Mohon tunggu...
Sintong Silaban
Sintong Silaban Mohon Tunggu... profesional -

Berkeinginan terus membaca dan menulis selama ada di dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkada Tidak Langsung, Memutar Jarum Jam Sejarah

9 September 2014   01:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:16 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jangan Sampai Layu Sebelum Berkembang

Munculnya Jokowi, dari rakyat biasa yang miskin, bisa menjadi Walikota, Gubernur, hingga Presiden telahmenginspirasi rakyat Indonesia kebanyakan. Jokowi telah membuat banyak orang berani bermimpi besar. Di beberapa daerah di Indonesia juga sudah mulai muncul pemimpin yang sebelumnya hanya rakyat biasa.

Jika sistem pilkada dan sistem pilpres kembali seperti zaman Orde Baru, maka tidak mungkin terjadi orang seperti Jokowi dan Ahok jadi Gubernur, atau Jokowi jadi Presiden. Bisa dipastikan, kalau sistem pemilu tidak langsung diberlakukan, yang jadi Gubernur, Bupati, dan Walikota hanya dari elit-elit partai, pimpinan militer, paling tidak pengusaha kaya yang juga aktif di parpol.

Kini, "pohon" demokrasi Indonesia sedang bertumbuh menuju yang terbaik, yang terbaik untuk rakyat Indonesia. Jangan kita biarkan dia layu sebelum berkembang. Untuk itu, hasrat koalisi Merah-Putih untuk memberlakukanpilkada tidak langsung harus kita tentang.  Ayo...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun