Mohon tunggu...
Sintiya TriAnjani
Sintiya TriAnjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sastra, Bahsa, Kesehatan, Pendidikan, Seni & budaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Anak Sepasang Sepatu, Pengertian dan Contoh Cerpen

20 April 2024   12:46 Diperbarui: 20 April 2024   12:55 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek dimana terdapat struktur yang lengkap mulai dari perkenalan tokoh, konflik pemasalan, dan juga upaya penyelesaian dari permasalahan yang di hadapi. Cerpen juga secara umum  merupakan suatu cerita yang berikan tentang fiksi atau fantasi. Banyak sekali jenis cerpen dengan berbagai judul menarik sering kita jumpai di berbagai macam media onlien. 

Berikut merupan salah satu contoh cerpen yang menarik untuk di baca dan juga sekilas penjelasan terkait cerpen dengan judul "Sepasang Sepatu". Dimana cerpen ini mengisahkan persahabatan antara RIO dan BAGUS. Terdapat perbedaan besar antara RIO dan juga Bagus dari segi ekonomi, akan tetapi hal ini tidak membuat persahabatan yang mereka jalin menjadi renggang. Perjalanan persahabatn mereka tidaklah mudah apa lagi dengan kepindahan RIO ke kota makasaar. Bagaimana tertarik untuk membaca isi ceritanya lebih lanjut ?. Yuk langsung baca ceritanya.

                                                                                                    

SEPASANG SEPATU 

Oleh: Sintiya tri anjani

Aku dan Bagus merupakan sahabat karib. kami bersekolah di sekolah yang sama yaitu SD Budi Satria. Semua teman sekelasku sering menyebut aku dan Bagus sebagai sahabat perangko. Mereka bilang, di mana ada Rio di situ ada Bagus. Akan tetapi antara aku dan Bagus memiliki perbedaan. Aku dari keluarga yang berada, dan Bagus berasal dari keluaga yang sederhana.

Namun, walaupun Bagus berasal dari kelurga yang sederhana, aku tidak pernah menyombongkan diri kepada Bagus karena menurutku persahabatan tidak di nilai dari materi akan tetapi ketulusan dan  kesetiaan adalah kunci dari kokohnya suatu persahabatan. Aku dan Bagus memiliki hobi yang sama yaitu bermain bola. Satu hal yang paling aku kagumi dari Bagus yaitu ia sangat pandai bermain sepak bola bahkan sering memenangkan perlombaan antar kelas di sekolah kami. Aku jadi termotivasi dan ingin belajar banyak hal tentang dunia sepak bola bersama dengan Bagus.

Persahabatanku dengan Bagus sungguh menyenangkan, di mana kami sering bertukar ide dan gagasan terkait dunia olah raga. Namun, aku merasa bersalah karena harus meninggalkan bagus karena ikut ayah dan mengharuskanku pindah ke sekolah di tempat ayahku bertugas.

Suatu hari, ada pengumuman di papan mading mengenai suatu perlombaan sepak bola antar sekolah. Aku terheran melihat Bagus hanya diam saja tidak seantusias saat ia mengikuti perlombaan antar kelas bahkan aku bisa melihat wajahnya sangat murung.

   "Bagus, kamu mau mengikuti lomba ini enggak?" tanyaku.

   "Kayanya untuk kali ini aku mundur deh Rio" ucapnya yang membuatku kaget dan bertanya-tanya mengapa dia tidak mengikuti        lomba itu padahal yang aku tahu Bagus biasanya sangat antusias dengan perandingan olah raha terutama sepak bola.

   "Tapi kenapa? Padahal kamu sangat berbakat bahkan selalu memenangkan lomba" tanyaku. Akan tetapi Bagus hanya tersenyum lalu mengajakku untuk kembali ke kelas karena jam istirahat telah selesai.

Keesokan harinya, aku tak sengaja menemukan buku diari milik bagus yang terlihat seperti buku lama yang kusam tertinggal di laci meja miliknya dan aku berniat memberikan langsung kepada Bagus kerumahnya. Akan tetapi, ada kendala di karenakan aku mendapat kabar bahwa ayahku sedang sakit dan aku pun langsung berlari terburu-buru kerumah sakit tempat ayahku di rawat. Saat sedang berlari tak sengaja buku yang aku pegang jatuh dan membuatku tak sengaja melihat isi dari buku diari itu.

Dalam buku diari milik Bagus ia ternyata mengidam-idamkan sepasang sepatu bola sejak umurnya masih 8 tahun. Aku jadi terharu dan menyadari mengapa Bagus tidak ingin mengikuti perlombaan itu. Karena buku diari ini aku jadi mendapatkan ide ingin memeberikan hadiah sepasang sepatu bola untuk Bagus sebelum kepindahanku ke kota yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun