Kebakaran hutan sering terjadi saat musim kemarau tiba, kekeringan ditambah dengan cuaca yang panas menyengat, curah hujan rendah dan kondisi angin pun dapat mengeringkan pohon dan semak akibat gesekan ranting dan dahan yang memicu terjadi percikan api di beberapa lahan hutan. Apalagi jika hutan tersebut memiliki lahan gambut kemungkinan untuk memadamkan apinya cukup sulit dan perlu perhatian ekstra agar api tidak menyebar lebih luas. Kebakaran hutan seperti ini termasuk ke dalam kebakaran hutan secara alamiah dan murni karena faktor alam. Namun terdapat pula sebagian kebakaran hutan akibat kecerobohan manusia seperti akibat pembukaan lahan baru, api unggun, membuang puntung rokok sembarangan atau sekedar bermain flare. Percikan api sedikit saja akan terus membesar jika tidak segera di tangani.
Kebakaran hutan oleh faktor alam cenderung terjadi saat sore hari karena suhu permukaan bumi berada pada titik tengahnya. Dikutip dari BBC news menyatakan bahwa jika kemiringan 10% maka kecepatan api menyebar akan dua kali lebih besar dan jika kemiringannya 20% maka kecepatan apinya akan menjadi empat kali lipat. Jika terlanjur menyebar dan sulit dipadamkan salah satu caranya dengan memadamkan api di kobaran terluarnya. Memang cukup sulit untuk para petugas masuk ke tengah-tengah kobaran api yang mengakibatkan sedikit demi sedikit api menyebar dengan cepat. Upaya preventif dilakukan jauh-jauh hari, namun kebakaran hutan alami cukup sulit dikontrol oleh manusia, alasannya karena kebakaran di alam dapat teridentifikasi beberapa jam atau beberapa hari kemudian setelah terjadi. Kondisi topografi juga mempengaruhi kebakaran dengan memicu penyebaran api yang mudah menyebar terdorong oleh angin.
Upaya pemadaman melalui jalur darat dan udara seringkali dilakukan untuk mengatasi kebakaran hutan ini, walaupun upaya ini tidak benar-benar mematikan api. Saat situasi kebakaran air memang efektif sebagai agen pemadam api namun saat kebakaran hutan cukup sulit untuk mendapatkan pasokan air dalam jumlah yang besar. Air untuk pemadaman kebakaran hutan tidak dimaksudkan untuk memadamkan api melainkan untuk memperlambat penyebarannya dari hal ini membuat petugas pemadam dapat melakukan strategi lain yang tepat agar hutan yang terbakar apinya cepat mati. Maka dari itu, butuh berhari-hari atau berminggu-minggu untuk pemadaman ini jika kebakaran hutan dalam jumlah yang luas.
Dampak dari kebakaran hutan pun tak main-main mulai dari hilangnya vegetasi flora dan fauna di dalamnya, keseimbangan alam terancam, hilangnya ekosistem dan keanekaragaman hayati di lingkungan sekitarnya dan juga berdampak pada kondisi cuaca serta kesehatan masyarakat.
Semoga kebakaran hutan yang terjadi saat ini dibeberapa wilayah khususnya di Indonesia dapat teratasi dan cepat padam dan semoga kelestarian alam yang hilang akibat kebakaran hutan ini cepat pulih dan membaik seperti sedia kala. Walaupun butuh waktu yang sangat panjang untuk benar-benar pulih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H