Mohon tunggu...
rdsinta
rdsinta Mohon Tunggu... Freelancer - Content writer

| Bacalah untuk upgrade dirimu | Double Degree S1 Farmasi dan Sastra Inggris 2022, aktif dalam penulisan konten tentang berbagai informasi yang unik, menarik dan kekinian di sekitaran masyarakat | Instagram : @rdsinta_

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Offline Bookstore Mangkrak Imbas Online Bookstore atau Praktik Buku Bajakan?

25 Mei 2023   08:52 Diperbarui: 25 Mei 2023   08:56 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku merupakan salah satu bagian untuk kehidupan karena mengandung banyak makna dan pengetahuan juga sebagai sarana hiburan di kala waktu senggang. Peredaran buku saat ini sudah sangat mudah dan melimpah belum lagi dengan hadirnya teknologi kita bisa membaca buku dimana saja dan kapan saja. Namun, hal yang menjadi keresahan bagi owner offline store adalah dengan hadinya online bookstore ini bisa menggeser offline bookstore yang dalam perintisannya memerlukan modal, waktu bahkan biaya yang tak sedikit ditambah lagi peredaran buku bajakan yang semakin marak dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. 

Mangkraknya offline bookstore sebenarnya memang terlihat dari banyaknnya konsumen yang beralih ke online store alasannya beragam mulai dari kemudahan dalam pembelian, irit biaya transportasi dan lebih banyak diskonan bahkan cashback jika dibandingkan dengan toko offline bookstore yang terkadang harganya lumayan sedikit lebih tinggi.

Ditambah lagi banyak yang memilih untuk membeli buku bajakan yang dianggap lebih murah dan kualitasnnya hampir mirip dengan versi originalnya, bahkan saat ini penjualan buku bajakan cukup lumayan signifikan meningkat di pasaran bahkan menandingi buku versi original. Padahal dari segi kelayakan, keawetan dan kualitas kertas juga terlihat perbedaan yang mencolok. Buku versi original lebih tahan lama dan yang pasti selain mendukung penulis, penerbit dan percetakannya dengan membeli buku versi original ini menambah semagat bagi para penulis dan penerbitnya untuk menghasilkan banyak karya ynag dibukukan secara legal.

Tak ayal buku versi original ini kini banyak tersedia di online atau offline bookstore bahkan tersedia pula audiobook yang semakin memudahkan konsumennya untuk menikmati karya dimanapun dan kapanpun. Mungkin memang keberadaan teknologilah yang menyebabkan mangkraknya offline bookstore di Indonesia.

Jika kita telisik, offline bookstore seharusnya masih sangat worth it untuk di buka. Selain dari sisi tempat toko buku yang estetik juga di offline bookstore sendiri memberikan pengalaman yang berbeda dibanding dengan online bookstore. Disana kita bisa saling sharing pengalaman para konsumen membaca buku sebelumnya, suasana nyaman dan buku cetak dengan baunya yang khas membuat offline bookstore sangat berkesan bagi konsumennya. Tak ada salahnya memang online bookstore ini dibuka selain memperluas penjualan juga dari sisi budget para konsumen semakin lebih hemat.  Inilah yang menjadi alasan bahwa offline bookstore kini semakin tergeser.

Untuk buku bajakan sebaiknya memang jangan dibeli karena sudah jelas bahwa dapat merugikan para penulis dan penerbit dan tindakan ini dianggap illegal karena sudah diataur dalam peraturan perundang-undangan yang jelas dan tertulis bahwa bisa mendapat kurungan penjara hingga 4 tahun dengan denda mulai dari Rp. 100 juta sampai Rp. 4 miliar bagi siapa saja yang melakukan pembajakannya. 

Jadi, daripada buang uang demi barang illegal mending di tabung dahulu untuk mendapatkan buku keren versi original, selain kualitasnya lebih baik dan bagus disimpan tahan lama untuk koleksi kamu juga setidaknya sudah peduli dengan hak cipta dan ikut mendukung serta menghargai para pembuat karyanya. Stop beli buku bajakan, start beli buku original.

Jadi, itulah beberapa masalah yang dihadapi oleh offline bookstore di Indonesia. Sayang sekali ya. Semoga sistem literasi di Indonesia semakin bisa menghargai hak cipta yang ada untuk melahirkan karya yang original dan mendapat keuntungan bagi para penyajinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun