Mohon tunggu...
Sirajuddin Abdul Wahab
Sirajuddin Abdul Wahab Mohon Tunggu... -

Organisasi: DPP Partai Golkar 2009-2014 SekJend DPP Barisan Muda Kosgoro 1957 (2010-2015) Ketua DPP KNPI 2008-2011 Ketua DPP AMPI 2010-2015

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jawaban Surat Terbuka Frans Magnis Suseno SJ

5 Juli 2014   02:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:26 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jawaban Surat Terbuka
Frans Magnis Suseno SJ
Oleh : Sirajuddin Abdul Wahab
Maaf sebelumnya, dibulan puasa ini pun saya menjawab surat Bapak Frans Magnis Suseno SJ, sebagai bentuk keberpihakan saya terhadap Calon Presiden RI Bapak Prabowo Subianto. Dan tanpa mengurangi rasa hormat saya ke Bapak Frans Magnis Suseno SJ, apabila dalam balasan surat ini ada penggunaan kata Anda, tidak ada niat apapun utk tidak menghargai Bapak, kata Anda utk mempermudah penyampaian dalam tulisan, krn saya menyadari bahwa Bapak adalah Tokoh Agama/Rohaniawan Katolik, Budayawan dan secara usia jauh lebih tua dari saya, sekali lagi saya ucapkan kata maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kata Anda dalam menyapa Bapak.
Membaca surat terbuka Bapak yang ditujukan buat Capres Prabowo Subianto terlihat dengan jelas diksi dari muatan surat anda tersebut, begitu provokatif dan terkesan menyudutkan Islam, dan terbaca dalam muatan surat anda menujukan keberpihakan yang begitu membabibuta, dimana menempatkan Islam sebagai agama yang menganut kekerasan dan tidak menghargai perbedaan.
Kalaupun Bapak Frans Magnis Suseno SJ tidak mendukung Capres Prabowo Subianto, dan mendukung Capres Joko Widodo itu adalah hak politik anda sebagai warga negara, yang diberikan kebebasan oleh konstitusi.
Bapak tidak mendukung Prabowo Subianto dikarenakan kekhawatiran Bapak yang sangat berlebihan, Bapak men-duduk-an adanya dukungan kelompok garis keras Islam yang mendukung Capres Prabowo Subianto sebagai upaya capaian yang belum tercapai? Dan mengaitkan pernyataan Bapak Amin Rais; secara eksplisit pertarungan "Prabowo - Jokowi di-barat-kan perang badar".
Sedangkan pernyataan tersebut sudah diklarifikasi oleh Amin Rais secara gamblang apa yang beliau maksudkan, munculnya istilah kata perang badar dengan tidak menempatkan pertarungan Capres Prabowo - Jokowi sebagai perang badar. (Baca: Klarifikasi Amin Rais terkait istilah Perang Badar).
Namun Bapak tidak memaknainya secara mendalam, malah menggambarkan ucapan tersebut sebagai harapan bagi kelompok garis keras Islam. Walaupun Anda tidak menjelaskan harapan apa atas pernyataan itu? Kalau boleh saya terjemahkan alur pernyataan Anda yg tidak jelas tersebut sebagai wujud dari ketakutan (islam phobia), akan semakin bebasnya kelompok Islam garis keras untuk melakukan tindakan anarkis/kekerasan terhadap keyakinan diluar dari keyakinan Islam dan anti pancasila/anti pluralisme, kalau itu yang Anda maksud; saya katakan Anda keliru besar, justru pikiran Anda-lah yang mengarah pada pikiran Rasis dan Anti Islam.
Sejauh pengetahuan saya akan sejarah kelahiran NKRI tidak pernah diklaim oleh satu agama (Islam), yang memiliki kontribusi tunggal atas kemerdekaan Indonesia, semua agama yang ada di Indonesia memilki andil yang sama dalam me-merdeka-kan bangsa Indonesia. Walaupun Islam adalah mayoritas agama yang dianut oleh rakyat Indonesia, namun saya meyakini bahwa, mayoritas umat Islam Indonesia memiliki komitmen yang kuat atas ke-bhineka-an, karena itu merupakan anugerah yang Allah SWT berikan kepada bangsa Indonesia. Karena Islam mengajarkan cinta damai, menghargai perbedaan dan Islam adalah Rahmatan Lillalamin.
Sejarah pun mencatat, bangsa Indonesia telah banyak melewati fase ujian dan cobaan terhadap ancaman perpecahan, baik itu yang berskala lokal maupun nasional; Sejarah kelam G-30S PKI, pertikaian ber-aroma SARA di Poso & Ambon, Bom Bali, Bom Kedubes Australia, Bom Hotel JW Mariot, Konflik Aceh, OPM di Papua, RMS di Maluku, dan masih banyak konflik-konflik lainnya. Alhamdulillah bangsa Indonesia mampu melewatinya dengan baik. Itu semua mencerminkan kuatnya komitmen Negara serta rakyat Indonesia akan Pancasila & Bhineka Tunggal Ika.
Kekhawatiran Bapak akan adanya gerakannya Islam garis keras yang mengancam per-semai-an pluralitas dan kebebasan beragama di atas tanah air Indonesia, terbantahkan dengan sendirinya, karena itu telah terpatri dalam hati sanubari rakyat Indonesia yang mayoritas pemeluk agama Islam, karena Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan dan anti perbedaan, justru Islam menolak dengan keras adanya tindakan yang mengatasnamakan Islam untuk melakukan aksi kekerasan/anarkis terhadap perbedaan keyakinan, karena Islam cinta damai dan Islam menghargai perbedaan.
Pernyataan Bapak dalam surat terbuka;
Saya tidak meragukan bahwa Pak Prabowo, sama seperti Pak Joko Widodo, mau menyelamatkan bangsa Indonesia. Saya tidak meragukan bahwa ia mau mendasarkan diri pada Pancasila. Saya tidak menuduh Beliau antipluralis. Saya tidak meragukan iktikat baik Prabowo sendiri. (Kutipan surat Frans Magnis Suseno SJ)
Sesungguhnya Bapak tidak meragukan komitmen Capres Prabowo Subianto terhadap Pancasila, Pluralisme dan mau menyelamatkan bangsa Indonesia. Kalau Bapak meyakini itu ada dalam diri Prabowo, seharusnya semua kekhawatiran Bapak tidak perlu ditakutkan, apalagi sampai mengkhawatirkan adanya gerakan ekstrimis Islam garis keras di Indonesia, yang mengatasnamakan agama untuk merusak toleransi dan tatanan sosial yang telah terbangun dengan baik.
Justru saya ingin bertanya? Siapa pihak-pihak garis keras itu yang anda maksudkan? Apakah FPI, Amin Rais atau PKS & PPP? Kalau itu yang anda maksud; Sejauh yang saya ketahui FPI bukanlah organisasi yang terlarang seperti PKI ataupun organisasi Islam yang ingin mendirikan Negara Islam, FPI mengakui Pancasila sebagai dasar Negara. Dan dalam aktifitas sosial dan syiar Islam-nya pun FPI tidak pernah mengancam Pluralitas atau Pancasila sebagai dasar Negara. Apalagi Amin Rais yang tidak pernah kita sangsikan ke-indonesia-an nya, beliau adalah salah satu tokoh kunci dalam Reformasi 98, Mantan Ketua MPR dan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, dimana Organisasi Muhammadiyah memiliki sejarah panjang tentang kemerdekaan Indonesia, serta kontribusi nya terhadap pembangunan SDM Indonesia melalui dunia pendidikan, kesehatan dan peradaban Indonesia begitu besar, apakah Bapak menyangsikan beliau? Begitupun dengan PKS & PPP, kedua Partai Politik tersebut adalah Partai yang terbuka, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. Kenapa Bapak harus meng-khawatirkan-nya?
Dan saya meyakini jika nanti Prabowo Subianto jadi Presiden RI, beliau tidak akan menjadikan beban sebagai upaya pay-back-time, apalagi tersendara oleh kelompok-kelompok garis keras yang anda tuduhkan itu. Karena sosok Prabowo tidak akan membiarkan tindakan apapun yang bisa mengancam keutuhan & ke-harmonis-an bangsa Indonesia, demi membayar hutang atas dukungan itu!!!
Mengenai pertanyaan atau pernyataan Bapak terhadap Manifesto Partai Gerindra biarlah itu menjadi tanggungjawab Partai Gerindra untuk menjawabnya.
Berkaitan dengan pemurnian ajaran agama, saya rasa tidak ada bertentangan dengan Pancasila, krn itu sudah menjadi kewajiban bagi setiap individu pemeluk agama, sehingga agama menjadi pedoman dan pola tindak bagi setiap pemeluknya. Krn agama manapun pasti mengajarkan nilai-nilai kemurnian itu.
Mengenai Ahmadiyah, Syiah, Taman Eden dan kelompok-kelompok Kepercayaan, biarkan itu menjadi ranah pemerintah untuk menyelesaikannya. Dan negara menjamin setiap warga negaranya utk memeluk agama dan kepercayaannya masing2, semasih kepercayaan itu tidak bertentangan dengan Pancasila, Agama yang diakui oleh negara, dan tidak meresahkan masyarakat. Saya setuju tindakan pembantaian dan kekerasan atas nama agama kita harus menolak dengan keras, krn itu tindakan yang keji dan keluar dari prinsip2 kemanusiaan dan ajaran Agama itu sendiri.
Rekam jejak dan latar belakang seorang calon pemimpin wajib hukumnya utk kita ketahui, saya rasa Prabowo Subianto memiliki latar belakang yang sangat jelas dan terang benderang, Prabowo anak Begawan Ekonomi Indonesia Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, Mantan Menteri, Pendiri Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, cucu dari Pahlawan Kemerdekaan Indonesia Sumargono, salah satu anggota BPUPKI, Pendiri Bank Negara Indonesia (BNI 46), cicit buyut dari Raden Tumenggung Banyakwide atau lebih dikenal dengan sebutan Panglima Banyakwide, pengikut setia dari Pangeran Diponegoro, anak dari asisten Wedana Banyumas. Apakah masih kita sangsikan Merah Putih-nya Prabowo Subianto? Sedangkan saya tidak memiliki preferensi terhadap Capres Joko Widodo yang Bapak dukung, seperti apa latar belakang nya?
Persoalan pelanggaran HAM 98 yang selalu dialamatkan kepada Prabowo Subianto, saya percaya Prabowo tidak melakukan itu, terbukti sampai saat ini, tidak ada satupun proses pengadilan atau apapun namanaya yang membuktikan bahwa Prabowo sebagai pelaku penculikan. Issue HAM selalu menjadi komoditas politik yang empuk, dalam rangka Black Campaign terhadap Capres Prabowo Subianto. Kalau Bapak atau siapapun di Republik ini memiliki data dan fakta terhadap Pelanggaran HAM 98 yang dilakukan oleh Prabowo Subianto, silahkan anda laporkan pada pihak berwenang (Kepolisian, Kejaksaan & Komnas HAM), sehingga issue Pelanggaran HAM tidak menjadi fitnah semata.
Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, sedikit saya ingin bercerita kepada Bapak; Saya lahir di ujungngnya Nusa Tenggara Barat, tepat di Kabupaten Bima, Kecamatan Bolo Desa Rato. Saya dibersarkan oleh kedua orang tua yang beragama Islam dan didukung oleh lingkungan yang islami, penduduk Kabupaten Bima, hampir 99% menganut agama Islam, Bapak bisa bayangkan bagaimana kami dibesarkan dan di didik dengan nilai-nilai agama yang kuat. Hampir tidak pernah kami berinteraksi secara sosial dengan teman atau siapapun yang beragama diluar dari Islam, sehingga saya atau pada umumnya masyarakat Bima tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan yang detail tentang hidup bersama dalam perbedaan keyakinan. Namun perlu Anda ketahui, orang tua kami, lingkungan kami tidak pernah sedikitpun mengajarkan atau menanamkan tentang nilai-nilai kekerasan terhadap perbedaan keyakinan, dan tidak pernah kami diajarkan utk membeci sesama manusia. Saya memiliki keyakinan, semua orang tua dibumi pertiwi ini pasti mengajarkan hal yang sama pada anak2nya, tentang cinta damai dan menghargai perbedaan. Anda tidak perlu ragu kepada kami yang dilahirkan dari rahim orang tua yang Islam. Mengalir deras dalam darah kami tentang Bhineka Tunggal Ika dan Indonesia tetap menjadi Negara Pancasila yang Abadi....Amiiiin.
Jakarta, 4 Juli 2014
Sirajuddin Abdul Wahab
Koordinator Gerakan Merah Putih Bersatu
Untuk Indonesia Bangkit!!!
Tolak Prabowo, Romo Magnis Tuding Amien Rais Pembuat Jelas Dukungan Islam Garis Keras ke Prabowo | Republika Online Mobile
http://m.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/07/02/n82lli-tolak-prabowo-romo-magnis-tuding-amien-rais-pembuat-jelas-dukungan-islam-garis-keras-ke-prabowo#

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun