Setelah beberapa bulan tidak mengunjungi Bogor, Sabtu 4 Maret lalu saya kembali menginjakkan kaki di kota hujan tersebut. Kali ini saya tak sendiri, tapi bersama hampir 30 orang anggota KPK. Jangan kaget dulu, saya bukannya ikut rombongan para pemburu koruptor itu!. Tapi rombongan Kompasianer Penggila Kuliner, salah satu komunitas diantara sekian banyak komunitas di Kompasiana.
Berangkat dari kost teman di Kota Bambu pukul 06.10, dengan berjalan kaki saya menuju Stasiun Tanah Abang. Pukul 06.40 dari Stasiun Tanah Abang saya sudah naik kereta menuju Manggarai, tempat yang sudah ditentukan untuk berkumpul. Hanya butuh 10 menit kereta commuterline yang saya tumpangi sampai di Stasiun Manggarai. Sebagai anggota pertama yang datang, saya lalu menunggu teman-teman yang lain dengan memanfaatkan waktu yang ada untuk memotret aktifitas yang terjadi di stasiun, sambil tetap memantau posisi teman-teman lain yang masih dalam perjalanan melalui goup WA.
Dimulai dengan datangnya bung Agung Han, teman-teman lainpun berurutan tiba. Ada yang sudah kenal karena sudah lama aktif di Kompasiana, maupun yang baru dan belum kenal sama sekali, sehingga ada yang sempat menyebut saya “mbak” di group WA gara-gara nama saya Dian😊
Karena sebagian teman yang datang sudah berkumpul di teras Stasiun Manggarai, maka kami yang berada di Peron Stasiun lalu berjalan keluar untuk berbaur dengan mereka. Setelah semua berkumpul termasuk dari Bank Danamon sebagai sponsor acara KPKtripBogor ini, kami semua lalu di bagikan kartu debit Danamon Flazz. Karena dengan kartu debit serbaguna inilah, kami akan membayar tiket perjalanan dengan kereta Commuterline ke Bogor pulang pergi.
Pukul 09.30 kereta yang membawa kami menuju Bogor, mulai bergerak meninggalkan Stasiun Manggarai. Kereta cukup penuh oleh penumpang, sehingga kami semua tidak kebagian tempat duduk. Begitu juga rombongan tidak lagi utuh dalam satu gerbong. Namun dengan adanya WA semua bisa tetap terhubung dan berkomunikasi dengan segala suka dukanya naik kereta, sambil menanggapinya dengan canda dan senda gurau. Saya sendiri baru sempat duduk di stasiun terakhir menjelang Stasiun Bogor. Lumayan buat selonjoran sejenak, mengurangi capek dan pegal karena berdiri sepanjang perjalanan.
Pukul 10.30 kami sampai di Stasiun Bogor. Kehebohan perjalanan kami berlanjut saat hendak naik angkot menuju Keuken Koffie di Jalan Bangka. Sebagian rombongan berjalan menuju Taman Kopi, dekat Pasar Anyar. Sementara yang lainnya berjalan menuju jala Mayor Oking, tempat angkot ngetem. Saat bicara lewat telpon, kami yang berada di Taman Topi disuruh kembali ke Mayor Oking dan naik angkot disana. Sebagian teman mulai bergerak kembali menuju jalan Mayor Oking. Karena sudah terbiasa berjalan cepat, akhirnya saya mendahului teman yang lain.
Rupanya tanpa setahu saya rencana berubah. Dimana teman-teman yang di Taman Topi dipersilakan naik angkot dari Taman Topi menuju jalan Bangka. Saya yang tidak mengetahui perubahan ini tetap berjalan menuju jembatan penyeberangan. Sampai di atas jembatan baru saya melihat kebelakang, kosong! Tak seorangpun teman yang berada di belakang saya. Saya lalau melihat WA, rupanya teman-teman sudah pada naik angkot menuju jalan Bangka. Saya lalu disuruh menyusul dengan naik angkot 03 sendirian. Karena sudah sedikit hafal dengan kota Bogor, saya lalu naik angkot 03. Sampai di pertigaan Tugu Kujang, saya turun dari angkot. Karena kalau saya ikuti terus, angkot itu akan memutar melalui jalan tol lalu terus ke jalan Pajajaran memutar dekat masjid raya dan lewat belakang Terminal Baranang Siang, kemudian baru masuk jalan Bangka. Hal itu cukup memakan waktu juga macet, maka saya ambil keputusan mending jalan kaki dari tugu Kujang lalu belok kiri masuk jalan Bangka, sekitar 10 menit sampai Keukun Koffie. Alhamdulillah… 😊Untung acara belum mulai.
Acara dibuka oleh Kompasianer Yayat yang bertindak sebagai MC. Sebagai pembicara tampil Natasya Damayanti, e-Chanel Product Managaer, Bank Danamon. Dalam hal ini yang sedang digalakkan promosinya adalah kartu Danamon Flaz.
Mengawali presentasinya, Natasya menjelaskan bahwa kartu Danamon Flazz adalah Prepaid Card, atau bisa juga dikatakan sebagai kartu uang elektronik. Sebagaimana diketahui sekarang orang maunya serba praktis dan mudah tidak mau repot-repot apalagi memegang uang receh. Misalnya kita belanja 1000 rupiah lalu membayar dengan uang 5 ribu, maka kembaliannya adalah recehan seribu atau duaribuan. Bank Indonesia mulai 2017 ini memang mulai gencar menggalakkan pemakaian kartu prabayar, dimana Bank Indonesia meminta masyarakat mulai melakukan transaksi dengan kartu non tunai. Bank Danamon menyambutnya dengan mengeluarkan kartu Danamon Flazz. Dengan kartu prabayar Danamon Flazz maka kita dimudahkan dalam bertransaksi dan melakukan pembayaran pada merchant-merchant yang telah bergabung dan menerima pembayaran dalam melakukan transaksi dengan para konsumennya.
Diantara merchant yang telah memanfaatkan penerimaan pembayaran dengan kartu debit ini adalah Commuterline PT KAI, bus TransJakarta serta gerai toko swalayan yang kini telah melakukan ekspansi hingga ke perkampungan kota-kota besar di Indonesia.
Penerbitan kartu prabayar Danamon Flazz bekerjasama dengan cobranding Flazz, dalam hal ini Bank BCA. Lalu apa bedanya kartu Danamon Flazz dengan yang lainnya? Kartu Danamon Flaz tampil dengan gambar klub sepakbola Inggris Manchester United. Karena masyarakat Indonesia mayoritas adalah penggemar sepakbola, jadi inilah salah satu target Danamon Flazz. MU Prepaid card ini secara produk adalah unik. Bank Danamon melakukan kerjasama dengan Manchester United. Kalau sebelumnya kerjasama ini hanya terbatas pada hanya produk tertentu saja, seperti kartu kredit, debit dan tabungan. Sekarang Bank Danamon sudah boleh mengembangkan untuk berbagai produk yang terdapat di Danamon, jadi tidak hanya terbatas pada kartu kredit, debit dan sebagainya. Danamon Flazz adalah salah satu pengembangan dari produk Danamon yang bekerjasama dengan Manchester United.