Mohon tunggu...
panji kusuma
panji kusuma Mohon Tunggu... -

Penyuka buku & film spionase

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menunggu Hasil Seleksi Dirut PDAM Kota Tangerang

23 Oktober 2014   22:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:58 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seleksi pemilihan Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Benteng Kota Tangerang segera memasuki babak akhir. Dalam beberapa hari ke depan, tim seleksi pemilihan yang diketuai oleh Wakil Walikota Tangerang akan segera memutuskan siapakah sosok yang akan mengisi kursi yang ditinggalkan Ahmad Marju Kodri untuk jangka waktu empat tahun ke depan.Yang jelas, publik Kota Tangerang berharap agar figur baru itu mampu membawa PDAM Tirta Benteng bangkit dari keterpurukan.

Dalam sejarah pergantian direksi PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang, pergantian kali ini mungkin yang terasa paling spesial. Pasalnya, pergantian direksi ini sudah terlanjur kental diwarnai “suasana hangat” sejak sebelum seleksi digelar. Hal ini tidak terlepas kondisi internal di tubuh PDAM Tirta Benteng yang belakangan ternyata meninggalkan berbagai catatan minor. Mulai catatan keuangan yang acak-acakan, etos kerja pegawai yang bermasalah, serta seleksi penerimaan pegawai yang tidak rasional.

Potret PDAM Tirta Benteng

PDAM Tirta Benteng didirikan mengacu pada Perda Kota Tangerang Nomor 33 Tahun 1995. Sebagaimana perusahaan air minum di daerah lain, selain berfungsi sebagai lembaga bisnis, PDAM Tirta Benteng juga berfungsi pelayanan yang berkewajiban menyediakan air bersih bagi penduduk Kota Tangerang.

Selama berdirinya perusahaan pelat merah itu, periode 2005-2010 bisa dibilang merupakan masa keemasan PDAM Tirta Benteng. Selama kurun waktu tersebut, kinerja PDAM Tirta Benteng layak diacungi jempol. Di tengah kondisi mayoritas PDAM di Indonesia yang berujung pada kerugian parah, PDAM Tirta Benteng justru menghasilkan laba dan menyumbangkan deviden bagi kas daerah. Bahkan di tahun 2005, 2006, 2009 dan 2010, PDAM Tirta Benteng dianugerahi penghargaan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam hal penyusunan laporan keuangan oleh BPK serta sederet penghargaan lainnya.

Namun ironisnya, kisah manis perjalanan PDAM Tirta Benteng itu hanya sekadar fatamorgana yang melenakan. Memasuki tahun 2011, kinerja sesungguhnya perusahaan penyedia air bersih itu terkuak lebar-lebar. Publik dikejutkan oleh kinerja perusahaan yang berbalik 180 derajat.Keuntungan finansial yang selama ini dihasilkan justru berubah menjadi kerugian.

Sekadar membandingkan, jika di tahun 2010 PDAM Tirta Benteng masih mempeoleh pendapatan sampai Rp 9,4 miliar, pada tahun 2012 pendapatannya terjun bebas menjadi Rp 660 juta. Kondisi kas perusahaan pun jebol hanya untuk sekedar menggaji karyawan.

Seleksi PDAM Tirta Benteng, untuk Siapa?

Sebagai langkah dalam mengatasi kondisi PDAM yang kian carut marut ditengah kekosongan kepemimpinan, Walikota Tangerang Arief Wismansyah mengambil kebijakan strategis. Ia membentuk tim seleksi Direktur Utama PDAM Tirta Benteng. Ditunjuk sebagai ketua tim yaitu Wakil Walikota Tangerang, Sachrudin.

Berbeda dengan proses seleksi oleh pemerintahan sebelumnya yang cenderung tertutup, apa yang dilaksanakan oleh Tim Seleksi Dirut PDAM Tirta Benteng kali ini memang di luar kebiasaan. Demi menjaga hasil yang maksimal dan kredibilitas tinggi, Timsel menggandeng pihak ketiga, yakni dari Universitas Indonesia (UI) sebagai konsultan.

Terobosan yang dilakukan oleh Timsel, pada dasarnya sejalan dengan prinsip seleksi yang harus mengedepankan tiga azas mendasar, yakni transparansi, akuntabilitas dan objektif. Hal itu bertujuan agar sosok yang mengisi kursi Direktur Utama PDAM Tirta Benteng nantinya betul-betul sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat. Bukan sekadar figur titipan yang hanya mengedepankan kepentingan sekelompok orang.

Salah satu bukti transparansi adalah keterlibatan masyarakat termasuk kalangan legislatif dalam memantau jalannya proses seleksi yang memakan waktu lebih dari satu bulan tersebut. Bahkan, sejumlah anggota DPRD Kota Tangerang menyambangi langsung ke UI untuk melihat dari dekat bagaimana proses seleksi yang digelar di kampus Salemba.

Jerih payah yang sudah dilakukan oleh Timsel semestinya dihargai sebagai sebuah proses ikhtiar demi kemajuan PDAM Tirta Benteng ke depan. Soal siapakah yang nantinya akan terpilih menjadi Dirut PDAM Tirta Benteng periode 2014-2018, kita sebagai masyarakat tinggal menunggu.

Kita juga harus yakin, bahwa tim konsultan dari Universitas Indonesia tidak akan mempertaruhakn kredibilitasnya sebagai lembaga perguruan tinggi tekemuka di Indonesia, dengan memberikan rekomendasi abal-abal bagi Timsel. Segenap pertimbangan yang matang pasti dilakukan dalam menguji kemampuan dan kompetensi setiap kandidat.

Akhirnya, siapapun figur yang akan mengisi kekosongan Dirut PDAM Tirta Benteng, seyogyanya harus mampu membawa PDAM bangkit dari keterpurukan. Banyak pekerjaan rumah (PR) yang sudah menunggu di depan direksi baru untuk segera dituntaskan. Sehingga, impian masyarakat Kota Tangerang untuk memiliki PDAM yang sehat dan melayani seluruh lapisan bisa terwujud segera. Semoga…

[caption id="attachment_368582" align="aligncenter" width="480" caption="sumber : wikimapia.org"]

14140517011128352508
14140517011128352508
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun