Mohon tunggu...
Fachrur Rozi Nasution
Fachrur Rozi Nasution Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

>> Saya hanya lah kumpulan Hari - hari yang sesungguhnya jika hari berkurang maka berkurang juga umur saya. >> Saya sering menghabiskan waktu di depan layar laptop berjam-jam untuk online dan atau membaca ebook. >> Founder & CEO https://tokoandalan.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Pemuda Sebagai Agen Perubahan

26 Februari 2014   06:37 Diperbarui: 25 Mei 2018   07:17 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Salam Kompasiana

 

 Sudah selayaknya para pemuda bangsa ini sadar akan kondisi perekonomian kita yang sangat jauh dari kesejahteraan. Jika kita berkacamata dengan negara – negara yang memiliki kondisi serupa 10 tahun yang lau, betapa malu dan hinanya derajat kita saat ini. Bukan rahasia umum lagi jika permasalahan negeri ini diangkat ke permukaan,maka ada saja pihak – pihak tertentu yang memiliki kepentingan untuk membenamkannya kembali. Rakyat banyak yang kelaparan, banyak keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan, anak – anak putus sekolah dan bahkan tidak mampu untuk merasakan bangku sekolah, pemaksaan kerja di bawah umur karena desakan kebutuhan hidup, semua itu adalah fakta bukan karya.

 

 Dari sekitar 230 juta lebih jiwa, mustahil jika tidak ada yang ingin melihat negeri ini aman, damai, sejahtera, berpendidikan dan bermoral. Tapi dilapangan fakta membuktikan, hanya sekelompok kecil orang saja yang memikirkan nasib bangsa ini dan sisanya adalah memikirkan kepentingan pribadi dan golongannya. Ada juga yang memegang sebuah pengharapan yang besar jika suatu saat ada pemimpin yang mampu membalikkan keadaan ini. Tapi apakah itu termasuk anda? Yang diam tanpa berbuat sedikit tindakan untuk mewujudkan secercah harapan itu.

 

 Anda mungkin masih muda dan masih kuat untuk bertindak, tapi itu tidak ada artinya jika anda hanya meletakkan harapan itu pada orang yang anda tunggu dan belum pasti siapa? bagaima?dan darimana? Oleh karena itu, inilah saatnya anda berbuat perubahan yang kecil untuk diri anda, orang -orang yang mencintai anda, dan negeri anda.

 

 Banyak cara yang dapat dilakukan untuk turut serta membangun bangsa ini, salah satunya kita sebagai mahasiswa atau pelajar adalah menimba ilmu untuk masa depan yang “cerah”. Sebuah pertanyaan mungkin akan terlintas dalam pikiran anda, apakah mungkin jika aku belajar hingga mendapatkan gelar S1 maka masa depan dan kedejahteraan hidup anak dan keluargaku nantinya akan terjamin? Kembali ke permasalahan kesejahteraan, ilmu itu bukan barometer sebuah kebahagian yang bisa disamakan dengan kebahagiaan materi, tapi ilmu itu merupakan mutlak modal untuk memperoleh sebuah kebahagian, baik kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena dengan ilmu maka kita bisa mengerti jalan yang benar dan salah.

 

 Sedangkan jenjang dan gelar hanyalah sebuah pengharggaan atas pencapaian kita dalam tingkat jenjang perjalanan menimba ilmu yang sifatnya diatur oleh negara (formal). Jadi jika anda telah mencapai suatu gelar atau telah menduduki sebuah jenjang pendidikan, maka itu tidak akan menjadikan anda sebagai orang yang bahagia dalam hal kesejahteraan hidup (materi).

 

 Mendapatkan gelar sarjana sudah pasti akan membuka pintu kesuksesan masa depan yang cerah. Pola pikir seperti inilah yang selama ini dipakai oleh generasi muda bangsa ini, terutama bagi mereka yang duduk di perguruan tinggi. Akibatnya, selama berada di bangku perkuliahan bukan ilmu yang mereka cari tapi gelar. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai modal untuk mencari pekerjaan yang nantinya akan memberikan penghidupan bagi masa depannya. Jadi intinya perguruan tinggi itu bagi sebagian besar mahasiswa adalh sebagi jembatan masa depan, bukan sebagai tempat untuk menimba ilmu.

 

 Jika kondisinya seperti narasi diatas, wajar saja jika negeri ini miskin dengan orang pembawa perubahan tapi kaya dengan orang – orang yang hidup memikirkan dirinya sendiri. Jika ilmu itu benar -benar dimanfaatkan maka tidak akan mustahil hal baru akan terjadi pada bangsa ini, karena setiap generasi di isi oleh para pemikir – pemikir baru, di isi oleh para pemeran – pemeran baru, tidak seperti kondisi yang saat ini kita lakoni. Yakin dan percayalah jika anda ingin dunia dan akhirat yang bahagia kuncinya hanyalah ilmu, bukan gelar atau pun jenjang pendidikan.

 

  Terakhir dari tulisan ini, berpikirlah menuntut ilmu itu menjadikan anda mampu mengetahui yang belum diketahui, belajar yang belum anda pelajari, membedakan yang baik dan yang benar. Bukan untuk selembar kertas ijazah dan dua atau tiga huruf gelar tambahan di depan atau di belakang nama anda. Saya yakin manusia itu diciptakan memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda – beda jadi gali diri anda, ciptakan yang belum ada, beri solusi anda.

 ANDA ADALAH BAGIAN DARI ANAK NEGERI MEMBANGUN

 

*)Tulisan ini sesungguhnya lebih dikhususkan buat diri pribadi penulis

 

Wallahu’alam


By: Founder & CEO Tokoandalan.com

 

 

 

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun