ertanian telah menjadi tulang punggung kehidupan manusia sejak zaman prasejarah, memainkan peran penting dalam menyediakan pangan, pakaian, dan bahan bakar. Namun, pertanian konvensional yang terfokus pada sejumlah tanaman utama telah menimbulkan sejumlah permasalahan, termasuk kehilangan keanekaragaman hayati dan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam upaya untuk menanggapi tantangan ini, konsep diversifikasi tanaman telah muncul sebagai inovasi pertanian yang dapat mempromosikan keanekaragaman hayati, mendukung kesehatan lingkungan, dan meningkatkan ketahanan pangan.
pDiversifikasi tanaman adalah pendekatan pertanian yang berfokus pada penanaman berbagai jenis tanaman di satu lahan pertanian. Ini berbeda dengan pendekatan monokultur, di mana hanya satu jenis tanaman ditanam dalam skala besar. Diversifikasi bertujuan untuk menciptakan ekosistem pertanian yang lebih seimbang dan beragam, dengan tujuan utama meningkatkan keanekaragaman hayati dan memperbaiki ekosistem.
Permasalahan atau Tantangan Dalam Pertanian Konvensional
Kehilangan Keanekaragaman Hayati:
Pertanian konvensional cenderung fokus pada beberapa jenis tanaman unggulan dengan produktivitas tinggi. Akibatnya, banyak spesies tanaman dan hewan lainnya terpinggirkan atau bahkan punah, mengakibatkan kehilangan keanekaragaman hayati yang sangat penting untuk keseimbangan ekosistem.
Penurunan Kesuburan Tanah:
Monokultur dapat menyebabkan penurunan kesuburan tanah karena tanaman yang sama terus-menerus mengeksploitasi nutrisi tertentu tanpa memberikan penggantian yang memadai.
Ketergantungan Pada Pestisida dan Pupuk Kimia:
Monokultur memunculkan masalah pengendalian hama dan penyakit yang dapat menyebar dengan cepat di antara tanaman yang seragam. Hal ini memicu ketergantungan pada pestisida dan pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia.
Ketidakstabilan Pangan:
Ketidak beragaman tanaman membuat pertanian lebih rentan terhadap bencana alam, perubahan iklim, atau serangan penyakit tertentu. Ini dapat menyebabkan ketidakstabilan pasokan pangan.