Junk food, makanan lezat nan praktis yang cukup menggugah selera dan membuat kenyang tahan lama. Meskipun rasanya yang sangat lezat, konsumsi junk food terlalu sering dapat meningkatkan resiko masalah kesehatan karena makanan ini rendah nutrisi dan gizi namun kadar garam, gula dan lemaknya lebih banyak. Konsumsi junk food lebih dari sekali dalam seminggu meningkatkan resiko obesitas dan jika konsumsi junk food lebih dari dua kali dalam seminggu dikaitkan dengan resiko sindrom metabolik seperti diabetes tipe 2 dan kematian akibat jantung koroner.
Saat ini konsumsi junk food menjadi pilihan yang banyak diminati oleh masyarakat karena harganya yang cukup terjangkau, praktis, menghemat waktu dan mengenyangkan juga rasanya yang lezat. Hal ini yang menjadikan masyarakat susah untuk terhindar dari godaan makanan junk food.Â
Junk food menyebabkan pergeseran pola konsumsi masyarakat di era modern ini. Tingkat konsumsi tertinggi yaitu pada kalangan remaja. Meskipun begitu, junk food juga tak selamanya buruk selagi anda dapat mengatur pola konsumsinya karena junk food dapat meningkatkan rasa bahagia seseorang dimana rasa bahagia ini muncul karena rasa yang enak, terdapat bahan-bahan yang memicu hormone serotonin yang dapat meningkatkan mood seseorang, praktis dengan porsi yang pas dan yang pasti hemat serta dapat ditemukan dimana saja.
Sebuah study menunjukkan, junk food ini membuat seseorang ketagihan bahkan jika sudah terlanjur kecanduan junk food ini sama adiktifnya dengan rokok dan alkohol. Hal ini terjadi karena pengaruh kecepatan kandungan makanan olahan tersebut jauh lebih singkat menuju usus dibandingkan makanan alami sehingga memempengaruhi otak lebih cepat. Fakta menyebutkan bahwa makanan junk food ini diciptakan memang bertujuan untuk menciptakan kebiasaan dan pola makan manusia. Pembuatnya pun mempertimbangkan kombinasi yang tepat dari rasa, tekstur, warna dan design.Â
Hal ini beralasan sebagai strategi pemasaran dengan mempertimbangkan perilaku adiktif seseorang. Selain memainkan selera konsumen, pemasaran junk food ini pun memainkan emosi dan perasaan bagi konsumennya. Hal inilah yang menyebabkan konsumsi junk food sulit untuk dikendalikan. Gejala utama jika anda sudah kecanduaan junk food yaitu meskipun anda tidak lapar namun ada ketidakmampuan menahan keinginan untuk mengonsumsi makanan tersebut.Â
Hal ini menjadi masalah serius jika dibiarkan begitu saja karena gejala dan proses berpikir ini sama halnya dengan kecanduan rokok, alkohol dan bahkan narkoba namun berbeda substansinya saja dan dampak sosialnya mungkin tidak terlalu parah.
Cara mengatasinya sebenarnya tidak ada strategi yang spesifik untuk seseorang berhenti dari junk food. Kunci terpentingya hanya bagaimana anda dapat mengelola kesadaran anda saat anda makan. Mulai hilangkan satu per satu junk food per minggu dan ganti dengan makanan berbasis protein atau pilihan menu sehat lainnya.Â
Selain itu, fokuslah pada apa yang anda makan bahwa ada banyak makanan kok yang memiliki rasa dan tekstur lebih baik dibandingkan dengan junk food dan makanlah dengan penuh kesadaran dengan memperhatikan apa, kapan dan seberapa banyak makanan yang sedang kamu makan atau alihkan perhatian anda untuk tidak terlalu fokus dengan junk food saat di watu tertentu.
Yuk, atur konsumsi junk food jangan sampai bikin candu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H