Di era digital, pendidikan kewarganegaraan menghadapi tantangan besar dalam menumbuhkan literasi kritis di kalangan siswa. Akses informasi yang mudah melalui internet dan media sosial memberikan kemudahan, namun juga menimbulkan risiko informasi yang tidak terverifikasi. Sayangnya, Pendidikan Kewarganegaraan sering kali terjebak dalam pengajaran yang hanya mengutamakan hafalan materi, seperti konsep dasar Pancasila dan UUD 1945, tanpa melibatkan siswa dalam analisis isu-isu aktual yang dihadapi negara.
Untuk mengatasi hal ini, salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah integrasi media digital dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Penggunaan teknologi dapat membuat materi lebih menarik dan relevan, serta memberi ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi isu kewarganegaraan secara lebih mendalam. Selain itu, pengajaran literasi digital yang mengajarkan siswa untuk memilah informasi yang valid dan mengenali berita palsu sangat penting di era digital ini.
Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan harus mendorong diskusi dan debat terbuka mengenai isu-isu sosial dan politik yang relevan. Ini akan melatih siswa untuk berpikir kritis, berargumen dengan data yang valid, dan menghargai pendapat orang lain. Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) juga dapat membantu siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan kewarganegaraan dalam konteks nyata, seperti kegiatan sosial yang menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab mereka sebagai warga negara.
Dengan pendekatan yang tepat, maka tidak hanya akan mengajarkan teori, tetapi juga membantu siswa menjadi warga negara yang kritis, bijak, dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI