Desa Randusari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan. Desa randusari sendiri terletak di dataran tinggi sehingga mayoritas masyarakatnya bekerja pada bidang pertanian. Tanah yang masih subur dan terjaga cocok digunakan sebagai lahan perkebunan dan sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani Durian. Jenis durian yang ditanam dan di budidayakan di Desa Randusari merupakan durian lokal bawor dan musangking.Â
Kami mahasiswa Universitas Pekalongan melakukan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) yang berlokasi di Desa Randusari Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan. Kegiatan ini berlangsung selama 30 hari yaitu mulai tanggal 11 Juni-12 Juli 2024. Desa Randusari merupakan Desa yang luas karena terdapat 6 Dusun. Kami mahasiswa KKN UNIKAL sebelum memulai semua program kerja melakukan survey dan bertemu perangkat Desa.
Desa Randusari terdapat banyak perkebunan durian, tak hanya perkebunan durian namun juga terdapat perkebunan cengkeh."Durian disini termasuk produksinya bagus sekali karena setiap musim durian semua pohon berbuah lebat, tetapi dengan adanya hal tersebut terdapat beberapa durian yang dibuang karena gagal panen atau rasanya hambar" ujar Pak Kades.
Adanya permasalahan tersebut kami dari tim KKN UNIKAL, Desa Randusari mengadakan pelatihan pembuatan Selai Durian produk gagal panen pada hari jumat tanggal 28 Juni 2024 yang di hadiri petani Durian serta perangkat Desa Randusari pada pukul 10.00
Pelatihan pembuatan selai Durian ini merupakan salah satu program kerja unggulan kami. Pelatihan ini dilakukan dengan  mencotohkan cara pembuatan selai durian. Pembuatan Selai durian diawali dengan memisahkan antara daging dan biji Durian, setelah terpisah kemudia daging durian di masak dan diberi gula dengan menggunakan api yang kecil, proses pemasakan di aduk sampai kalis dan selai Durian pun jadi.
Durian merupakan komoditas unggulan Desa Randusari setelah cengkeh, sehinggaPelatihan pembuatan selai durian ini bertujuan agar masyarakat dan petani durian mengetahui pemanfaatan durian yang gagal atau tidak terjual untuk dilakukan produk lain seperti selai durian. Dengan adanya hal ini kami juga berharap agar para petani durian tidak membuang durian yang gagal atau yang tidak terjual untuk lebih dimemanfaatkan sebagai produk  olahan makanan yang memiliki nilai jual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H