Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Aneh Dengar Nasihat Pekerjaan-Pernikahan dari Orang Pengangguran dan Lajang

8 April 2017   21:13 Diperbarui: 8 April 2017   21:20 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: by MercatorNet

Alkisah, seorang wanita mengeluhkan putranya yang doyan makan gula-gula kepada Nasruddin. Seraya, si wanita berharap Nasruddin sebagai tokoh bijak dapat menghentikan ketagihan makan gula-gula putranya tadi. Secara bijak Nasruddin mengatakan akan berupaya menasihatinya. Tapi, datanglah kalian dua minggu setelah ini. Singkat cerita, dua minggu kemudian si wanita dan putranya menemui Nasruddin. Nasruddin ngomong kepada si anak, "Nak, berhentilah makan gula-gula!" 

Mendengar nasihat pendek itu, si wanita agak protes kepada Nasruddin. "Kalau cuma itu, kenapa kami harus menunggu sampai dua minggu. Bukankah hal itu dapat Anda katakan pada awal pertemuan lewat?" Nasruddin menjawab, "dua minggu yang lalu tak mungkin aku mengatakannya."Kenapa?" Tanya si wanita. Karena, kata Nasruddin, "aku perlu terlebih dahulu berhenti memakan gula-gula, sebelum menasihati putra Anda." 

Cerita di atas menggambarkan betapa banyak di antara kita, orang atau kita sendiri yang gemar menasihati orang lain agar baik-baik. Padahal, nasihat itu lebih pas buat diri kita dibanding kepada orang lain. Kita sepertinya terbiasa berbicara agar orang lain baik, padahal kita sendiri tak mengamalkan petuah baik itu. Nasruddin melampau kita dalam hal itu, ia tak ingin memberi nasihat. Kecualisecara reflektif ditarik ke dalam dirinya.

Betapa jamak trainer yang berupaya memotivator orang lain dalam berbagai aspek pekerjaan hingga seluk-beluk berkeluarga. Padahal, ia sendiri-si motivator menghadapi persoalan pelik. Namun, tak sekalipun, ia membaca diri dengan rendah hati. Ia sendiri tak begitu lihai menangani masalah pekerjaan dan perkawinan. 

Aku agak aneh rasanya bila mendengar orang yang berbicara tentang pekerjaan dan perkawinan ideal. Padahal, si pembicaranya tak begitu beres terkait pekerjaan dan perkawinannya. Kalau pembicara mau berendah hati menyampaikan pokok persoalannya juga tak kalah peliknya dengan para pendengar. Masih enaklah didengar. Ini tidak. Kadang, pembicara berlebihan menyampaikan pesan, seakan tak ada lagi celah kehidupannya. Penuh kesukssan karier pekerjaan dan pernikahan. Namun, sedikit saja diselidik. Rupanya, pembicara bahkan pengangguran dan masih lajang? Ahai betapa agak anehnya petuah demikian!

Aku agak aneh dan lelah mendengar petuah pekerjaan-pernikahan dari orang pengangguran dan sebetulnya masih lajang....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun