Di era digital seperti sekarang, sistem belajar online atau Learning Management System (LMS) jadi kebutuhan utama di dunia pendidikan. Kita bisa belajar, mengirim tugas, hingga ikut ujian hanya lewat satu platform. Tapi, tahukah kamu kalau sistem seperti itu juga harus diuji agar bisa bekerja dengan baik dan aman digunakan?
Nah, itulah yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Subang. Mereka meneliti bagaimana cara menguji LMS secara terstruktur dan rapi, menggunakan standar internasional bernama IEEE 829-2008. Hasil penelitian ini dimuat dalam Jurnal Multinetics tahun 2020. Yuk, kita bahas secara sederhana kenapa ini penting!
Apa Itu Software Testing?
Sederhananya, software testing adalah proses memeriksa apakah sebuah aplikasi atau sistem sudah berjalan sesuai harapan. Apakah login-nya lancar? Apakah data bisa disimpan dengan aman? Apakah pengguna bisa melihat menu yang sesuai dengan hak akses mereka?
Bayangkan kamu beli HP baru. Tentu kamu akan coba semua fitur kan? Mulai dari kamera, speaker, sampai touchscreen-nya. Nah, software testing juga seperti itu --- memeriksa fitur satu per satu untuk memastikan semua berjalan baik.
LMS dan Masalah yang Dihadapi
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Subang menggunakan LMS untuk proses belajar-mengajar. Tapi sayangnya, sistem ini belum punya dokumentasi pengujian yang lengkap. Tanpa dokumentasi, sulit mengetahui apakah sistem ini benar-benar aman dan bebas dari kesalahan.
Contohnya, bagaimana jika sistem tidak bisa membedakan login dosen dan mahasiswa? Atau bagaimana kalau datanya bisa dimodifikasi oleh sembarang orang? Inilah sebabnya dokumentasi dan proses pengujian sangat dibutuhkan.
Solusinya: Gunakan Standar IEEE 829-2008
Untuk menyelesaikan masalah ini, para peneliti menggunakan standar IEEE 829-2008, yaitu panduan internasional yang mengatur bagaimana cara membuat dokumentasi pengujian sistem. Mereka juga menerapkan metode bernama Software Testing Life Cycle (STLC), yang membagi proses pengujian menjadi beberapa tahap, yaitu:
