Sebagai bagian dari berkontribusi kecil dalam upaya penyelamatan rumah sakit tersebut, akhirnya saya ikut lomba menulis. Saya mengingat betul  tulisan saya tentang Sebuah rumah sakit yang hampir musnah dan harus dijaga keberadaanya.                               ".Â
Puncak aksi tersebut melibatkan anak-anak sekolah, wartawan, pegiat sosial, profesional melakukan rangkaian semacam rally menarik simpati seluruh masyarakat kota Medan. Senang pada saat itu saya ikut ambil bagian dan menang lomba sebagai juara .
Mereview atau kilas balik tentang peristiwa itu,saya kembali membuka-buka artikel mengupas apa dan bagaimana upaya penyelamatan tersebut saat itu. Betapa harapan-harapan dan  solusi yang ditawarkan dalam tulisan begitu realistis dan indah.Â
Salah satu potongan tulisan menyatakan,"suatu saat nanti RS tersebut akan menjadi pusat pembelajaran tentang kesehatan". Mungkin ini menjadi pertimbangan juri saat itu memenangkan tulisan saya. Karena tulisan manis itu juga menjadi doa, bagi keterwujudan mimpi bersama 'terjaganya warisan budaya."
Kenyataan pahit menjadi saksi bagaimana kini nasib rumah sakit ini diantara gemerlap hotel mewah, hunian apartemen tertinggi dan ter "spektakuler" di kota Medan.Â
Menurut kabar, Rumah Sakit  memang tidak jadi dijual. Target Upaya aksi penyelamatan berhasil. Gedung itu masih berdiri kokoh tetap warnanya sudah kusam. Beberapa ruangan ada bagian yang rubuh. Berlumut. Dipenuhi semak belukar. Dan kini di beberapa sisi yang halamnnya bersih menjadi tempat parkir mobil-mobil pegawai kantor yang ada disekitarnya. Padahal Rumah sakit ini juga menjadi salah satu bukti  identitas perjalanan menggeliatnya kota Medan menjadi kota metropolitan.Â
Apapun persoalan hukum rumah sakit ini. Siapa yang kini memilikinya. Tidaklah begitu penting. yang pasti dia harus dirawat. DIpulihkan setelah sakit sekian puluh tahun. Dan menjadi tanggung jawab seluruh elemen bangsa terutama semua elemen yang ada di Sumatera Utara, khususnya kota Medan.
Bangunan yang dulu indah dengan noni Belanda sebagai perawat yang dengan tangan-tangan indah merawat para kuli yang menderita sakit kini digantikan oleh rumput liar dengan bangunan berlumut disana sini.Â
Sementara ke sisi yang lebih ke Utara, Selatan, Timur, Utara berdiri bangunan hotel, apartemen, bahkan sebuah bangunan hotel asing paling terkenal sedunia dengan tarif  jutaan rupiah ada di jalan yang sama dengan rumah sakit ini. Hunian, apartemen, hotel, perkantoran, gedung-gedung dan rumah toko adalah bak para jelita yang sedang molek-moleknya. Sementara RS Tembakau Deli duduk termenung, bak gadis tua yang sudah letih, merana dan hidup dalam kepahitan.
Zaman Kejayaan dan Riwayatmu KiniÂ