Plato adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, secara spesifik dari Athena. Dilihat dari perspektif sejarah filsafat, Plato digolongkan sebagai filsuf Yunani Kuno. Ia adalah penulis philosophical dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat.
Plato diyakini sebagai seorang filsuf yang berperan besar dalam perkembangan filsafat Yunani Kuno dan filsafat barat secara umum. Sumbangsih yang besar juga diberikan oleh guru Plato, yakni Sokrates , dan murid Plato, yakni Aristoteles. Selain sebagai filsuf, Plato juga dikenal sebagai salah satu peletak dasar agama-agama barat dan spiritualitas. Pemikiran Plato dikembangkan menjadi Neoplatonisme oleh para pemikir seperti Plotinus dan Porphyry. Neoplantonisme memberi pengaruh besar bagi perkembangan Kristianitas, terutama memengaruhi pemikiran para Bapa Gereja seperti Agustinus. Filsuf Alfred North Whitehead bahkan mengapreasiasi Plato dengan mengatakan, "Karakterisasi umum yang paling aman dari tradisi filosofis Eropa adalah bahwa tradisi ini terdiri dari serangkaian catatan kaki untuk Plato".
Pemikiran Plato banyak dipengaruhi oleh Sokrates. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal".[butuh rujukan] Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama.[butuh rujukan] Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Cicero mengatakan Plato scribend est mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis).
Ada berbagai tingkat kontroversi mengenai karya-karya Platon mana yang otentik dan dalam urutan apa karya-karya itu ditulis, karena kekunoannya dan bagaimana karya-karya itu dilestarikan dari waktu ke waktu. Namun, tulisan awalnya umumnya dianggap sebagai sumber kuno Socrates yang paling dapat diandalkan, dan karakter Socrates yang kita kenal dari karya-karya ini dianggap sebagai salah satu filsuf kuno terbesar. Perantara Plato  hingga tulisan-tulisan selanjutnya, termasuk karyanya yang paling terkenal, Republik, umumnya dianggap memberikan filosofi Plato sendiri di mana para protagonis sebenarnya berbicara mewakili Plato sendiri. . Karya-karya ini menggabungkan etika, filsafat politik, psikologi moral, epistemologi, dan metafisika menjadi filsafat yang koheren dan sistematis.
Dari Platolah kita memperoleh teori Bentuk, yang menurutnya dunia yang kita ketahui melalui indera hanyalah tiruan dari dunia Bentuk yang murni, abadi, dan tidak berubah. Tulisan-tulisan Plato juga melahirkan keluhan umum bahwa seni bekerja dengan melebih-lebihkan gairah dan hanya ilusi. Kami juga diperkenalkan dengan cita-cita "cinta Plato": Plato melihat cinta dimotivasi oleh aspirasi untuk bentuk keindahan tertinggi - alam yang indah, dan cinta sebagai kekuatan pendorong yang memungkinkan saat ini ada realisasi tertinggi. Karena mereka cenderung mencegah kita  menerima kurang dari potensi tertinggi kita,  Platon meragukan dan umumnya mengecilkan manifestasi fisik cinta.
Sebagian besar masa mudanya  dihabiskan untuk mempelajari Socrates. Sejak hari-hari terakhir para pemikir alam, atau "filsuf alam", filsafat Yunani juga berorientasi sosial, seperti Plato. Socrates adalah filsuf Yunani pertama yang berfokus pada masyarakat, bukan  alam. Sementara itu, para filosof Yunani yang hidup setelah Socrates, atau lebih dikenal sebagai "pasca-Socrates", mengikuti jalan ini. Mereka lebih fokus pada manusia dan masyarakat daripada pada alam. The Laws adalah karya Plato yang terakhir, terpanjang, dan mungkin paling dibenci.
Buku ini adalah percakapan tentang filsafat politik antara tiga orang tua: seorang Athena anonim, Spartan bernama Megillus, dan  Kreta bernama Clinias. Orang-orang ini bekerja untuk membuat konstitusi untuk Magnesia, sebuah koloni Kreta yang baru. Pemerintah Magnesia adalah perpaduan prinsip-prinsip demokrasi dan otoriter yang bertujuan untuk membuat semua warganya bahagia dan berbudi luhur.
Definisi EtikaÂ
Etika Plato dengan istilah etika cita rasa rasional dan intelektual. Dasar etikanya adalah bagaimana manusia bisa mencapai budi luhur. Dalam arti, budi adalah tahu. Sehingga untuk mencapai suatu etika budi luhur, maka wajib memiliki pengetahuan. Tujuan hidup manusia adalah mencapai kebahagiaan. Tentu bukan dalam arti kebahagiaan duniawi dan materi sifatnya, namun mencapai pengetahuan agar bisa memancarkan budi luhur tersebut.
Etika moral Plato adalah etika moral yang didasarkan pada pengetahuan, sedangkan pengetahuan hanya mungkin dicapai dan dimiliki lewat dan oleh akal budi. Oleh sebab itu, etika Plato sering disebut etika rasional.
Lebih lanjut tentang etika Plato masih terkait erat dengan konsepsinya tentang dunia idea. Ia membagi etika menjadi dua.Â
- Pertama, etika yang berdasarkan budi luhur yang timbul dari cerminan jiwa.
- Kedua, etika atau budi luhur yang tercipta karena dasar kebiasaan moral yang berlaku di suatu masyarakat (konstruksi sosial tentang moral).Â
Jika yang terjadi dalam realitas sosial bertolakbelakang dengan dunia idea, maka akan dua hal yang bisa dilakukan :
- Meninggalkan etika sosial yang salah dan menepi untuk menjalankan hidup sendiri sesuai dengan kehendak dunia idea.
- Berusaha sekuat mungkin untuk menerapkan dunia budi luhur idea ke dalam kebiasaan moral masyarakat yang jauh berbeda.