Aktivitas untuk melepas penat akibat seharian bekerja atau sekedar merilexkan otak bisa dengan bermain main seperti berenang atau sekedar bermain air di tepi pantai. Cukup banyak memang aktivitas bermain air ini yang bisa dilakukan bersama keluarga atau teman terdekat. Namun, baru-baru ini muncul kasus bernama demam keong yang terjadi akibat kegiatan kontak langsung dengan air dimana di dalam airnya mengandung cacing parasit yang hidup di air tawar.Â
Demam keong ini biasanya sering ditemukan di beberapa wilayah yang beiklim tropis maupun subtropis seperti Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Timur Tengah atau Cina Selatan. Demam keong ini nama lainnya disebut Schistosomiasis karena bentuk infektif cacing atau dikenal dengan serkaria yang muncul dari siput.
Bagaimana ciri-ciri atau gejala yang dialami dan apa saja yang harus dihindari ?
Gejala umum yang dirasakan yaitu adanya ruam atau gatal pada kulit. Gejala lain juga dapat muncul setelah 1-2 bulan terinfeksi dicirikan dengan demam, menggigil, batuk bahkan nyeri otot. Hal ini dapat terjadi akbiat reaksi tubuh dari larva cacing bukan dari cacingnya saja. Di dalam tubuh, jika ada parasite yang tumbuh menjadi cacing dewasa maka akan berkembang biak dengan larva yang ada akan berpindah ke organ tubuh lain seperti ke usus, hati, atau kandung kemih yang menyebabkan peradangan.Â
Jika terjadi selama betahun-tahun, parasite ini mungkin saja merusak hati, usus, paru-paru bahkan kandung kemih. Di sisi lain, jika larvanya berhasil masuk ke otak bisa juga menyebabkan kejang, lumpuh atau peradangan pada sumsum tulang belakang. Hal ini bisa menjadi fatal jika tidak segera untuk diobati. Gejala lain jika demam keong ini menyerang daerah urogenital yaitu adanya resiko kerusakan ginjal dan fibriosis kandung kemih yang dalam jangka panjangnya bisa mengarah pada kemandulan.
Diagnosis yang dilakukan yaitu dengan uji sampel feses atau urine untuk melihat adanya parasite dan tes darah untuk membuktikan adanya infeksi. Untuk perawatannya sendiri hanya dilakukan jika tidak ada kerusakan dalam organ dengan diberikan Praziquantel sebagai pereda infeksi dan mengurangi komplikasi. Selain itu, jika menginfeksi saraf pusat maka dokter akan meresepkan golongan steroid.
Untuk mengurangi resiko terpaparnya demam keong ini ada banyak hal yang perlu dilakukan seperti menghindari kontak langsung dengan air tawar yang terkontaminasi, tidak berenang dalam kolam yang ada klorinnya, mengonsumsi air minum yang bersih dan aman begitupun jika digunakan untuk mandi, atau gunakan sepatu boots tahan air jika melintasi aliran air tawar dan sungai.
Demam keong ini bisa dihindari jika menjaga agar lingkungan tetap bersih dan rajin menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Demam keong ini juga perlu perhatian khusus jika sudah menyebar di lingkungan sekitar karena mudah menular. Untuk itu, perlunya kesadaran masyarakat yang berada di daerah terkontaminasi agar jangan sampai menular kemana saja. Demam keong juga bisa jadi wabah berbahaya jika penganannya kurang serius. Untuk itu, jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan diri, keluarga ataupun lingkungan sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H