Sistem penjurusan ini ada mulai dari tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Sistem ini dilakukan sebagai bentuk arahan pada siswa agar sesuai minat dan bakatnya. Pada dasarnya setiap individu dilahirkan dengan keunikan tersendiri yang pasti berbeda dengan satu sama lain. Memilih jurusan merupakan hal yang sangat crucial dan kompleks karena berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan dan karir di masa depan. Di Indonesia fenomena salah jurusan atau keadaaan dimana seseorang merasa berada di jurusan yang salah ini masih banyak terjadi, bahkan pada tingkat perguruan tinggi. Ahli Educational Psychologist dari IDF, Irene Guntur mengungkapkan bahwa terdapat 87 persen mahasiswa di Indonesia salah jurusan. Dikutip dari laman detikedu, "87 Persen Mahasiswa RI Merasa Salah Jurusan, Apa Sebabnya?" pada senin (12 /06/2023). Tidak sedikit pula teman saya yang mengikuti tes masuk perguruan tinggi ulang dikarenakan merasa jurusannya tidak cocok.
Ketika seseorang merasa salah jurusan akan ada berbagai dampak negatif yang muncul, seperti turunnya motivasi belajar atau malas belajar yang menyebabakan prestasi jelek atau menurun. apabila jurusan yang dipilih sesuai dengan minat, maka proses belajar akan lebih bersemangat serta dapat meningkatkan prestasinya.
Terjadinya fenomena salah jurusan di kalangan mahasiswa ini dapat dilatarbelakangi oleh berbagai hal, diantaranya
- Mengikuti teman SMA, tidak sedikit dari mahasiwa yang hanya ikut-ikutan teman semasa sekolahnya. Banyak dari siswa SMA tidak ingin berpisah dan terus bersam-sama dengan temannya. Selain itu juga masih banyak ssiswa SMA yang masih belum mengerti mengenai bakat, kemapuan, minat dan potensi dirinya.
- Mendapat saran yang terlalu banyak, biasanya ketika sudah kelas berada di akhir tahun SMA banyak siwa yang mulai mencari informasi terkait jurusan-jurusan yang ada, bertanya kesana kemari sehingga mendapatkan berbagai saran yang malah semakin membuat bingung atau bahkan membuat keputusan tergesa-gesa. Bannyak muncul penwaran-penawaran dari berbagai pihak yang terdengar menjajikan juga memicu siswa keliru dalam membuat keputusan.
- Mengikuti keinginan orang tua, ada banyak mahasiswa mengambil jurusan bersadarkan keinginanana orang tuanya, entah karena tuntutan untuk memenuhi ekpektasi dan impian orang tuanya atapun karena dirinya sendiri bingung dan akhirnya mengikuti saja kata orangtua.
Dari beberapa hal yang melatarbelakangai terjadinya fenomena salah jurusan ini, merujuk pada kurangnya atau bahkan tidak ada pemahaman akan diri seperti bakat, minat atapun kelemahannya. Salah jurusan mengindikasi bahwa jurusannya tidak sesuai dengan bakat dan minatnya, sedangkan minat sangat berpengaruh terhadap belajar karena akan menjadi lebih termotivasi (Marsidi & Hatta, 2019).
Jurusan kuliah sangatlah berpengaruh terhadap pekerjaan dimasa yang mendatang, Salah satu tugas siswa dalam perkembangannya adalah untuk merencanakan karir untuk masa depannya menurut Havigurst dalam (Handayani et al., 2019). Memilih jurusan adalah salah satu dari perencanaan karir. Untuk itu diperlukan pemahaman diri agar tidak salah dalam meimilih jurusan. Untuk mencegah dan menanggulangi hal ini perlu dilakukan tes psikologi kepada siswa di tingkat Sekolah Menengah.
Tes psikologi menurut anastasi dalam (Daulay et al., 2014) pada dasarnya adalah pengukuran secara objektif dan telah distandardisir tentang suatu perilaku. Tes psikologi bertujuan untuk mengungkap berbagai aspek tertentenu seorang individu secara psikologis. Terdapat berbagai tes psikologi bedasarkan klasifikasinya, sesuai dari jenis dan sifat tes, cara pelaksanaan, jumlah peserta tes dan tujuannya (Daulay et al., 2014). Berkaitan dengan fenomena salah jurusan ini ada bebera tes psikologi yang dapat digunakan agar fenomena ini dapat dicegah ataupun ditanggulangi, yaitu:
- Tes intelegensi umum, adalah tes yang digunakan untuk mengukur kecerdasan umum individu. Sadli dalam (Daulay et al., 2014) mengungkapkan bahwa intelegensi merupakan kemampuan inividu secara keseluruhan dalam berpikir, bertindak, serta mengelola dan menguasi lingkungan dengan efektif. Dengan tes intelegensi umum dapat diketahui tingkat kecerdasan siswa mengenai hal-hal umum. Beberapa macam tes intlegensi seperti, Tes Binet, IST (intelligence Structured Test), tes Raven dan lain sebagainya
- Tes bakat, meerupakan tes untuk mengukur kemampuan potensial seseorang dalam suatu tipe aktivitas tertentu dalam rentang waktu tertentu. Bakat sendiri adalah kemampuan seseorang pada suatu bidang tertentu (Daulay et al., 2014). Bakat merupakan kemampuan bawaan yang perlu dikembangakan. Bakat juga merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang karena dilatih. Â Terdapat beberapa tes bakat yang dapat digunakan diantaranya, DAT (Differential Aptitude Test), GBT (the General Aptitude Test Battery) dan FACT (Flanagan Aptitude ClassificationTests).
- Tes minat, adalah tes yang digunakan untuk mengukur kecenderungan sesorang terhadap suatu bidang. Minat menurut KBBI adalah kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan (Rufaidah Anna, 2015). Tes ini bertujuan untuk melihat reaksi sesorang terhadap situasi-situasi tertentu. Ada berbagai jenis Tes Minat diantaranya Tes Kuder, RMIB (Rothwell Miller Interest Blank), dan yang lainnya.
- Tes kepribadian, merupakan tes yang digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana kepribadian atau kecenderungan seseorang dalam bertingkh laku (Daulay et al., 2014). Kepribadian sendiri merupakan hal yang unik yang pastinya berbeda pada setiap inividu. Tes ini dapat mengungkap bagaimana ciri khas seseorang yang akan dideskripsikan secara kulitatif. Adapun beberapa tes kepribadian yaitu tes Esyenck, SAT, tes Rosrschach, dan lain-lain.
Keempat tes diatas sangat berkaitan erat, misalnya ketika seseorang telah mengetahui bakatnya, kemampuan serta ciri kepribadiannya namun tidak diketahui kecenderungan minatnya maka tidak akan berjalan masksimal dalam mengembangkan potensinya. Ataupun misalnya diketahui bakat, minat serta kemampuannya namun ternyata tidak cocok dengan kepribadiannya juga sangat mempengaruhi. Tes-tes tersebut juga saling berkaitan dalam membantu siswa merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan studi lanjutan dan karir dimasa depan.
Adapun manfaat diadakannya tes bakat minat diantaranya, yaitu:
- Memberikan gambaran pada siswa akan peluang potesninya di masa depan,
- Mengetahui kelemahan, kelebihan dan kemampuannya serta kecenderungannya,
- Menegtahui tipe kepribadianya, sehingga dapat mmilih jurusan atau karir yang cocok.
- Menentukan studi lanjut yang tepat dan sesuai,
- Merencanakan peluang karir dengan maksimal,
- Dan memberikan informasi bagi guru disekolah sehingga dapat membingbing dan mengarahakan siswanya sesuai pontesninya.
- Meningkatkan motivasi dan prestasi.
Jadi diadaknya tes psikologi sangatlah membantu siswa dalam menentukan jurusan di perguran tinggi dan juga  mengurangi serta mencegah fenomena salah jurusan di kalangan mahasiswa. Selain itu tes psikologi juga dapat menanggulangi terjadinya salah jurusan, yaitu dengan pindah ke jurusan yang cocok atau tetap melanjutkan namun dibarengi dengan kursus untuk  meningkatkan kemamapuannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H