Upacara tradisi Merti Desa sebenarnya adalah salah satu bentuk ritual dari slametan. Masyarakat Desa Limbangan tidak dapat menceritakan sejak kapan dan siapayang membawa tradisi ini. Mereka hanya bisa menjelaskan bahwa tradisi Merti Desa Limbangan ini sudah dilaksanakan sejak nenek moyang dahulu, kini kami hanya meneruskan tradisi yang sudah ada dari nenek moyang terdahulu.
Pada pelaksanaan tradisi Merti Desa Limbangan unsur-unsur islami sangat
kentara didalamnya. Seperti doa-doa yang digunakan adalah do'a secara islami, meski demikian namun tetap menggunakan doa-doa kejawen atau amalan-amalan dalam bahasa jawa. Unsur islam yang masuk tidak lain karena mayoritas warga masyarakat Desa Limbangan adalah pemeluk agama Islam. Dengan selalu menghadirkan kesenian tradisional dalam acaranya, Merti Desa Limbangan telah ikut memberikan andil dalam melestarikan kesenian-kesenian adiluhung warisan nenek moyang. Dapat diambil kesimpulan bahwa Merti Desa Limbangan telah menarik garis vertikal dan horisontal secara bersamaan yakni ungkapan do'a dan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan dan harmoni antar warga masyarakat tanpa memandang latar belakang sosialnya.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :
a. Menjunjung tinggi dan melestarikan kebudayaan asli Desa Limbangan
b. Sebagai ungkapan syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa
c. Menggali potensi seni budaya yang ada sebagai aset pariwisata di Kabupaten
Kendal
d. Memperkenalkan kreatifitas seni budaya lokal untuk membentuk karakter bangsa
e. Mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan pertempuran.
Adapun runtutan kegiatan Merti Desa Limbangan sebagai berikut:
1. Tahlil Ki Ageng Mataram
2. Bersih sendang "Tejo"
3. Bedak Pikat
4. Kirab Gunungan
5. Ruatan Desa dan Wayang Kulit
6. Gelar Budaya
Merti Desa Limbangan ini merupakan sebuah tradisi yang memiliki banyak nilai
positif dan tidak bertentangan dengan Tauhid. Nilai yang dapat diambil dari Merti Desa Limbangan yaitu wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan hasil panen yang kemudian disimbolkan dengan Kirab Gunungan. Adapula nilai gotong royong dalam bentuk bersih sendang Tejo yang dilakukan oleh masyarakat Desa Limbangan. Sedangkan nilai religius yang terkandung yaitu tahlil di Makam Ki Ageng Mataram
bertujuan mendoakan leluhur kita dan meminta kepada Allah SWT kebaikan untuk Desa Limbangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H