Mohon tunggu...
Si Penjelajah Dunia
Si Penjelajah Dunia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Regional Manager

Saya alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, pada tahun 2008 sampai 2012 bekerja di atas kapal pesiar Holland America Line-Dianthus International. Saat ini saya telah selesai memperoleh gelar Magister Humaniora di STF Driyarkara. Selamat menikmati kisah-kisah di berbagai kota yang sempat saya kunjungi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cerita tentang Air Mancur Saint-Michel, Paris

19 Oktober 2016   10:22 Diperbarui: 19 Oktober 2016   10:58 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak yang menarik yang saya temukan dalam perjalanan di kota Paris. Sama halnya dengan Kota Roma, di setiap sisi kota tersebut kita bisa menemukan berbagai warisan sejarah entah itu seni, politik, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Setelah mengunjungi Musee de Cluny, saya melintasi Boulevard Saint Michel ke arah Sungai Seine. Sebelum sampai di Katedral terkenal di kota Paris yaitu Katedral Notre-Dame, di sisi kiri jalan saya menemukan salah satu landmark yang terkenal di kota Paris yaitu air mancur Saint Michel.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
 

Air mancur ini adalah bagian dari projek rekonstruksi kota Paris di bawah pengawasan Baron Haussmann selama kekaisaran kedua di Perancis. Pada tahun 1855, Haussmann menyelesaikan boulevard yang sangat besar yang awalnya disebut sebagai Boulevard de Sébastopol-rive-gauche atau sekarang disebut sebagai Boulevard Saint Michel. Gabriel Davioud adalah nama arsitek yang merancang air mancur ini pada tahun 1856.

Gabriel Davioud mendedikasikan rancangannya untuk perdamaian dan meletakkan rancangannya di pusat alun-alun. Setelah berbagai macam perubahan rancangan, pada Juni 1958 dimulailah pembangunan air mancur Saint Michel di mana tokoh utamanya adalah Malaikat Agung Michael yang sedang bertarung dengan iblis. Patung tersebut diresmikan pada 15 Agustus 1860.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Saya cukup berkesan dengan berbagai peninggalan yang ada di kota Paris dan bagaimana mereka merawat berbagai peninggalan bersejarahnya. Meski selama tahun 1871 terjadi berbagai pemberontakan yang mengakibatkan kerusakan pada patung tersebut serta simbol-simbol lain dari Louis Napoleon, Davioud memperbaiki air mancur tersebut pada 1893 dan masih berdiri sampai saat ini.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Bagaimana refleksi saya melihat Indonesia? Di setiap sudut kota Jakarta ada berbagai tempat yang menarik yang bisa saya temukan, akan tetapi sayangnya tempat-tempat itu tidak dirawat. Contohnya Patung Selamat Datang di Bunderan Hotel Indonesia, kerap dijadikan lokasi untuk demo dan tidak heran setelah demo, saya banyak melihat sampah berhamburan dan taman yang sudah berantakan terinjak. Atau saat saya mengunjungi Monumen Nasional, tidak heran setiap akhir pekan taman indah di Monas penuh dengan sampah dan banyak pedagang kaki lima yang menambah sembrawut peninggalan bersejarah. Saat ditertibkan dan direleokasi agar bisa rapih, malah ngamuk dan tidak segan merusak yang ada di dalamnya. Mari kita jaga tempat bersejarah yang ada di sudut-sudut kota kita.

Salam, Si Penjelajah Dunia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun