Mohon tunggu...
sipipitkecil
sipipitkecil Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keputusan Sang Induk Banteng Mempengaruhi Populasi Banteng atau Pohon Beringin di Masa Depan

12 Agustus 2016   22:23 Diperbarui: 12 Agustus 2016   22:56 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari-hari ini hampir setiap media ‘ribut’ dan berspekulasi soal siapa yang akan diusung partai berlambang banteng ini di pilkada DKI nanti. Mengutip komentar sana sini, pendapat ahli, setiap pergerakan politik langsung dianalisa, termasuk mencomot potongan kalimat yang diucapkan tokoh-tokoh yang sedang menjadi sorotan dan menggorengnya menjadi berita panas dan garing, kalau perlu ditambah bumbu sana sini, agar renyah dan krispi sajian berita di mata publik. Saya termasuk yang tergoda menyantap hidangan-hidangan berita itu, setelah dicerna dengan bantuan enzim logika, perasaan, insting dan sedikit pengalaman pribadi, hasilnya tulisan ini ;)

Megawati Sang Induk Betina Banteng dan Kekaisarannya

Tidak dibangun dengan mudah. Kita semua tahu bagaimana perjuangan dan ketidakadilan di masa regim orde baru terhadapnya, namun mungkin darah seorang proklamator dan Bapak bangsa yang mengalir di tubuh sang induk betina banteng, membuatnya bertahan. Dan angin segar setelah regim lama tumbang, juga membantunya mengembangkan kekuasaan dan wilayahnya mencapai posisi seperti sekarang, dimana hari-hari ini hampir semua partai mengharapkan dapat bergandengan tangan dengannya.

Sang Induk Betina Banteng Yang Piawai Mencari Banteng Terbaik

Salah satu kelebihan partai ini adalah pintar menjaring dan mendukung pemimpin-pemimpin yang bagus untuk menjadi kepala daerah, bahkan salah satunya adalah kepala negara kita. Ini juga menjadi salah satu sebab sang banteng mendapat porsi yang cukup lumayan dari kue suara di pemilu.

Selain itu, kader-kadernya juga terkenal sangat setia dan ‘nurut’ kepada titah sang induk. Rata-rata orang-orangnya pun menurut penulis terlihat cukup baik dan tidak terlihat culas dan licik seperti orang-orang di beberapa partai tertentu. Itulah sebabnya, walaupun hampir tidak mengenal seluk beluk partai ini, penulis hampir selalu menusuk kepala banteng ini di beberapa kali pemilu, hanya pernah 2 x berganti menusuk yang lain, gara-gara terpesona dengan tampang kebapakan dan suara yang meneduhkan dari penguasa yang dulu. Namun kembali menusuk kepala banteng, setelah sang induk banteng mendukung pemimpin berwajah ndeso yang keliatan jujur dan berhati bersih. (Mungkin penulis mengwakili sebagian besar rakyat).

Kerajaan Lain Mengamati Dan Mencari Strategi & Siasat Terbaik

Semua melihat yang memiliki wilayah terluas (suara terbanyak di pemilu), apalagi pemerintahan pusat juga dipegang oleh orang-orang dari kekaisaran banteng ini. Mereka berkata dalam hati “ bagaimana merebut kekuasaannya atau paling tidak beberapa wilayahnya ...”

Berbagai siasat dan strategi dilakukan, termasuk membentuk berbagai aliansi untuk saling memperkuat diri memenangkan pertempuran. Nah pertempuran pertama yang paling diincar adalah pilkada DKI ini. Karena ini adalah benteng pertama pertahanan.

Ahok Adalah Benteng Yang Bukan Banteng

Si Gubernur Ahok, sang raja kecil di wilayah yang sangat strategis, bagaikan seorang pendekar yang pedangnya siap menebas orang-orang yang bermata hijau yang bermain mata dan tangan untuk menumpuk pundi-pundi emasnya. Dia yang juga sangat cepat bergerak dan membentuk pasukan yang juga bergerak cepat membersihkan, menata, dan membangun wilayahnya, yang semakin hari terasa semakin berbeda. Banyak orang yang membencinya, sakit hati padanya karena sulit menimbun pundi-pundi emas yang merugikan rakyat dan penguasa sejak dia menjadi raja di sana, termakan ucapannya yang pedas tanpa pandang bulu, iri hati atau semata tidak mampu mengikuti gaya dan kecepatan kerjanya. Musuh berusaha menjatuhkannya dengan segala cara dan bermacam jurus, namun tak juga bisa kalahkan jurus sang gubernur. Beruntunglah, banyak juga yang menaruh hormat, kagum, dan terinspirasi olehnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun