Setelah hasil QC diumumkan, kelihatan PDIP maupun jokowi kepingin gerak cepat untuk membangun koalisi partai, dalam hitungan hari sudah masuk NASDEM, dan itu sudah memenuhi syarat untuk mengajukan calon capres dengan mengusulkan cawapres JK.
Tetapi hasil pileg bagi internal PDIP tidak sesuai target yang diharapkan untuk mengajukan pasangan capres dari internal sendiri dimana PUAN akan diajukan sebagai cawapres, dimana fenomena jokowi tidak bisa mendokrak suara PDIP secara siknifikan, sehingga harapan itu kandas ditengah jalan.
Dengan janji koalisi ramping tidak membutuhkan koalisi banyak partai,terhindar dari politik dagang sapi tetapi masih melakukan loby dan menunggu muatan, sehingga mengumumkan pasangan cawapres sebelum hasil resmi KPU menjadi medekati deadline.
Ternyata akar  permasalahanya diinternal PDIP sendiri dimana semua keputusan berada ditangan empok MEGA, jadi petinggi partai maupun jokowi yang membangun komunikasi politik hanya pengisi waktu saja, semua kembali ke MEGA.
Apa bedanya gerak cepat dengan gerak lambat jika pengumuman pasangan capres akhirnya dihari terakhir deadline, padahal PRABOWO sudah mengerucut berpasangan dengan HATTA, ternyata pemimpin tua bekerja lebih lambat dan peragu, dan apalagi  masih pescaya dengan klenik untuk memutuskan segala sesuatu, semedi ke blitar, singopore, bali sami mawon semakin lambat.
Kalau untuk kepentingan bangsa dan negara  menganggalkan kepetingan pribadi pasti akan menghasilkan yang terbaik untuk negeri ini, tetapi dengan waktu yang panjang hanya untuk mengulur waktu untuk menyisipkan kepentingan golongan atau pribadi hasilnya kanan jelek.
Calon cawapres yang masuk nominasi kuat RR, JK, AS, MAHFUD, dan seminggu  kemarin sudah mengerucut saat kampanye jkw ke sulawesi bahwa cawapresnya dari Indonesia timur heheheheh muncul lagi siPUAN.
Andaikata yang dikerucut itu JK dan AS tinggal ketok palu kenepa harus  menunggu lama, dengan terbentur aturan perundangan dipastikan calon terbaik si  AS dari PDIP kandas, membuka peluang calon yang tersisih dan menyodorkan PUAN kembali dari PDIP.
Pilih PUAN atau JK, karena AS sudah tersisih karena buletnya MEGAWATI. ataukan ini sebagai alat untuk menjalin koalisi dan pencitraan tetapi menu terakhir  mitra koalisi diarakan untuk menerima  PUAN .
Dan dari waktu yang lama tidak dinggunakan dengan baik, Â semua diputuskan 1x24 jam sebelum deadline KPU, karena terdesak maktu yang mepet akhirnya bukan keputusan yang terbaik juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H