Mohon tunggu...
Sintia Dewi Murti
Sintia Dewi Murti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Komunikasi yang Efektif Melalui Retorika Dakwah

26 Juni 2024   08:25 Diperbarui: 26 Juni 2024   08:38 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Syamsul Yakin dan Sintia Dewi Murti

Dosen dan Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Retorika dakwah digunakan untuk membuat pesan dakwah menjadi menarik, atraktif, dan estetis secara keseluruhan. Memang, dakwah memerlukan retorika sebagai seni komunikasi yang melibatkan bahasa verbal dan nonverbal. Dakwah tanpa retorika mirip dengan sayur tanpa garam, kurang bermakna.

Selanjutnya, retorika dakwah diterapkan untuk memastikan bahwa isi ceramah memiliki substansi yang kuat. Hal ini karena dalam retorika, penting untuk menyampaikan pesan dengan bahasa yang jelas, didukung oleh data dan riset. Ceramah yang memiliki substansi kuat sejalan dengan audiens yang semakin rasional dan kritis.

Selain itu, retorika dakwah digunakan untuk membuat pesan dakwah lebih informatif, persuasif, dan menghibur. Ketiga tujuan ini merupakan fokus utama retorika, sehingga pesan dakwah tentang keyakinan, hukum syariah, dan akhlak dapat diterima dan dipahami oleh audiens dengan baik. Ini memberikan pengalaman yang lengkap bagi mereka yang menerima pesan dakwah.

Tidak kalah pentingnya, retorika dakwah digunakan untuk menerapkan prinsip pathos, logos, dan ethos dalam berdakwah, seperti yang diperkenalkan oleh Aristoteles. Ketiga prinsip ini membantu meningkatkan kualitas penampilan dai dan memberikan dampak positif pada respons audiens. Dalam berbagai metode dakwah yang digunakan, kehadiran pathos, logos, dan ethos harus diperhatikan.

Retorika dakwah juga penting karena harus mengakomodasi perkembangan audiens yang semakin mengandalkan media digital. Untuk mencapai mereka, retorika memperkenalkan komunikasi nonverbal, seperti dakwah melalui platform digital. Dalam komunikasi nonverbal, dai dapat menggunakan gerakan tubuh dan bahasa tubuh dalam interaksi tatap muka maupun melalui media online.

Terakhir, retorika dakwah juga diterapkan untuk mengatur proses dakwah secara bertahap. Dalam retorika, terdapat lima tahapan pidato yang digunakan dalam praktik dakwah: penemuan (inventio), penyusunan (dispositio), gaya (elocutio), memori (memoria), dan penyampaian (pronuntiatio). Di dalam ilmu dakwah, kelima tahapan ini dikenal sebagai teknik dakwah.

Di sisi lain, dakwah retorika dipahami sebagai dakwah yang terfokus pada retorika semata. Dakwah retorika ini sering kali diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu, seperti prestasi politik, pencapaian ekonomi, atau kepentingan sosial. Namun, dakwah retorika ini harus dilihat dengan kritis.

Pertama, dakwah adalah amanah ilahi yang diwahyukan. Al-Qur'an dan hadis Nabi banyak menjelaskan hal ini. Mengubah dakwah menjadi sekadar retorika saja dapat menyebabkan hilangnya esensi sejati dari dakwah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun