Mohon tunggu...
Sintong Silaban
Sintong Silaban Mohon Tunggu... profesional -

Berkeinginan terus membaca dan menulis selama ada di dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Presiden yang Kuimpikan...

7 April 2014   10:19 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:58 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sangat kagum kepada Bung Karno, karena kemampuannya berpidato dan bahasanya sangat mudah dimengerti rakyat. Tetapi, Bung Karno tidak berhasil membangun perekonomian Indonesia. Di jamannya, kehidupan ekonomi di sleuruh Indonesia sulit. Aku tidak ingin Presiden seperti Bung Karno lagi yang memiliki mimpi besar, tetapi gagal mewujudkannya.

Soeharto di awal masa jabatannya termasuk yang kukagumi, karena kemampuannya membuat negara Indonesia lebih aman, disegani negara tetangga, dan mampu mengangkat kondisi ekonomi Indonesia secara signifikan dibanding kondisi era Bung Karno. Tetapi sesudah periode kedua, mulai tidak kusukai karena menumpuk kekuasaan di tangannya dengan menghalalkan berbagai cara. 30 tahun lebih berkuasa, adalah bukti kediktatorannya. Banyak data menunjukkan kejahatannya, sayang pengadilan tak bergigi terhadapnya. Lagi pula, di zaman Soehatorlah banyak kekayaan alam digadaikan ke negara lain, dan dia sangat memberi privalege terhadap pengusaha nonpribumi yang serakah dan tidak berjiwa Indonesia. Semoga tidak ada lagi presiden macam dia.

Habibie, tidak terlalu dapat dinilai karena sebentar saja sebagai presiden. Lagi pula, sebagai mantan wakil Soeharto, dia tidak mungkin lepas dari bayang-bayang Soeharto.

Gus Dur, adalah presiden yang paling kukagumi setelah Bung Karno. Dalam waktu singkat masa kepresidennya, banyak sekali tindakan besar (meluruskan hal-hal bengkok) diambilnya membenahi Indonesia yang kacau dibuat Soeharto.  Saya yakin, seandainya beliau sehat jasmani, dia bakal presiden terbaik. Kalau ada, saya bermimpi Presiden kita sekaliber dia, seberani dia, tetapi sehat dan lebih muda.

Megawati, hanya sedikit kukagumi, karena dia berani dulu "melawan" Soeharto. Mungkin karena keterbatasan kecerdasan, dia kurang mampu memanfaatkan momentum. Kalau dia lebih pintar, harusnya PDIP akan menang lagi dalam pemilu 2004 dan  dia tidak perlu kalah dari SBY dalam Pilpres. Jadi, tak kuharap presiden seperti dia lagi.

SBY awalnya kukagumi, karena menurutku dia cerdas. Tetapi lama-lama berceceran kelemahannya, dia terlalu menjaga perasaan orang per orang, partai-partai, daripada fight memperjuangkan kepentingan masyarakat Indonesia. Ada benarnya tuduhan orang bahwa SBY adalah orang yang ragu-ragu, tidak berani mengambil risiko untuk tidak populer, dimusuhi orang perorang demi kepentingan rakyat. Dia selalu cari aman (dirinya, keluarganya, dan kelompoknya). Dia tidak mau berkorban. Padahal, seorang pemimpin haruslah berani berkorban, bahkan bila perlu dengan nyawanya. Jadi, saya tidak ingin Presiden seperti dia lagi, pintar tapi ragu-ragu dan tidak berani berkorban.

Enam presiden Indonesia, menurutku tidak seorang pun dapat dijadikan model bahwa seperti dialah presiden yang kita inginkan. Menurut saya, presiden Indonesia yang akan datang haruslah pribadi yang benar-benar berbeda dari keenam presiden terdahulu. Kira-kira begini ciri-cirinya:

1) Dia harus memahami seluruh persoalan yang dihadapi warga negara Indonesia dari Aceh sampai Papua, dia harus turun ke seluruh daerah untuk melihat persoalan nyata, tidak hanya bercokol di Jakarta atau banyak kunjungan ke luar negeri. Dengan sistem teknologi sekarang, Presiden sudah bisa memerintah dari mana saja di Indonesia ini.

2) Dia harus dekat dengan rakyat, harus langsung berbicara kepada rakyat banyak untuk menggerakkan, sebab cara paling egektif memakmurkan Indonesia adalah apabila masing-masing rakyat (keluarga) bekerja keras untuk memakmurkan dirinya. Di sini presiden harus mampu memotivasi rakyat.

3) Dia harus berani. Atas nama rakyat Indonesia harus berani memutus kontrak dengan perusahaan asing yang merugikan Indonesia. Atas nama rakyat harus berani berhadap-hadapan dengan pimpinan partai politik yang biasanya bertindak aneh-aneh demi partainya. Atas nama rakyat, harus berani memerintahkan penegak hukum menuntaskan kasus hukum yang tertunda-tunda yang karena banyak berkepentingan supaya kasus itu tidak tuntas.

4) Dia harus menjadi teladan dalam banyak hal, terutama bagi wakilnya, para menteri, para gubernur, bupati walikota -- seperti: tidak menumpuk harta, hidup sederhana, tidak membiarkan keluarga dan kroninya memperoleh kemudahan-kemudahan untuk memperkaya diri. Lalu, tidak menjadi pimpinan partai politik, boleh memperhatikan partai pendukungnya, tetapi jangan berlebihan. Dia harus tegas kepada bawahan yang tidak becus melaksanakan tugasnya. tetapi dia juga harus orang yang ramah dan dapat diajak berdialog oleh bawahan, bukan pemimpin yang ditakuti karena otoriter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun