacam rally menarik simpati seluruh masyarakat kota Medan. Senang pada saat itu saya ikut ambil bagian dan menang lomba sebagai juara .

Menang nulis tentang Penyelamatan RS Tembakau Deli pada tahun 2012 (Dokpri tahun 2012)
Menang nulis tentang Penyelamatan RS Tembakau Deli pada tahun 2012 (Dokpri tahun 2012)
Benar bahwa Rumah Sakit itu akhirnya tidak jadi dijual, dimusnahkan dan dibongkar. Tetapi sayangnya kondisi bangunan saat ini sungguh memprihatinkan.

Mereview atau kilas balik tentang peristiwa itu,saya kembali membuka-buka artikel mengupas apa dan bagaimana upaya penyelamatan tersebut saat itu. Betapa harapan-harapan dan  solusi yang ditawarkan dalam tulisan begitu realistis dan indah. 

Salah satu potongan tulisan menyatakan,"suatu saat nanti RS tersebut akan menjadi pusat pembelajaran tentang kesehatan". Mungkin ini menjadi pertimbangan juri saat itu memenangkan tulisan saya. Karena tulisan manis itu juga menjadi doa, bagi keterwujudan mimpi bersama 'terjaganya warisan budaya."

Kenyataan pahit menjadi saksi bagaimana kini nasib rumah sakit ini diantara gemerlap hotel mewah, hunian apartemen tertinggi dan ter "spektakuler" di kota Medan. 

Menurut kabar, Rumah Sakit  memang tidak jadi dijual. Target Upaya aksi penyelamatan berhasil. Gedung itu masih berdiri kokoh tetap warnanya sudah kusam. Beberapa ruangan ada bagian yang rubuh. Berlumut. Dipenuhi semak belukar. Dan kini di beberapa sisi yang halamnnya bersih menjadi tempat parkir mobil-mobil pegawai kantor yang ada disekitarnya. Padahal Rumah sakit ini juga menjadi salah satu bukti   identitas perjalanan menggeliatnya kota Medan menjadi kota metropolitan. 

Apapun persoalan hukum rumah sakit ini. Siapa yang kini memilikinya. Tidaklah begitu penting. yang pasti dia harus dirawat. DIpulihkan setelah sakit sekian puluh tahun. Dan menjadi tanggung jawab seluruh elemen bangsa terutama semua elemen yang ada di Sumatera Utara, khususnya kota Medan.

Bangunan yang dulu indah dengan noni Belanda sebagai perawat yang dengan tangan-tangan indah merawat para kuli yang menderita sakit kini digantikan oleh rumput liar dengan bangunan berlumut disana sini. 

Sementara ke sisi yang lebih ke Utara, Selatan, Timur, Utara berdiri bangunan hotel, apartemen, bahkan sebuah bangunan hotel asing paling terkenal sedunia dengan tarif  jutaan rupiah ada di jalan yang sama dengan rumah sakit ini. Hunian, apartemen, hotel, perkantoran, gedung-gedung dan rumah toko adalah bak para jelita yang sedang molek-moleknya. Sementara RS Tembakau Deli duduk termenung, bak gadis tua yang sudah letih, merana dan hidup dalam kepahitan.

Zaman Kejayaan dan Riwayatmu Kini 

Sebuah harapan baru agar rumah sakit ini dipertahankan, dijaga, dipugar, dirawat dan dijadikan menjadi pusat belajar berbagai peristiwa yang pernah terjadi di Indonesia masih ada. Meletakkan harapan diantara pengaruh dahsyat "pembangunansme" harus dirawat. Karena masih ada tangan-tangan "tak terlihat" yang terus bekerja. masih ada orang-orang di jalan sunyi yang selalu semangat. Salah satu lembaga yang masih memberikan keluangan waktu, tenaga, pemikiran dan innovasi bagaimana Cagar Budaya Indonesia masih bisa dijaga.

Gedung-Gedung rumah sakit diantara hunian mewah di Kota Medan (Dokpri November 2019)
Gedung-Gedung rumah sakit diantara hunian mewah di Kota Medan (Dokpri November 2019)
Saat ini jika dilihat dari luar, kondisi bangunan  sudah banyak yang rusak. Sangat kontras dengan puluhan hotel mewah yang semerbak harumnya bagi semua tamu yang ingin kemewahan. Harusnya sejalan dengan pembangunan dan geliat akan kokoh dan berdirinya ratusan gedung di kota Medan. Sebuah kota akan sangat seimbang jika unsur modernisasi, sejarahnya, warisan budaya, masyarakat, lingkungan, ditata saling berdampingan. 

Hubungan antara masa lalu, saat ini dan masa depan menjadi satu konsep kota yang selalu dinamis. Mempertahankan situs rumah sakit memiliki keistimewaan tersendiri di tengah kota Medan. Nama Jalan dimana rumah Sakit ini terletak adalah jalan Putri Hijau. Identik dengan sejarah Melayu. kerajaan Deli. Kemashyuran Tembakau Deli sebagai tembakau terbaik dunia yang diperdagangkan di kota-kota besar Eropa seperti Hamburg, Born, di Jerman.

Sebagaimana saya tuliskan 7 (tujuh) tahun lalu, bahwa rumah sakit ini juga bisa berfungsi sebagai bagian dari tempat anak-anak sekolah belajar. Anak-anak belajar sejarah, sekolah ilmu kesehatan, bagaimana jaman dahulu orang-orang dirawat, sembuh, dan bagaimana kehidupan para kuli di jamannya. Bahkan tulisan saya dulunya jelas menyatakan dari namanya saja Rumah Sakit ini sudah sangat menarik dan eksotik. RUMAH SAKIT TEMBAKAU DELI.  Sebuah nama yang menjelaskan identitas komoditi Tembakau, dan wilayah yaitu Deli.

Potensi Rumah Sakit Green Hospital Adaptasi Perubahan Iklim

Tata dan konsep bangunan rumah sakit sangat harmoni dengan alam. Pohon-pohon tua sebagai peninggalan sejarah jaman dahulu pernah tumbuh merindang dengan batang kokoh raksasa subur di tanah Deli yang permai. Sangat kontras dengan bangunan rumah sakit saat ini yang menjulang ke atas. Hingga belasan tingkat dimana angin, air dieksploitasi semaksimalnya tanpa memberi ruang kehidupan bagi mahluk di dalamnya. 

Boleh disebut rumah sakit ini masuk dalam kategori Green Hospital sebagaimana konsep-konsep bangunan yang kini dipromosikan karena perubahan iklim. Rumah Sakit ini kaya akan sinar matahari sehat lewat ventilasi-ventilasi yang didesain ramah lingkungan. Tidak dibutuhkan alat pendingin ruangan, karena bangunannya benar-benar dibangun dengan pori terbuka, jendela-jendela besar.

Jika ditelisik, dari ratusan rumah sakit berstandard internasional, rumah sakit lokal, rumah sakit keluarga maupun yang join di grup besar, hanya ada beberapa rumah sakit dengan bangunan kuno peninggalan sejarah Belanda. Rumah sakit lain adalah rumah sakit swasta, sementara Rumah Sakit Tembakau Deli adalah salah satunya. 

Sementara saat ini, bisnis rumah sakit sangat menggurita di Kota Medan. Ratusan ribu para tamatan perawat, bidan, dokter, ahli kesehatan, dan tenaga kesehatan lulus, dilatih, dan mengabdi di berbagai rumah sakit. Yakin seyakin-yakinnya bahwa mereka tak pernah punya pengetahuan bagaimana dulu pernah di suatu masa 200 tahun lalu sebuah rumah sakit modern telah ada. Hadir di tengah kota Medan , diperuntukkan bagi kaumkuli kebun yang turut memberi sumbangsih bagi kemerdekaan negeri ini.

Halaman Depan Rumah Sakit ditumbuhi ilalang (Dokpri 19 November 2019)
Halaman Depan Rumah Sakit ditumbuhi ilalang (Dokpri 19 November 2019)
Rumah sakit yang memiliki banyak cerita pedih bagaimana para kuli yang mengalami sakit selama menjadi buruh di Sumatera. Bagaimana berbagai macam penyakit Malaria, Kolera, dan persoalan lainnya akan kelihatan di rumah sakit ini. Menjadi bagian sejarah yang harus diketahui oleh berbagai generasi yang pernah tumbuh, hidup dan tinggal di kota Medan. 

Sebagai refleksi bahwa penjajahan di atas bumi selalu mendatangkan penderitaan yang bisa langsung dilihat melalui rumah sakit ini. Karenanya simbol-simbol , jejak-jejak melalui bangunan, ruangan, kamar, tempat tidur, foto secara utuh yang masih ada di rumah sakit ini harus tetap terawat. 

Berikut beberapa foto rumah sakit diantara gedung apartemen, perkantoran, hotel, dan pusat bisnis yang sedang dibangun dan menjadi terbesar di kota Medan.

dokpri
dokpri
Sisi Bangunan yang masih kokoh walau sudah ada lumut dan air (Dokpri November 2019)
Sisi Bangunan yang masih kokoh walau sudah ada lumut dan air (Dokpri November 2019)
Di depan pintu utama RS (Dokpri November 2019)..KOk Terbalik ya?
Di depan pintu utama RS (Dokpri November 2019)..KOk Terbalik ya?
Sisi lain tentang kemegahan rumah sakit | dokpri
Sisi lain tentang kemegahan rumah sakit | dokpri
Yang Sakit harus Dirawat, Belum Terlambat

Potensi Rumah Sakit ini bisa diselamatkan sangat besar, beberapa alasan antara lain:

Namanya saja sudah mendeskripsikan sejarah Indonesia sendiri. Sejarah Sumatera, khususnya Tanah Deli (Sumatera Timur) yaitu Medan dan wilayah sekitarnya saat ini (Kab. Deli Serdang, Serdang Bedagai, Pematang Siantar dan wilayah Sumatera Utara lainnya)

Kata Tembakau juga menggambarkan komoditi yang paling dikenal dari puluhan abad lalu, hingga kini. Inilah sisa-sisa terakhir nama Tembakau yang menggambarkan perkebunan di Sumatera, tentang jaman kolonialisme, kuli-kuli yang didatangkan dari Jawa. Tentang para pedagang serta kemasyuran tembakau Sumatera dijamannya hingga saat ini.Sesuatu yang harus dikenalkan lagi pada generasi muda bangsa.

Potensi lainnya adalah:

1. Letaknya sangat strategis di jantung kota Medan. Coba lihat foto di bawah ini. RS ini berada diantara bangunan mewah di kota Medan. Salah satu bangunan milik perusahaan pengembang paling terkemuka di Indonesia yaitu PC

2. Arealnya  sangat luas

Rumah sakit ini membentang sangat luas dengan bangunan-bangunan memiliki halaman luas. 

3. Bangunan sekitar 60% masih bisa diselamatkan. Memang kondisinya sudah sangat buruk, tetapi jika dilakukan pemugaran masih sangat memungkinkan dikarenakan sebagaimana kita tahu bahwa bahan-bahan bangunan jaman Belanda dulu terkenal sangat bagus kualitasnya, tahan lumut , kuat dan kokoh.

4.  Sebagai ruang terbuka hijau, akses publik, tempat publik bersosialisasi,budaya

Boleh dibilang bahwa kota Medan sangat minim terkait fasilitas/area publik. Hanya ada Lapangan Merdeka yang juga sudah dipenuhi berbagai restoran modern. Lokasi ini sangat cocok sebagai rest area sekaligus pusat sejarah bahkan pusat kesehatan untuk tempat belajar, bersosialisasi warga dan menjadi ruang publik histori bangsa

5. Rumah sakit saat ini menjadi bisnis paling laku di Indonesia bahkan Medan, rumah sakit berdiri bagai jamur di musim hujan. Karenanya RS Tembakau Deli bisa jadi pusat pembelajaran rumah sakit baru di Kota Medan.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Belum ada kata terlambat untuk menyelamatkan Rumah Sakit ini. Eksotismenya masih terjaga. Bagaikan gadis matang yang penuh pengalaman hidup, jika dipoles sedemikian rupa maka kerupawanannya akan jauh melebihi Cagar Budaya Indonesia lain di Sumatera Utara seperti Istana Maimun dan Mesjid Raya. Karena bangunan lain seperti Istana dan Mesjid sudah banyak ditemukan di seluruh Indonesia. Tetapi menjadi kelangkaan jika sebuah rumah sakit bisa menjadi Situs Berharga untuk dipertahankan dan dirawat. 

Semua lini harus bahu membahu menata kembali wajahnya yang berkerut. Pemerintah lokal (Sumatera Utara dan Kota Medan), pemerintah pusat, para pemerhati warisan budaya,lembaga internasional, khususnya Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan ,Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas dan masyarakat luas jika bahu membahu yakin seyakin-yakinnya dapat menyelamatkan rumah sakit ini. 

Mimpi saya, mungkin 5 tahun lagi, berpose di tempat ini dalam kondisi rumah sakit sudah kembali jelita dan indah. Menyambut kehidupan diantara roda yang terus berputar.

Oleh karenanya, mari kita rawat Cagar Budaya Indonesia kita yang kini tersebar di seluruh Indonesia. Semua ada di tangan kita, Rawat atau Musnahkan!!

#Save RS Tembakau Deli!!
#SOS RS Tembakau Deli!!
##Ikon sejarah kota Medan$$%%

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun