Akhirnya Jim bisa pulang ke rumahnya kembali,
Selamat merenungi perjalanan Raihan & Baharun.
ಥ_ಥ
Bagian satu.
Andai kata Pencerita sedang di rumahnya, pastilah Cerdas membantunya untuk mengemas paket itu. Cerdas sangat rapih dan telaten dalam hal beginian. Lihatlah Pencerita, tidak tahu menahu bagaimana mengemas barang. Sungguh malang sekali dirinya, jauh dari rumah dan keterampilan sesederhana itu. Menggunakan kertas yang asal beli, di balut dengan solatip kertas yang di potong asal-asalan, kemudian barang yang dibungkus dengan kantong plastik seadanya (pikirnya, demi keamanan barang) tapi jadi terlihat lebih aneh.
Tidak, tidak ada surat yang bisa dituliskan meskipun mau. Harusnya ini semua tertulis dan terlipat dalam cela barang yang dikirim, tapi karena sudah lama tidak menulis manual dan tulisan yang sangat buruk (bisa di lihat di sticky note itu) jadilah tidak jadi menulis manual.
Pencerita ini senang (banget) bisa mengembalikan sekaligus meminjamkan koleksi milikinya. Sungguh senang, sangat senang.
Belakangan ini, lagi rajin-rajinnya mengunyah permen karet. Cobalah.
Bagian dua.
Ada satu hal yang mau Pencerita sampaikan. Ia punya caranya sendiri menutupi ego & gengsinya dalam menulis.
Diantara mimpi-mimpi yang Pencerita alami, pada setiap bangunnya ia selalu dihadapi dengan dua pilihan menuliskan mimpi itu atau bangun dan melupakannya begitu saja.