Mohon tunggu...
Eva Ulfia
Eva Ulfia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelancer

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Mahasiswa Unnes Ciptakan Alas Duduk Toilet Larut Air Solusi Praktis Ramah Lingkungan Mencegah Kuman dan Bakteri

10 Juli 2024   18:02 Diperbarui: 10 Juli 2024   18:03 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Pemasaran Linggih/dokpri

Toilet umum sering dijumpai dalam keadaan kotor, bau, dan atau becek sehingga beberapa orang merasa enggan menggunakan toilet umum karena bagian tubuh mereka akan menempel dengan dudukan toilet dan dikhawatirkan dapat menimbulkan kontaminasi penyakit. Hal ini membuat Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) berkeinginan menciptakan produk alas duduk toilet dari bahan yang dapat mudah larut dalam air sehingga bersifat ramah lingkungan untuk dipakai dalam jangka panjang.  

Inovasi yang dikembangkan adalah alas duduk toilet sekali pakai yang ramah lingkungan dengan nama "Linggih".Alas duduk toilet ini terbuat dari bahan pulp kertas yang mudah larut dalam air sehingga praktis dapat dibuang di toilet tanpa menyumbat saluran air.
Linggih dirancang untuk memberikan perlindungan dari kontaminasi kuman dan bakteri dari penggunaan toilet umum. Selain itu juga memberi kenyamanan menggunakan toilet pada saat perjalanan atau aktivitas di luar rumah.   Penggunaannya cukup mudah, yaitu dengan cara merentangkan lipatan alas duduk dan sobek lingkaran tengahnya. Lalu tempelkan menutupi bagian dudukan toilet. Duduk dan gunakan toilet. Saat sudah selesai buang alas duduk dengan cara mendorong kertas menggunakan air ke arah dalam toilet lalu tekan tombol flush di toilet. Produk ini cocok untuk semua usia dan profesi, terutama yang memiliki mobilitas tinggi dan sering menggunakan toilet umum.

Hanya dengan Rp 10.000,- masyarakat sudah mendapat 1 pouch Linggih dengan isi 10 lembar alas duduk toilet.

Meski harganya terjangkau, tim PKM-K yakin usaha ini akan mencapai titik impas (BEP) dan mencapai target penjualan dengan profit yang signifikan. Tahapan yang telah dilalui sampai saat ini oleh Tim PKM-K meliputi produksi, pemasaran, penjualan dan evaluasi.

Tim yang diketuai oleh Fila Syifa (FK) dan beranggotakan Eva Ulfiatus Shofia (FK), Sofi Rohmah N (FK), serta I Gusti Ayu Dewi W (FEB), berhasil meraih pendanaan sebesar Rp 9.000.000,00 dari Kemenristekdikti.

Mereka dibimbing oleh Apt. Annisa Aulia Savitri, S.Farm., M.Clin.Pharm. selaku dosen pembimbing.

Tujuan besar tim adalah untuk membagi manfaat dari inovasi mereka kepada masyarakat, mengatasi masalah sanitasi pribadi para pengguna toilet umum, serta meningkatkan keterampilan berwirausaha.

Impian mereka tidak berhenti pada capaian kesuksesan hingga tahap Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), tetapi juga berjenjang sampai menjadi brand yang dikenal oleh masyarakat luas agar manfaatnya semakin meluas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun