Andragogi vs pedagogi menurut Malcolm Knowles
Malcolm Shepherd knowles (1913-1997) merupakan seorang pendidik di Amerika Serikat yang mempelajari tentang bagaimana orang dewasa belajar. Hal itu disebabkan karena Knowles beranggapan cara dan bentuk pembelajaran orang dewasa lebih unik di banding cara mengajar anak-anak.
Andragogi menurut Knowles (1977:38) merupakan ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar. Sedangkan menurutnya pedagogi adalah ilmu atau seni mengajar anak. Knowles (1970) menjelaskan mengenai konsep andragogi ke dalam empat asumsi pokok yang berbeda dengan pedagogi. Berikut adalah empat asumsi yang dikemukakan oleh Knowles:
1. Konsep diri (self concept)
Pada andragogi orang dewasa konsep dirinya sudah tumbuh dan berkembang sehingga tidak tergantung. Model pembelajaran yang diterapkan adalah hubungan saling membantu atau timbal balik (a helping relationship). Penerapan belajar orang dewasa ini peserta didik berperan aktif dan tugas pendidik hanya mendorong dan mendukung perkembangan. Peserta didik juga aktif dalam komunikasi dua arah dengan pendidik. Sedangkan pada pedagogi konsep diri anak masih tergantung dan model pembelajaran yang dilakukan antara anak dengan pengajar masih bersifat pengarahan (a directing relationship). Penerapan pada pembelajaran pedagogi adalah pendidik mengatur semua kegiatan belajar meliputi apa, kapan, dan bagaimana suatu materi akan dipelajari kemudian menguji materi yang telah dipelajari.
2. Pengalaman
Pengalaman yang dilalui orang dewasa dapat dijadikan sumber belajar yang penting. Komunikasi yang terjalin saat pembelajaran terjadi dua arah antara pelajar dan pengajar. Penerapan pada pembelajaran ini dapat berupa diskusi, problem solving, dan sebagainya. Pada pedagogi pengalaman masih sangat kurang dan terbatas sehingga dianggap kurang berpengaruh pada proses pembelajaran. Penerapan dari pembelajaran ini adalah pengajaran diktatik dimana pendidik berperan dalam pemberian materi kepada peserta didik.
3. Kesiapan belajar
Pada pembelajaran orang dewasa mereka sudah dapat menentukan tentang apa yang akan mereka pelajari didasarkan pada persepsi diri mereka sendiri terhadap situasi dan kondisi yang mereka alami. Program pembelajaran pada andragrogi disusun untuk penerapan pada kehidupan secara langsung. Sedangkan pada pedagogi pendidik atau pengajar perlu menentukan apa yang akan peserta didik pelajari bagaimana mereka akan belajar, dan kapan mereka akan belajar. Penerapan pada peserta didik mengenai kesiapan belajar dapat berupa kurikulum yang telah distandarisasikan.
4. Orientasi belajar
Pendekatan yang digunakan pada andragogi adalah pendekatan problem centered di mana pembelajaran dianggap sebagai proses dalam menemukan sebuah masalah kemudian mencari pemecahan masalah yang sesuai. Pengalaman sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah yang ada. Pada pedagogi pendekatan yang dipakai adalah subject centered di mana peserta didik belajar dari bahan yang sudah ditentukan misalnya menggunakan kurikulum.
Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yang diterapkan pada andragogi sudah terdapat timbal balik sedangkan pada pedagogi pembelajaran masih bersifat satu arah. Kemudian pada andragogi sumber belajar berasal dari pengalaman yang dapat diaplikasikan dalam diskusi maupun problem solving, sedangkan pada pedagogi pembelajaran masih berdasarkan materi yang diberikan oleh pendidik. Dalam hal kesiapan belajar pada andragogi orang dewasa sudah dapat menentukan apa yang akan mereka pelajari, sedangkan pada pedagogi berdasarkan kurikulum yang telah distandarisasikan. Orientasi belajar dari andragogi adalah bagaimana orang dewasa dapat menemukan masalah kemudian mencari pemecahan masalah yang sesuai, pada pedagogi orientasi belajar berasal dari bahan ajar yang sudah ditentukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H