Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Propaganda Sebuah Warung Makan di Jogja, "Makan Dulu Baru Berpikir?"

4 Mei 2017   17:42 Diperbarui: 4 Mei 2017   17:54 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tom Richey, History Teacher

Satu ungkapan filosof Descartes dari Prancis, "Cogito ergo sum." Artinya, "aku berpikir maka aku ada." Tapi di Indonesia slogan Descartes bisa sedikit dipelesetkan orang. Sebagai contoh sebuah warung makan berlokasi di Jogjakarta, Jl Timoho, sebelum Jl Bimo Kurdo membuat motto kedai nasinya dengan ungkapan: "Makan Dulu Sebelum Berpikir." Sepertinya, slogan ini cocok karena daerah itu banyak kos mahasiswa. Saya sendiri beberapa kali makan di situ. Setiap saya menatap dan membaca slogan kocak itu, aku agak geli dalam hati. Namun, sayangnya, aku waktu itu tidak mengonfirmasi pemiliknya tentang petikan, "Makan Dulu Baru Berpikir."

Kalau tak salah ada gambar yang terpampang di dinding. Tapi, bukan gambar Descartes, melainkan foto Albert Einstein yang dibingkai. Bukan yang di bawah ini.

Sumber: Photo: Ferdinand Schmutzer Public domain via Wikimedia Commons dari www.nobelprize.org
Sumber: Photo: Ferdinand Schmutzer Public domain via Wikimedia Commons dari www.nobelprize.org
 Sering, aku berpikir, orang Indonesia itu sebenarnya sangat kreatif. Seperti satu pemilik warung makan di Yogyakarta itu. Sebagai tempat bersantapnya para mahasiswa yang kos di daerah Sapen Jogja. Rumah makan yang tergolong kecil itu, dengan penataan bangku seadanya, terbuat dari papan panjang. Satu dua kursi terbuat dari plastik di situ. 

Dengan harga yang tergolong murah, cocok buat harga anak kos. Maka, warung yang bersimbol Descartes hingga Einstein itu cukup laris. Cuma, itu tadi dengan motto, "Makan Dulu Baru Berpikir" menyiratkan para pengunjungnya mahasiswa kos-kosan. Apalagi tadi, desain dan tata warungnya sangat sederhana, sebelah tikungan kiri dari rel kereta api Jl Timoho, Bimo Kurdo Yogyakarta.

Motto atau slogan yang tertera di rumah makan itu, "Makan dulu baru berpikir." Kadang, sekaligus sambil makan mengingatkan saya akan tugas makalah kuliah hingga tugas akhir kuliah, tesis. Sedikit mengurangi selera makan mengingat tugas kuliah. Namun, bisa juga dengan kocak dibalik, "Makan Dulu, Baru Berpikir."

Itulah di antara propaganda satu pemilik warung nasi di Jogja, yang sampai kini membuat kenangan khas bagi saya. Cuma, aku tidak tahu apakah warung makan itu masih ada di situ? Atau jangan-jangan, slogannya sudah sobek seiring dengan waktu. Bahkan mungkin sudah berganti visi-misinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun