Dan ketika usia telah mencapai puncaknya, aku ingin didampingi seorang perempuan yang kelak namanya disandingkan dengan namaku
Di Komplek Perumahan tempat kita tinggal, orang-orang memanggilmu dengan menambahkan namaku di belakangnya
Di dinding Masjid, kubaca namamu bertaut dengan namaku--hanya berjarak satu spasi--sebagai panitia pada sebuah acara
Pada waktu yg terus berjalan, ingin anganku terbakar, lantaran aku hanya lelaki biasa, jauh dari kata istimewa, yang jika namaku diselipkan dengan namamu, tak menambah kewibawaanmu
Dari rahimmu, anak-anak kitapun lahir selang seling: perempuan, lelaki, dan perempuan kembali. Lalu memberi mereka nama-nama yang sungguh menawan. Di belakang nama-nama mereka diselipkan namaku. Aku bergetar, terdengar sangat aduhai. Mungkin beginilah cara Tuhan mengganti ingin anganku yang pernah terbakar
Kelak, ketika mereka ditakdirkan menjadi orang besar, sedang aku telah tiada, maka saat orang-orang membaca namanya, namakupun terbawa, seolah aku selalu ada, selamanya
Air Tawar, Padang, 10 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H