Mohon tunggu...
sinta mustikawati
sinta mustikawati Mohon Tunggu... -

Kuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, jurusan kajian media

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Beretika dalam Twitter

18 Mei 2012   04:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:09 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Social media brings the power of broadcasting to individuals

Penggunaan twitter kini bukan hanya terbatas sebagai social media, namun telah merengkuh dunia jurnalistik secara internasional dan profesional.  Begitu yang dijelaskan oleh Profesor Mindy McAdams pada Rabu (9/5) lalu.  Seminar yang bertajuk Professional Standard Journalism : Twitter, Ethic, and Cyber Media ini mendiskusikan peran twitter dalam dunia jurnalistik dan bagaimana kode etik jurnalistik dapat diterapkan dalam twitter.

Hal ini cukup beralasan karena dalam perkembangannya twitter sudah digunakan secara resmi sebagai salah satu media untuk menyebarkan berita terbaru baik dari media cetak maupun media penyiaran  “Apakah dengan kemunculan twitter para jurnalis dapat mengaplikasikan kode etik yang sama terhadap media online?” Kutip Profesor Adams.

Dalam penjelasannya, Guru Besar Universitas Florida, Amerika Serikat ini memberikan banyak contoh dari stasiun televisi Al-Jazeera yang menurutnya memiliki kualitas terbaik dalam menampilkan berita kepada masyarakat, bahkan dalam mengelola informasi melalui twitter.  “Al-Jazeera memiliki kepekaan dan mampu memberikan informasi yang berimbang bagi masyarakat”, tambahnya.  Twitter yang dimiliki oleh Al-Jazeera menurutnya tidak sekedar memberikan informasi terbaru melalui 140 karakter, namun juga memicu para pembacanya untuk menuju link tulisan yang dimaksud.
Peserta seminar yang sebagian besar didominasi mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini juga tertarik dengan bagaimana kode etik jurnalistik yang dimiliki oleh jurnalis selama ini dapat diterapkan di social media seperti twitter.  Profesor Adams lalu menjelaskan bahwa pada intinya, social media diartikan sebagai sistem digital yang memampukan orang yang diidentifikasi oleh profile untuk berbagi informasi.  “Profile itu menjadi kunci utama karena akan menentukan bagaimana anda hendak dilihat oleh orang lain di social media,” jelasnya.  Karena itu, Profesor Adams menggarisbawahi bagaimana seseorang membuat sebuah akun.  Apakah akun tersebut merepresentasikan diri seseorang secara personal atau mewakili institusi tertentu, terutama berkaitan dengan jurnalis.
Profesor Adams lalu memberikan contoh jurnalis terkenal dari CNN bernama Anderson Cooper yang memiliki dua akun twitter sekaligus, anderson cooper dan anderson cooper 360.  Dalam penjelasannya, Profesor Adams melihat bahwa jurnalis ini memiliki dua akun terpisah untuk dapat memisahkan dunia profesionalnya dengan dunia pribadinya.  “Dia akan memberikan tweet yang sama sekali berbeda di dua akun tersebut untuk membedakan dirinya dari seorang jurnalis dan seorang individu” tambah Profesor Adams.
Di akhir seminarnya, Profesor Adams sempat mengkritik koneksi internet Indonesia yang menurutnya sangat menghambat kinerja para jurnalis.  “Bagaimana mereka (jurnalis-red) mau berkembang di dunia online media apabila koneksi internet saja sangat lambat dan sangat mahal?” tuturnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun