Mohon tunggu...
Sirajul Huda
Sirajul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Guru les rumahan

Seorang ayah yang selalu berjuang menghebatkan anaknya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Cacing Menjadi Ular Naga

24 September 2022   07:45 Diperbarui: 24 September 2022   22:31 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi meja makan. Sumber: Pexels.com/Kristina Gain 

Telah lama Ibu berakrab-akrab dengan kesusahan
Kadang semangkok nasi terhidang di meja makan tanpa teman
Kadang ikan yang selesai dimasak, belum bisa dimakan, menunggu beras saat Ayah pulang

Kita tak akan mati, kata Ibu, jika cinta diantara sesama tak berjarak

Jika salah seorang dari kalian makan duluan, tinggalkan jatah saudaramu yang belakangan. Jika diantara kalian punya kelapangan, longgarkan kesempitan saudaramu yang lain

Pada usia Ibu yang semakin menua, cacing-cacing peliharaannya, satu persatu berubah menjadi ular naga

Mungkin saatnya Ibu berakrab-akrab dengan kebahagiaan

Air Tawar, Padang, 24 September 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun