Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Benarkah Orang yang Terlampau Ekstrem Mengkritik akan Sulit Jadi Pemimpin?

12 Juni 2018   09:46 Diperbarui: 13 Juni 2018   12:39 2701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: flickr

Motivasinya bukan karena motivasi kekurangan, sehingga kepuasan utamanya tidak tergantung pada dunia luar, seperti pendapat orang lain, kebudayaan, dan hasil. Fokus utamanya pada potensi dan sumber daya yang dimilikinya untuk bertumbuh dan berkembang.

  • Kesegaran apresiasi yang berkelanjutan. Orang yang sedang mewujudkan diri mempunyai kapasitas luar biasa menghargai kehidupan dengan rasa kagum, senang, takjub, dan bahkan dengan kegembiraan yang meluap, meskipun membosankan bagi orang lain.

  • Pengalaman mistik; pengalaman puncak. Kelihatannya, orang yang mewujudkan diri yang sehat menjadi pro-sosial, memperbaiki dunia, politisi, pekerja sosial, pembaharu, dan pejuang.

  • Gemeinschaftsgefuhl (rasa bermasyarakat). Orang yang mewujudkan diri memiliki rasa identifikasi, simpati, dan kasih sayang yang mendalam, tanpa menafikan rasa amarah. Namun, umumnya orang yang mewujudkan diri mempunyai keikhlasan membantu umat manusia.

  • Hubungan interpersonal. Orang yang mewujudkan diri memiliki hubungan interpersonal yang lebih mendalam daripada kebanyakan orang.

  • Struktur watak yang demokratis. Tanpa terkecuali orang yang mewujudkan diri merupakan orang yang demokratis dalam arti yang sedalam-dalamnya.

  • Perbedaan cara dan tujuan; baik dan buruk. Orang yang mewujudkan diri sangat etis dan standar moral yang pasti dan berbuat benar. Orang yang mewujudkan diri dapat membedakan cara dan tujuan dengan jelas. Umumnya orang ini lebih berpusat pada tujuan daripada cara karena cara itu tunduk pada tujuan.

  • Rasa humor yang filosofis dan tidak bersifat permusuhan. Humor orang yang mewujudkan diri bersifat filosofis, yakni keadaan yang sebenarnya. Kalangan orang yang mewujudkan diri tidak menganggap lucu humor yang bersifat permusuhan atau humor yang menunjukkan keunggulan atau humor yang membangkang pada otoritas.

  • Kreativitas. Setiap orang yang mewujudkan diri mempunyai cara yang khas menunjukkan kreativitas, keaslian, dan daya temu.

  • Daya tahan terhadap pengaruh kebudayaan; keunggulan dari setiap kebudayaan tertentu. Orang yang mewujudkan diri menimbang mutu kebudayaan serta sikapnya otonom.

  • Hal yang tidak sempurna pada orang yang mewujudkan diri. Orang yang mewujudkan diri tidak bebas dari salah, cemas, sedih, derita, dan konflik.

  • Nilai dan perwujudan diri. Landasan kokoh bagi sistem nilai dengan sendirinya tersedia bagi orang yang mewujudkan diri karena penerimaan filosofis; sifat diri, manusiawi, sosial, alam, dan kenyataan lahiriah. Penerimaan keseluruhan itu menjadi pertimbangan pribadinya mengenai nilai sehari-hari.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
    Lihat Kebijakan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
  • LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun