Saat ini sedang ramai kembali bahasan tentang status kehalalan pewarna alami merah Carmin (Karmin) di sosial media. Sebenarnya, saya dari beberapa bulan lalu sudah menyiapkan draf tulisan tentang pewarna karmin untuk saya bagikan ke laman Kompasiana ini. Namun, karena lain hal saya sampai belum rampung menyelesaikan tulisannya waktu itu. Nah, saat ini dengan ramainya berita pewarna karmin itu, akhirnya saya mencoba kembali lagi untuk aktif submit tulisan ke laman Kompasiana ini.
Semoga saja dengan sedikit ulasan ini, tentang pewarna merah Carmin (Karmin) dapat membantu teman-teman kompasianer dan pembaca ya. Saya mencoba rangkum pembahasannya dari beberapa sumber, seperti MUI Pusat, LPPOM MUI, dan juga lainnya yang relevan. Yuk, kita simak bersama ulasannya !
Definisi Pewarna
Definisi pewarna (colour) menurut Permenkes No. 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, adalah bahan tambahan pangan berupa pewarna alami dan pewarna sintetis, yang ketika ditambahkan atau diaplikasikan pada pangan, mampu memberi atau memperbaiki warna.
Pewarna Alami
Pewarna alami (Natural Colour) menurut Permenkes No. 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, merupakan bahan tambahan pangan (BTP) ataupun lainnya yang berasal dari alam atau makhluk hidup.
Menurut Winarno (1997) yang dikutip di laman e-journal Universitas Atma Jaya, bahwa pewarna alami merupakan zat pewarna alami yang diperoleh dari tumbuhan, hewan atau sumber-sumber mineral.
Menurut Yernisa, dkk., (2013) yang dikutip di laman Media Neliti (2015), Pewarna alami merupakan pilihan alternatif pewarna yang tidak toksik, dapat diperbaharui (renewable), mudah terdegradasi (mudah terurai), dan ramah lingkungan.
Selain itu, pewarna alami saat ini menjadi pilihan yang baik untuk digunakan. Karena pastinya, masyarakat akan berfikir bahwa sesuatu produk yang alami itu lebih baik dan aman bagi kesehatan, jika dibandingkan dengan bahan atau produk yang diproses secara sintesis (buatan).
Dikutip dari laman Media Neliti (2015), zat pewarna alami memiliki kelemahan diantaranya, warna yang dihasilkan tidak stabil, keseragaman warna kurang baik, konsentrasi pigmen rendah, spektrum warna terbatas, mudah kusam dan ketahanan rendah bila dicuci serta terkena sinar matahari.
Pewarna alami merah biasanya dapat kita peroleh dari berbagai macam tumbuhan. Diantaranya dari buah bit, wortel, bayam merah, pepaya, buah naga, kulit manggis, dan lain sebagainya yang memiliki warna buah, kulit atau daun berwarna merah. Ternyata, perwarna alami merah selain dari tumbuhan yang sudah disebutkan. Pewarna alami merah ada yang bersumber dari hewan serangga. Produsen sering menuliskan di kemasan produknya itu sebagai “Pewarna Alami Carmin atau Karmin”.
Nah, apa sih Pewarna Alami Carmin sendiri ?, berikut ini adalah sedikit bahasannya :