Mohon tunggu...
Sipta Fredlina
Sipta Fredlina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Nama saya Sipta Firstina Fredlina, saya lahir di Trenggalek 26 Mei 2004. Saya tinggal di JL MT Haryono no 210 A Malang, Dinoyo , Jawa Timur. Hobi saya membaca, bermain musik, dan menggambar. Cita cita saya menjadi guru. Dan harapan saya untuk kedepannya adalah menjadi pribadi yang baik dan unggul untuk meraih kesuksesan di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Penerapan Konsep Logika Berfikir

31 Oktober 2023   12:18 Diperbarui: 31 Oktober 2023   12:25 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Penerapan Konsep Logika Berpikir

Oleh: Sipta Firstina Fredlina

Secara etimologis, istilah “logika” berasal dari dua kata Yunani, “logos”, yang berarti “kata benda”, dan “logike”, yang berarti “kata sifat”. Dalam istilah ini, logika didefinisikan sebagai pertimbangan akal yang disampaikan melalui kata-kata dan dinyatakan melalui bahasa. Logos juga berarti wacana, yang merupakan perpektif yang digambarkan oleh pikiran, dan logika adalah suatu proses berpikir yang sistematis yang dilakukan oleh akal. Akibatnya, kata dan pikiran sangat terkait satu sama lain, dengan kata lain, bahasa dan pikiran sangat terkait satu sama lain. Logika adalah filsafat yang mempelajari penalaran yang tepat dan hukum-hukum (Muhammad, 2013).

Berpikir adalah proses menemukan pengetahuan yang benar. Tidak selalu benar bagi setiap orang. Oleh karena itu, kegiatan yang dilakukan selama proses berfikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar dan juga berbeda. Penalaran adalah suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa pengetahuan, dan tiap jalan pikiran memiliki apa yang disebut sebagai kriteria kebenaran yang berfungsi sebagai landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Pandangannya dan tindakannya didasarkan pada pengetahuan yang dia peroleh melalui kegiatan merasa atau berpikir. Seperti yang dikatakan Pascal, hati juga mempunyai pengetahuan, tetapi penalaran menghasilkan pengetahuan yang terkait dengan kegiatan berpikir dan bukan perasaan. Jadi logika berpikir adalah kemampuan untuk memproses data, menganalisis situasi, dan membuat kesimpulan yang konsisten, rasional, dan tepat berdasarkan prinsip-prinsip logika.

Dalam logika berpikir juga diperlukan adanya penalaran yaitu suatu proses berpikir yang menghasilkan pengetahuan. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Pandangan dan tindakannya dipengaruhi oleh pengetahuan yang diperoleh melalu apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka fikirkan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang relevan dengan kegiatan mental dari pada perasaan, meskipun hati juga memiliki logika sendiri, menurut pascal. Meskipun demikian, perlu diiingat bahwa tidak semua aktivitas berpikir berdasarkan penalaran. Oleh karena itu, penalaran merupakan kegiatan berpikir yang memiliki ciri yang terlibat dalam pencarian kebenaran agar informasi yang diperoleh dari penalaran itu memiliki dasar kebenaran, alur pikirannya harus dilakukan dengan cara khusus, membuat kesimpulan yang dianggap benar. Jika penarikan keputusan dilakukan sesuai dengan cara tertentu, maka metode yang digunakan untuk mencapai kesimpulan ini dikenal sebagai logika.

Selain itu dalam logika berpikir juga diperlukan bahasa yang dapat berperan penting dan umum dalam kehidupan manusia. Orang-orang menganggap bahasa sama dengan bernafas dan berjalan, jadi mereka jarang memperhatikannya. Menurut Jujun, Ernest Cassirer menyatakan bahwa keunikan manusia bukanlah tergantung pada kemampuan berbahasa dari pada kemampuan berpikir. Bahasa dibutuhkan oleh manusia atau digunakan untuk tujuan tertentu sebagai alat komunikasi atau fungsi komunikatif dan alat budaya yang menyatukan orang-orang yang menggunakan bahasa ini atau fungsi yang konsisten. Fungsi komunikasi terdiri dari tiga komponen bahasa yang digunakan yaitu untuk mengkomunikasikan perasaan, sikap, dan buah pikiran (komponen penalaran). Bahasa dipengaruhi oleh ketiga komponen bahasa ini. Komunikasi ilmiah bertujuan untuk berbagi data yang terdiri dari pengetahuan.

Ada tiga konsep pokok dalam logika yaitu logisme, silogisme, dan falasi. Logisme yaitu suatu metode yang digunakan untuk membuat argument dan kesimpualan berdasarkan prinsip logika. Adapun aspek yang terkait dari logisme yaitu premis, kesimpualan, deduktif dan induktif, validitas dan kebenaran, Selanjutnya silogisme yaitu jenis argument yang terdiri dari dua proposisi (pernyataan) yang disebut premis dan kesimpulan. Argumen ini berjalan menurut pola logika tertentu, di mana kesimpulan dapat ditarik dari dua premis. Premis pertama dikenal sebagai premis utama, adalah pernyataan umum yang memberikan konteks atau basis untuk argumen. Misalnya “semua manusia adalah makhluk moral”. Premis kedua disebut sebagai premis minor, adalah pernyataan khusus yang berkaitan dengan premis pertama. Misalnya, Socrates adalah seorang manusia. Selanjutnya pernyataan yang ditarik dari kedua premis tersebut disebut kesimpulan. Dalam kasus yang telah disebutkan sebelumnya dari premis satu dan dua dapat menarik kesimpulan yaitu Socrates adalah makhluk moral.

Logika membantu orang-orang yang mempelajarinya berpikir secara logis, kritis, konsistensi, teratur, metodis, dan koheran, serta memperbaiki kemampuan berpikir secara abstrak dan cermat. Meningkatkan kecerdasan dan meningkatkan kemampuan untuk berpikir kritis dan mandiri. Memaksa mendorong pemikiran kritis dengan menggunakan asas-asas sistematis yang meningkatkan rasa hormat terhadap kebenaran dan menghindari kesalahan mental, kekeliruan, dan kesesatan. Kemampuan untuk menganalisis situasi penjelasan.

Logika berpikir ini sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar manusia terbiasa untuk membangun kehidupan yang baik dengan selalu berpikir positif, dan peduli terhadap segala sesuatu. Oleh karena itu logika berpikir dapat diterapkan di setiap ilmu agar dapat memecahkan suatu masalah dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Asrobuanam, S & Sumaji. (2020). Peran Logika Dalam Berpikir Kritis. Jurnal Silogisme. 5(2). 84-94.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun