Mohon tunggu...
Sinta Aulia
Sinta Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - KMN'58

Ini bio

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Longsor di Cisolempat Kecamatan Parakansalak, Tak Kunjung Ada Realisasi dari Pemerintah Daerah

16 Maret 2023   08:30 Diperbarui: 16 Maret 2023   13:07 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sukabumi, 4 Maret 2023.  Hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan bencana alam tebing longsor. Tebing setinggi 20 meter yang berlokasi di kampung Cisolempat Rt 12, Desa Sukakersa, Kecamatan Parakansalak ambruk karena tidak memiliki penahan. Tiga rumah yang dihuni 10 jiwa itupun hancur akibat tebing yang ambruk. Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa ataupun luka-luka.

"Bencana tanah longsor ini terjadi karena intensitas hujan  tinggi yang mengguyur wilayah cisolempat dengan waktu yang cukup lama. Tepatnya setelah maghrib menjelang isya peristiwa tebing ambruk terjadi dan mengakibatkan dapur milik warga jebol," ungkap Wawa selaku Satgas Desa Parakansalak. Kejadian ini diduga karena banyaknya bangunan di atas tebing yang belum memiliki tembok penahan tanah. Semakin banyaknya rumah membuat berat beban diatas tebing bertambah. Curah hujan yang tinggi masuk melalui celah tanah dan akhirnya peristiwa longsor tersebut tidak dapat dihindarkan.

Tahun sudah berganti, namun sayangnya rumah yang terdampak longsor belum mendapatkan bantuan perbaikan dari pemerintah daerah. Hingga saat ini, korban peristiwa longsor mengungsi kerumah kerabatnya yang terdekat. Akan tetapi, belum bisa dipastikan berapa total kerugian akibat tebing ambruk tersebut. Dampak dari peristiwa longsor membuat dua rumah yang berdekatan dengan tebing terancam longsor susulan. Oleh karena itu, warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi kejadian dihimbau  untuk meninggalkan lokasi kejadian.

Bantuan yang diberikan kepada para korban terdampak bencana longsor sampai saat ini hanya bantuan sembako berupa bahan makanan saja. Pihak desa sudah membuat laporan mengenai peristiwa longsor ini namun belum adanya realisasi tindakan. Warga berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan untuk memperbaiki rumah korban yang terdampak. Kini, lokasi peristiwa longsor pun sudah usang dan dipenuhi oleh rerumputan hijau yang cukup tinggi. Banyaknya coretan pada rumah korban menggambarkan harapan warga yang ingin mendapatkan tindakan segera dari pemerintah daerah.

Sekretatis Kecamatan Sukakersa, Istiqmal Kurniawan, S.AP mengatakan, peristiwa longsor itu dikarenakan kondisi tanah yang tidak bisa menahan debit air yang tinggi. Bukan hanya di kampung cisolempat saja peristiwa longsor ini terjadi. Wawa selaku Satgas Sesa Parakansalak mengatakan setidaknya ada beberapa kampung lainnya yang mengalami tanah longsor seperti kampong cikareo, bojong, dan sukatani. Penyebabnya pun sama karena intensitas curah hujan yang tinggi dan kondisi tanah yang tidak stabil sehingga tebing ambruk.

Upaya lain yang dilakukan oleh aparat setempat yaitu memberikan spanduk imbauan kepada lokasi-lokasi kejadian yang rawan terkena longsor. Hal ini dilakukan agar terhindar dari peristiwa longsor dan meminimalisir kerugian materil. Selain itu, pemasangan spanduk dilakukan agar pengendara selalu berhati-hati apabila melintas ke lokasi tersebut.

 "Meski saat ini, belum ada realisasi dari laporan yang sudah dibuat, dalam mengantisipasi peristiwa longsor. Pihak aparat dan warga setempat bekerjasama agar selalu siaga. Hal ini diperlukan agar ketika terjadi longsor susulan, aparat dan petugas lainnya bisa langsung pergi ke lokasi kejadian. Pada intinya seluruh masyarakat akan terus meningkatkan kewaspadaan mengenai ancaman bencana alam di musim hujan. Salah satunya yaitu bencana tanah longsor." Ucap Istiqmal Kurniawan, S. AP selaku Sekretaris Kecamatan Sukakersa.

Meski demikian, tindakan dari pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk menangani dampak bencana longsor ini. Khawatir dampak bencana longsor akan semakin meluas apabila tidak ada tindakan apapun. Apalagi akhir-akhir ini selalu turun hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.

Satgas Desa Parakansalak Wawa mengatakan, mayoritas kecamatan di parakansalak ini masuk kedalam daerah rawan bencana tanah longsor. Bukan hanya di musim hujan saja, longsor pun terjadi saat musim kemarau. Oleh karena itu, warga selalu waspada apabila terjadi hujan dengan kurun waktu yang cukup lama. Hujan deras kerap kali disertai petir yang tidak hanya memicu bencana tanah longsor saja. Tetapi menyebabkan bencana lainnya seperti angin puting beliung yang sempat menerjang kawasan kampung lebak siuh, hingga pergeseran tanah.

Koordinasi yang baik dan bersinergi merupakan langkah yang tepat untuk penanggulangan bencana alam yang tidak dapat diprediksi. Ancaman tanah longsor di desa parakansalak dimulai pada bulan oktober karena intensitas curah hujan yang meningkat. Musim kering yang panjang membuat penguapan air di permukaan tebing dalam jumlah yang besar. Hal itu menyebabkan munculnya rongga dan merekahnya permukaan tanah. Intensitas hujan yang tinggi di kampung cisolempat membuat kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu yang singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun