Mohon tunggu...
Sinkamikaze Dj
Sinkamikaze Dj Mohon Tunggu... -

Tertarik dengan negara-negara kawasan timur jauh karena kemajuan iptek dan ekonomi , keunikan sosial budaya, pola pikir dan konflik kawasan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pelayanan Purna Jual di Jepang "Two Thumbs Up"

14 Juni 2013   08:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:03 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13711730672141357239

Sudah memasuki bulan ke -2 di Jepang, saya masih juga belum memiliki pocket wifi (semacam USB modem, perbedaannya pocket wifi lebih portable karena bisa dibawa kemana-mana tanpa harus dimasukkan ke laptop dan bisa memancarkan gelombang wifi sehingga bisa dimanfaatkan beberapa gadget sekaligus). Selama ini saya menggunakan internet yang ada di kampus dan menumpang pocket wifi milik teman di apato (=apartemen, tapi tidak semewah di Indonesia). Kalau ada pertanyaan kenapa tidak beli langsung setelah sampai di Jepang, jawabannya adalah karena untuk keiyaku (=kontrak)internet, telpon atau apa saja harus sudah memiliki account bank beserta kartu ATM nya dan hokensho (asuransi). Sedangkan proses pembuatan account sampai diterbitkan kartu ATM butuh waktu agak lama. Setelah golden week (=libur panjang di Jepang pada awal Mei, biasanya 4-5 hari), kartu ATM yang dinanti-nanti akhirnya tiba di apato. Sehingga saya putuskan weekend minggu ke-2 Mei untuk mendaftar internet sambil mencari-cari promo. Setelah berkeliling, saya memilih pocket wifi jenis smartphone stream X dengan provider Emobile di Yodobashi camera Yokohama karena selain fungsi utamanya adalah sebagai router pocket wifi, smartphone tersebut bisa juga untuk menelpon. Kartu identitas, asuransi dan ATM saya diminta ten-in (=pegawai toko) untuk difotocopy dan saya mulai mengisi formulir pendaftaran. Saat itu ada promo jika melakukan  kontrak  internet, ada diskon ¥5.000 (Rp.500.000,-) untuk pembelian tablet merk apa saja di Yodobashi camera.  Karena Ipad masih mahal, saya memilih tablet merk baru di Jepang dengan pabrik di Cina yaitu Keian. Cukup murah, dengan diskon saya hanya perlu membayar ¥7.800 (Rp.780.000,-), spec nya RAM 1 Gb dan HD 8Gb. Seminggu kemudian saya kembali ke Yodobashi camera untuk mengambil pocket wifi yang sudah disetujui kontraknya.  Setelah ditimbang-timbang sepertinya saya lebih butuh pocket wifi biasa daripada pocket wifi multiguna seperti smartphone StreamX. Karena dengan biaya bulanan yang sama ternyata kuotanya berbeda. Jika pocket wifi biasa kuota bisa lebih dari 10Gb, maka smartphone StreamX hanya berkuota 5Gb. Bagi kita yang tinggal jauh dari tanah air yang sering menggunakan skype dan online tv streaming, kuota tersebut sangatlah kurang. Hal tersebut saya sampaikan kepada ten-in nya. Pada awalnya ten-in agak bingung karena sudah terlanjur kontrak. Namun saya katakan lagi bahwa saya benar-benar hanya butuh yang biasa.  Lalu ten-in tersebut mengatakan kalau begitu saya akan coba laporkan dulu ke manajer saya. Kurang lebih 5 menit kemudian ten-in kembali dan mengatakan permintaan saya dikabulkan namun tetap melalui prosedur seperti pengajuan kontrak baru lagi, saya katakan tidak masalah. Ternyata hanya dalam waktu 1,5 jam aplikasi pocket wifi saya disetujui dan bisa langsung digunakan (termasuk promo tablet nya). Dalam hati, ternyata Jepang bisa dinego juga asalkan kita bersungguh-sungguh dan alasannya tepat. Saya langsung coba pocket wifinya di apato dengan HP android Samsung jadul dan laptop saya, memuaskan. Kecepatan download 10Mbps, upload 4Mbps (Masih kalah dengan Korsel kecepatan download bisa 30Mbps, tapi wajar juga jumlah penduduk Jepang 2x lipat penduduk Korsel). Tak lupa saya coba tablet baru Keian nya, tapi hasilnya mengecewakan, untuk buka google saja memakan waktu sangat lama. Ini spec. tabletnya yang jelek atau saya lagi tidak beruntung dapat barang yang jelek. Sudah terbayang uang ¥7.800 melayang. Weekend selanjutnya saya ke Yokohama lagi untuk mencoba henpin atau kokan (pengembalian atau penukaran) barang di customer service yodobashi camera. CS nya tidak langsung percaya tapi harus dibandingkan dulu dengan produk yang sama.  Setelah dites, produk yang saya dapat memang bermasalah sehingga toko bsa menggantinya dengan yang baru. Alhamdulillah, tidak sia-sia usaha saya kali ini. Hal ini membuktikan bahwa di Jepang konsumen benar-benar nomor 1. Saat proses penukaran pun saya dilayani CS nya dengan ramah. Seminggu kemudian, pulang dari kampus saya mencoba membuka internet dan hasilnya tidak connect. Pocket wifi saya coba matikan dan dinyalakan kembali tetap tidak connect. Apa lagi ini, masalah lagi kah? Saya coba jaringan wifi milik teman, hasilnya normal. Berarti yang bermasalah adalah pocket wifi saya.  Saya sudah membayangkan akan keluar ongkos dan tenaga lagi untuk menukar barang di Yokohama. Tunggu dulu, barang ini produk Emobile, kenapa tidak coba telpon call center Emobile saja? Saya menelpon call center Emobile dan sebelum saya ditanya permasalahannya, terlebih dahulu dilaksanakan verifikasi penelpon dalam hal ini nama,alamat, no tel, password (saat mengisi formulir aplikasi kontrak apapun di Jepang selalu ditulis ansho bango=password, biasanya 4 digit). Setelah saya sampaikan permasalahannya, langsung mas CS nya mengatakan kalau begitu akan kami kirim barang baru sebagai pengganti,akan sampai di apato dalam waktu 2 hari. Setelah sampai, tolong barang yang rusak dikirim kembali ke kami dengan slip pengiriman tanpa biaya yang kami sertakan beserta barang. Sekali lagi alhamdulillah. Barang rusak diganti baru, tinggal menunggu di apato, ongkos kirim gratis. Saat mengalami kejadian-kejadian diatas, saya sedikit kesal karena segala sesuatunya tidak berjalan dengan semestinya mulai dari salah memilih paket internet sampai mendapat barang dengan kondisi yang jelek.  Namun setelah mendapat solusi yang memuaskan, saya mendapat pelajaran berharga bahwa di negeri sakura ini konsumen memang benar-benar diutamakan. Produsen tidak mau konsumen merasa rugi telah mengeluarkan uangnya untuk produk mereka. Asalkan alasannya jelas dan bisa diterima, proses tidak akan berbelit-belit dan langsung diganti dengan produk yang baru. Tidak ada istilah barang yang sudah dibeli tidak dapat ditukar/dikembalikan seperti di Indonesia. Saya hanya bisa berharap dan berdoa semoga produsen dan pengusaha di Indonesia bisa mencontohnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun