Sebagai orang Indonesia yang tinggal di negara tropis, jarang sekali bisa merasakan seperti apa hujan es itu. Bertahun-tahun lalu memang sempat terjadi hujan es di Jakarta, saat itu tante saya menceritakan bagaimana suasana di rumahnya di daerah Bintaro Jaya saat hujan es terjadi. Akan tetapi mengalami pengalaman hujan es seperti apa, itu yang tidak pernah saya alami sebelum mengunjungi Kota Sochi, Russia. Kota Juneau adalah kota pertama saya bisa merasakan salju dan melihat salju, Kota New York adalah kota pertama saya melihat air membeku di jalanan, Kota Skagway adalah kota pertama saya merasakan hujan salju dan Kota Sochi adalah kota pertama saya mengalami hujan es.Â
Langit mendadak menjadi hitam dan suhu udara menjadi lebih dingin setelah itu turunlah es dari langit sebesar kelereng dan bahkan ada yang hampir sebesar bola golf. Berhubung hujan es peristiwa yang langka maka saya kemudian bermain di tengah-tengah hujan es sampai akhirnya salah satu penduduk kota ini menarik saya untuk berlindung di bawah atap sebuah gedung. Dengan bahasa inggris yang terbata, dia menginformasikan bahwa hujan es bisa sangat berbahaya.
Pada tahun 2014, Sochi menyelenggarakan
XXII Olympic Winter Games atau Olimpiade Musim Dingin. Kota ini adalah salah satu kota di  Krasnodar Krai, Russia dan berada di laut hitam dekat dengan perbatasan antara Georgia dan Russia. Kota Sochi sendiri termasuk daerah subtropis dengan udara yang hangat dan panas pada musim panas serta udara yang sejuk pada musim dingin. Di kota ini banyak ditemukan
patung-patung serta penduduk yang ramah. Kegiatan yang saya lakukan di kota ini adalah berkeliling kota, belanja atau menikmati
taman yang indah di dekat pusat kota.
Di tempat ini banyak ditemukan tempat pusat perbelanjaan, toko-toko dan cafe. Salah satu tempat yang juga menarik ketika berbelanja adalah pasar jalanan yang juga pernah saya temukan ketika saya melakukan perjalanan di Kota Paris. Saya mengunjungi pasar di Kota Sochi saat itu untuk mencari hadiah bagi Thom dan Gina Faulkner serta Deborah Plewis. Setidaknya di sana saya menemukan beberapa kaktus kecil yang bisa saya hadiahkan untuk mereka. Deborah atau Debbie Plewis adalah
Event Manager saat saya bekerja di kapal pesiar Ms. Prinsendam. Orangnya sangat ramah dan baik hati selain itu dia juga orang yang apa adanya. Sebelum saya meninggalkan kapal ini menuju Ms. Rotterdam, Debbie memberikan berbagai kenang-kenangan tas dan jaket. Thom dan Gina Faulkner,
Cruise Consultant juga orang yang sangat ramah. Setiap hari saya selalu melihat mereka di atas kapal dan menyapa para tamu dan crew dengan senyumnya. Mereka adalah pasangan suami istri yang ramah dan sangat bersahabat.
Sochi Art Museum (dokpri)
Di sini ada beberapa tempat menarik yang bisa saya kunjungi. Kota ini banyak ditemukan taman, patung-patung serta lingkungan kota modern yang masih mempertahankan pepohonan di sekitarnya. Tidak jauh dari
Ulitsa Ordzhonikidze, ada sebuah alun-alun yang diberi nama
The Square of Art. Alun-alun ini terletak di depan
Sochi Art Museum. Di sini saya bisa melihat jalan-jalan kecil yang nyaman mengelilingi
museum dengan berbagai patung yang sangat menarik. Sayangnya saat itu saya tidak sempat untuk mengunjungi museum untuk melihat koleksi yang berada di
Sochi Art Museum, pasti banyak karya
seni terbaik di kota ini yang bisa saya saksikan disana jika berkesempatan kembali mengunjungi kota ini
.Â
The Square of Art (dokpri)
Tidak jauh dari Museum
Seni Sochi, saya menemukan
The Monument of the Archangel atau Monumen Malaikat Agung Michael yang dibangun pada tahun 2006. Malaikat Agung Michael merupakan pelindung Kota Sochi dan terbuat dari perunggu dengan tinggi 7 meter serta bersandar pada podium lima meter yang terbuat dari batu granit. Monumen ini dibuat untuk mengenang para prajurit yang tewas selama Perang Kaukasia. Dekat dengan
Ulitsa Moskvina dan
Ulitsa Ordzhonikidze, saya menemukan sebuah
Gereja Orthodox yang tertua di Kota Sochi dan seluruh wilayah laut mati yang disebut
The Cathedral of St. Michael. Gereja ini dibangun sebagai peringatan berakhirnya Perang Kaukasia pada tahun 1864. Gereja ini dibangun dari tahun 1874 dan 1890 dan sempat diabaikan pada era Uni Soviet.
The Monument of the Archangel Michael (dokpri)
Beberapa tempat lain yang juga saya kunjungi adalah sebuah komplek peringatan untuk para dokter dan perawat yang bekerja untuk menyelamatkan nyawa para korban yang terluka saat Perang Dunia II. Russia menyebutnya  sebagai
The Great Patriotic War. Ada beberapa taman yang bisa saya temui di sekitar kota ini yaitu
Riviera Park,
Frunze Park dan
Komsomol Park. Â
Frunze Park dan
Komsomol Park merupakan taman tertua di Kota Sochi. Di
Komsomol Park, saya bisa menemukan air mancur yang dikenal dengan
Two Anchors. Dua jangkar kapal ini dibuat pada abad ke-19 dan biasanya digunakan untuk kapal-kapal militer Russia. Di
Frunze Park, saya menemukan Teater Musim Panas yang dibangun pada tahun 1937.
Frunze Park sendiri dibangun sebelum Revolusi Komunis dan disini bisa ditemukan air mancur yang unik.
Demikian petualangan saya di Kota Sochi. Sebuah kota yang sangat menarik dengan berbagai penduduk yang ramah. Di sini saya menemukan sebuah pola pikir baru tentang Russia yang kerapkali menjadi pihak yang kalah dalam film-film Hollywood atau digambarkan sebagai penjahat. Sochi itu kota yang indah dan penduduknya juga ramah dan baik hati. Saya bisa melihat banyak sisi baik dari sebuah negara yang katanya komunis dan otoriter. Apa yang digambarkan di film tidak sepenuhnya benar dan yang saya temukan di kota ini tidak kalah menariknya dengan perjalan saya ke St. Petersburg, Russia.
Salam, Si Penjelajah Dunia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya