Mohon tunggu...
Sintya Mamonto
Sintya Mamonto Mohon Tunggu... -

KOPRI PMII kota Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jiwa dan Raga yang Diikhlaskan

26 April 2018   11:42 Diperbarui: 26 April 2018   11:43 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat itu, semua bagaikan patung-patung bernyawa 

Ingin menyentuh tapi tak bisa melangkah

Saat itu, kau ingin mendengar aku yang tak mampu bicara

Saat itu, kau ingin menatap mata 

yang tak mampu berbohong 

Pesan-pesan yang ku sampaikan menjelaskan bahwa aku terluka, aku tak berdaya, dan aku cemburu.

Saat itu, semua saraf- sarafpun mati ketika terdengar rintihan hatimu.

Luka-luka mana lagi yang kau sembunyikan?

Saat itu, perasaan tak lagi butuh penjelasan

Saat luka tak lagi butuh pemulihan

Dan saat tangan tak butuh gengaman

Serta yang tertinggal hanyalah saat semua saling mengiklaskan....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun