Pernah mendengar sebuah kota bernama Batumi? Salah satu kota modern di Laut Hitam yang menyimpang berbagai tempat wisata dan pengalaman baru bagi para penjelajah dunia.
Saya berkunjung pertama kali ke Kota Batumi para tanggal 28 September 2009, tepatnya satu tahun lebih satu bulan setelah perang Russo-Georgian. Bagi para peminat sejarah, perang Russo-Georgian merupakan Perang Eropa pertama di abad 21. Perang ini melibatkan pertempuran antara Georgia, Rusia, dan Republik Ossetia Selatan yang mendapat dukungan Rusia saat memproklamasi kemerdekaannya dan Abkhazia. Perang Russo-Georgian berlangsung pada bulan Agustus 2008 dan terjadi di wilayah penting Transcaucasia.
Meskipun kota ini bisa dibilang kota modern, tapi saya masih menemukan berbagai bangunan tua abad ke-19. Bangunan-bangunan tua bersejarah ini merupakan bagian dari kota tua Batumi. Bangunan-bangunan ini menjadi tempat wisata yang menarik ketika berkunjung ke Batumi.
Perang yang menghabiskan banyak energi bagi negara Georgia ketika saya berkunjung pada tahun 2009. Saya menemukan banyak infrastruktur terutama jalan yang rusak. Saya masih ingat saat itu banyak anak kecil yang meminta-minta uang pada turis. Tidak segan saat ingin mendapatkan uang 1 USD, mereka tidak rela bergelantungan di kaki saya.
Di Kota Batumi, saya sempat berkunjung ke Alun-Alun Europe (Europe Square). Di alun-alun ini saya bisa melihat berbagai gedung tua peninggalan abad ke-19. Ketika itu Kota Batumi merupakan kota pelabuhan bebas yang menjadi rute pengiriman minyak Kaspia ke Eropa. Kota ini berkembang berkat investasi dari berbagai orang Eropa seperti Nobel dan Rothschild.
Dalam mitologi Yunani, Medea adalah putri dari Raja Aieti. Ia adalah raja di Kolkheti yang saat ini wilayah tersebut dikenal sebagai Georgia Barat. Kisahnya adalah Medea membantu Jason, pemimpin Argonauts, untuk mencuri bulu domba emas dari ayahnya. Bulu domba emas merupakan simbol kekuasaan dan kerajaan.
Orang-orang Kolkheti saat itu memang dikenal mempunyai keahlian dalam mengolah logam, jauh sebelum keterampilan itu dikenal oleh orang-orang Eropa. Hal inilah yang menarik para pedagang dan petualang dari Yunani, salah satunya Jason pemimpin Argonauts untuk mencari sumber alam terutama emas. Legenda Jason dan bulu domba emas terkait erat dengan cara orang Kolkheti dalam mengolah emas. Bulu domba yang dilekatkan di kayu menyebabkan partikel emas melekat ketika diletakkan di sungai. Bulu domba itu kemudian digantung dan dikeringkan kemudian disisir agar partikel emas tersebut keluar.
Ilia Chavchavadze memperjuangkan kebangkitan penggunaan Bahasa Georgia, budaya sastra Georgia, dan kebangkitan negara Georgia. Dia dibunuh pada tahun 1907 dalam perjalanan dari Tbilisi ke Saguramo.
Penyelidikan dilakukan pemerintah Soviet dan menyimpulkan bahwa polisi rahasia Tsar telah terlibat dalam pembunuhan. Akan tetapi dengan berbagai penemuan dokumen baru, pembunuhan Ilia Chavchavadze rupanya dilakukan oleh faksi Menshevik dan Bolshevik dari Partai Sosial Demokrat. Alasannya karena Ilia Chavchavadze mengecam pandangan revolusioner mereka.
Kunjungan saya pertama kali ke Kota Batumi menggunakan jaket dengan tulisan “Holland”. Pantas saja para penduduk saat itu melihat saya menggunakan jaket berwarna oranye khas negeri belanda datang menyapa dan berkata bahwa ibu negara Georgia juga berasal dari Belanda.