Mohon tunggu...
Sinta Yudisia Wisudanti
Sinta Yudisia Wisudanti Mohon Tunggu... profesional -

Penulis. Bunda & Istri.Calon Psikolog, insyaAllah. alhamdulillah sudah diterbitkan lebih dari 40 buku. Like reading and writing very much!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ungkapan hati seorang Nenek 73 tahun mengenai sosok Capres Prabowo Subianto

4 Juli 2014   16:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:31 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekagumanku pada beliau bukan hanya sekarang, bahkan semenjak aku masih menjadi mahasiswi di sebuah Perguruan Tinggi Negeri Yogyakarta.
Kusaksikan semenjak mengemban tugas sebagai prajurit sampai melesat menjadi Danjen Kopassus (yang sebelumnya bernama RPKAD, Pasukan Baret Merah yang saya banggakan itu) karena prestasi-prestasinya, sampai akhirnya menjadi Pangkostrad.
Sering prestasi yang beliau capai dikait-kaitkan dengan opini, “itukan karena beliau adalah menantu Presiden!!!”

Pada pandangan saya beliau adalah seorang gentlemen. Seorang yang selalu “ menggenggam” nilai-nilai kebenaran dan keadilan dalam situasi apapun.
Saya sangat bangga sebagai orang Indonesia yang saat itu memiliki pasukan TNI AD / Kopassus yang sangat ditakuti lawan-lawan negara.

Kekaguman saya semakin bertambah pada saat terjadi peristiwa kerusuhan di tahun 1998 , dimana beliau saat itu ada dalam arus pusaran peristiwa tersebut.
Sebagai menantu presiden ( yang sedang ada dalam akhir kekuasaan) dan sebagai prajurit, yang tugasnya sebagai pembela negara dan pemersatu bangsa (NKRI) dilemma itu tentu saja beliau alami sangat sulit.
Tapi lagi-lagi saya menyaksikan betapa dengan kokohnya beliau masih memegang nilai-nilai kebenaran itu , meski terfitnahkan dimana-mana.
Alhamdulillah saya tidak termakan oleh fitnah itu. Dan saya saat itu tetap yakin bahwa tujuan beliau adalah benar.
Tapi saya sangat sedih ketika beliau diberhentikan (dengan hormat) dari TNI AD. Hakekatnya bersalahkah beliau??? Kalau tindakan-tindakannya saat itu untuk menyelamatkan NKRI? Batinku bertanya.
Tentu saja dengan pengorbanan perasaan yang sangat besar. Beliau hadapai pemberhentian tugas itu dengan tegak, tegar dan percaya diri bahwa beliau sekedar memperjuangkan kebenaran demi NKRI.
Lama aku tidak mendengar kabar beliau. Kabarnya , beliau ada di negeri orang karena penguasa negeri itu adalah sahabatnya (beliau banyak sahabat-sahabatnya).
Beberapa tahun kemudian, kusaksikan dilayar televisi, beliau diangkat menjadi ketua HKTI…aku bertanya : mantan Jenderal, mengurusi tani dan nelayan??? Alangkah mulianya dan merakyatnya beliau!!

Kemudian kusaksikan ada Partai Baru “GERINDRA” di bawah pemimpin beliau. Aku ingin ikut bergabung, tapi aku tahu diri, aku sudah bukan anak muda lagi.
Tapi aku sedih ketika pilpres tahun 2009; beliau “hanya” mencalonkan diri sebagai wakil; padahal saya yakin, beliau lebih hebat dari capresnya. Tapi sungguh ini sebuah hikmah bahwa saat itu yang terpilih adalah bapak SBY.
Dan sekarang beliau menyadari bahwa rakyat Indonesia membutuhkan beliau dan dengan sigapnya layaknya sikap seorang prajurit mencalonkan diri sebagai Presiden.

Bravo, Pak.
Tetnu saja aku memilih capres no 1.
Semoga Allah meridhoi. Amin. Amin. Amin.

Siti , Nenek dari 10 cucu
Lulusan sarjana Farmasi 1973, Yogyakarta

[caption id="attachment_313991" align="alignright" width="1536" caption="Doc. Pribadi"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun