Kemudian peserta didik dirangsang dengan pertanyaan pemantik tentang masalah tersebut, sehingga ada beberapa dari siswa yang menyampaikan data, informasi-informasi serta pertanyaan terkait artikel yang akan dibuat menjadi  rumusan masalah. Berdasarkan hasil observasi pada tahap ini ada sekitar 77,27% peserta didik sudah dapat membuat pertanyaan yang mengarah pada kemampuan berpikir kritis; 2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar: peserta didik sudah berada pada kelompok yang heterogen sehingga terdapat perbedaan kemampuan kognitif antar anggota kelompok.Â
Pada tahap ini peserta didik menuliskan beberapa solusi terkait hasil identifikasi masalah yang telah dibuat berdasarkan pengetahuan awal mereka masing-masing. Selain menuliskan solusi pada LKPD, peserta didik juga menuliskan solusi yang sama pada aplikasi IdeaBoardz menggunakan HP maupun Chrome Book yang sudah dibagikan masing-masing 1 buah di tiap kelompok. Berdasarkan hasil observasi terlihat bahwa 80,3% peserta didik sudah dapat melaksanakan salah satu indikator berpikir kritis yaitu dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks dan disertai alasan yang logis.Â
Hal ini tampak pada saat peserta didik menuliskan solusi disertai alasan sesuai dengan identifikasi masalah yang mereka telah buat; 3) Membimbing penyelidikan kelompok: Pada pertemuan 1, peserta didik melakukan penyelidikan menggunakan berbagai sumber informasi yang mereka miliki. Guru memberikan alternatif terkait sumber informasi dalam penyelidikan yang akan peserta didik lakukan. Adapun alternatif penyelidikan yang dapat dilakukan dengan berbagai sumber, yaitu: penggunaan aplikasi ARPEN (Augmented Reality Sistem Pencernaan), internet, buku Paket IPA, dan awancara narasumber terkait. Pada tahap ini peserta didik sudah tampak bisa melaksanakan investigasi, dengan melakukan telaah informasi yang diketahui dan tidak diketahui serta dapat memilih informasi mana yang tepat untuk penyelesaian masalah.Â
Dibuktikan dari hasil observasi kemampuan berpikir kritis pada indikator memecahkan masalah bahwa terdapat 77,27% peserta didik telah melaksanakan kegiatan pemecahan masalah melalui tahap investigasi atau penyelidikan.Â
Begitu juga dengan indikator menuliskan kesimpulan sebanyak 80,3% peserta didik sudah mampu menuliskan kesimpulan sesuai dengan hasil penyelidikan; 4). Mengembangkan dan menyajikan hasil karya: pada tahap ini peserta didik melakukan kegiatan diskusi dengan menuliskan hasil penyelidikan melalui aplikasi IdeaBoardz; dan 5)Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah: Pada tahap ini peserta didik  mempresentasikan di depan kelas tentang hasil penyelidikanya, kemudian peserta didik lain menyimak dan guru mengarahkan untuk menganalisis,  mengevaluasi dan apresiasi kepada kelompok yang sedang mempresentasikan hasil penyelidikanya. Teknis penilaian yaitu setiap kelompok yang maju ada 1 kelompok yang memberikan komentar atau pertanyaan. Dengan seperti ini peserta didik menjadi lebih tertantang dalam memberikan respon dan penilaiannya.Â
Namun ada beberapa peserta didik juga yang masih melakukan kegiatan yang lain saat kelompok lain presentasi. Namun berdasarkan hasil observasi keterampilan kemampuan berpikir kritis, ditemukan bahwa 77,27% peserta didik telah dapat menganalisis argumen dan 78,79% peserta didik sudah dapat melaksanakan kegiatan menganalisis dan mengevaluasi.
Faktor pendukung keberhasilan pembelajaran ini karena menggunakan model pembelajaran PBL yang berpusat pada siswa, informasi pada pembelajaran menggunakan media power point yang menarik sehingga menambah minat belajar peserta didik. Pada pembelajaran ini juga aplikasi ARPEN dan IdeaBoardz yang baru bagi peserta didik untuk melakukan kegitan penyelidikan. Guru juga membuat bahan ajar yang mendukung keterlaksanaan pembelajaran. Selain faktor diatas faktor pendukung keberhasilan juga karena adanya bimbingan dari Dosen Pembimbing, Guru Pamong, Kepala Sekolah, teman sejawat sebagai observer, peserta didik dan narasumber yang diwawancarai serta sarana berupa Chrome book yang dimiliki sekolah sehingga bisa dimanfaat dalam proses pembelajaran.
Pelajaran lain yang bisa diambil dari kegiatan yang sudah dilakukan adalah pentingannya pengembangan kompetensi pada guru. Guru senantiasa belajar dalam menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan peserta didik pada abad 21, salah satunya yaitu keterampilan berpikir kritis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H