Gaharu digunakan masyarakat di Timur Tengah sebagai bahan wewangian. Di Cina, dimanfaatkan sebagai obat sakit perut, gangguan ginjal, hepatitis, asma, kanker, tumor, dan stres. Selain itu, gaharu digunakan sebagai bahan baku industri parfum, kosmetika, dan pengawet berbagai jenis aksesoris.Â
Aromanya yang harum menyebabkan gubal gaharu diperdagangkan sebagai komoditi elit untuk keperluan industri parfum, tasbih, pembakar jenazah bagi umat hindu, kosmetik, hio, setanggi (dupa), dan obat-obatan (Semiadi, Wiriadinata, & Darnaedi, 2010).
Berdasarkan aspek keamanan lingkungan dan keragaman hayati, pengembangan gaharu di sekitar hutan juga akan membantu pengamanan keragaman hayati dan kelestarian hutan karena memiliki morfologi yang sangat mendukung perannya sebagai penjaga lingkungan, yaitu meningkatkan kapasitas absorbsi dan retensi air tanah, menguatkan tanah, sehingga tidak mudah longsor serta menyerap CO2 dan menghasilkan O2 yang sangat penting dalam mendukung kehidupan.
REFERENSI
Herda, S., & Setyawan, A. (2017). Manajemen Rantai Pasok Kayu Gaharu Di Kalimantan Barat. Jurnal Manajemen Dayasaing, 18(2), 92. https://doi.org/10.23917/dayasaing.v18i2.4506
Semiadi, G., Wiriadinata, E. B., & Darnaedi, D. (2010). Rantai pasokan produk tumbuhan gaharu (Aquilaria spp.) asal Merauke, Papua. Buletin Plasma Nutfah, 16(2), 150--159.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H