Mohon tunggu...
Sintia Dewi Murti
Sintia Dewi Murti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Komunikasi Verbal dan Nonverbal: Dari Bahasa Tubuh hingga Interaksi Virtual

4 Juni 2024   21:38 Diperbarui: 4 Juni 2024   21:44 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Sintia Dewi Murti dan Syamsul Yakin

Mahasiswa Jurnalistik dan Dosen Retorika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam pemahaman retorika, komunikasi verbal dan nonverbal sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pertama, identitas penerima dan pengirim pesan. Kedua, tujuan dari pengiriman pesan tersebut. Ketiga, situasi tempat komunikasi berlangsung. Keempat, konteks pembicaraan. Kelima, arah yang dituju oleh komunikator. Keenam, media yang digunakan, apakah tradisional, konvensional, atau baru. Ketujuh, acara atau kegiatan dimana komunikasi berlangsung.

Komunikasi nonverbal dapat dibagi menjadi dua berdasarkan media yang digunakan. Pertama, komunikasi tatap muka, dimana semua pihak dapat memahami ekspresi tubuh satu sama lain sebagai pengganti komunikasi verbal. Kontak mata juga memiliki makna tersendiri dalam komunikasi ini. Semua ini menunjukkan bahwa komunikasi verbal dapat dipahami meski tanpa kata-kata.

Komunikasi nonverbal juga dapat melibatkan interaksi tubuh, seperti bahasa tubuh dan gerakan tubuh. Bahasa tubuh menggunakan gerakan anggota tubuh untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan, sementara gerakan tubuh terjadi secara alami dan tidak dapat dikontrol.

Kedua, komunikasi virtual atau online yang dilakukan melalui internet. Dengan perkembangan media sosial, komunikasi virtual sekarang sebanyak komunikasi tatap muka. 

Dalam komunikasi virtual, pesan dan respons dapat disampaikan melalui komentar di ruang obrolan. Misalnya, dalam komunikasi virtual berbasis teks, pengirim dan penerima pesan dapat menggunakan emoticon yang ada pada keyboard. Komunikasi virtual dapat ditelusuri lebih lanjut, misalnya komunikasi virtual berbasis visual.

Dibandingkan dengan komunikasi tatap muka, komunikasi virtual memiliki beberapa kelebihan. Misalnya, tingkat kesalahan yang lebih rendah dan dapat diperbaiki jika terjadi kesalahan. Komunikasi virtual lebih jelas dan dapat dilihat berulang kali. Dalam komunikasi virtual, emosi seseorang dapat diekspresikan dengan mudah, baik itu marah, bahagia, sedih, terkejut, dan lainnya.

                     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun