Mohon tunggu...
Singgih Wahono
Singgih Wahono Mohon Tunggu... -

Seorang dokter, lulusan FK-UB (Univ Brawijaya, Malang). Mohon dengan hormat tidak dipanggil dengan "dok", takut nanti keliru jadi "dog" atau "kalau didodok gemeter.."

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lupus (Bagian 3): Bagaimana Dokter Mendiagnosa Lupus?

28 November 2009   19:56 Diperbarui: 4 April 2017   16:28 17946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Yuk kita melongok bagaimana seorang dokter mendiagnosa penyakit Lupus.

Pertama, seorang dokter akan mewawancarai pasiennya (istilahnya: anamnesa, atau bahasa bulenya: history taking). Dokter akan menanyakan banyak hal, baik yang langsung berhubungan dengan Lupus, maupun yang tidak. Dengan wawancara yang teliti, sekitar 75% apa penyakit seseorang sudah diketahui. Jadi ketrampilan seorang dokter untuk anamnesa sangat penting. Tentu harus dengan empati, senyum dan akrab, sehingga pasien akan merasa nyaman dan akan terbuka dengan segala keluhannya. Lha, kalau bertemu dokter yang pelit bicara atau terburu-buru, gimana...........?!? Nah, kalau sudah begini,  mau tidak mau pasien harus aktif menceritakan semua keluhannya, meski tidak ditanya.

Tips: Sebelum ke dokter, catat semua keluhan anda, ataupun hal-hal yang mau anda tanyakan ke dokter. Dengan catatan itu, kemungkinan anda lupa melaporkan suatu keluhan, akan terminimalisir. Jika anda sudah pernah periksa sebelumnya di tempat lain, mohon dibawa SEMUA hasil pemeriksaan terdahulu, juga obat-obat yang diberikan oleh dokter sebelumnya. Hal ini akan sangat berguna untuk diagnosa yang lebih cepat, karena tidak perlu mengulang lagi pemeriksaan yang sama. Disamping itu  bisa dilihat, apakah obat yang dulu sudah klop dengan keadaan penyakit sekarang.

Kedua,dokter akan memeriksa badan anda, setelah minta ijin pada anda tentunya. Dokter yang teliti, akan memeriksa anda dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kalau kita masih ingat dengan gejala Lupus, kadang ada ruam yang tersembunyi di kepala, ada kerontokan rambut, so kepala harus dicek juga. Dan tentu saja jantung, paru, perut, dan seterusnya.

Ketiga, dokter akan menyarankan beberapa pemeriksaan penunjang.  Pemeriksaan penunjang untuk Lupus biasanya adalah pemeriksaan darah dan air seni (urin). laboratorium. Pemeriksaan laboratorium ini bisa dari yang paling murah (urin, darah lengkap [Hb, lekosit, trombosit, LED=laju endap darah]) sampai yang mahal ( Rp 100.000 ke atas) misalnya ANA test, antidsDNA. Walah, pemeriksaan apa ini gerangan...??

ANA test = Anti Nuclear Antibody test. Ups, nuklir?? Nuclear disini maksudnya adalah inti sel (nukleus). Sebagaimana kita ketahui, tubuh kita terdiri dari sel yang berinti (kecuali sel darah merah dewasa). Saya kira anda masih ingat dengan tulisan pertama saya tentang Lupus, yakni bahwa Lupus adalah penyakit auto imun. Antibodi adalah protein yang dikeluarkan oleh sel-sel kekebalan tubuh kita (limfosit) untuk memerangi kuman-kuman yang menyerang kita. Nah, pada Lupus, antibodi ini justru menyerang sel-sel kita sendiri terutama inti dan struktur di dalam inti. Antibodi jahat ini secara umum dinamakan sebagai autoantibodi. Jadi, ANA adalah autoantibodi yang menyerang inti sel kita. Bisa dibayangkan akibatnya, karena kita semua terdiri dari sel yang jumlahnya banyak sekali....

ANA test termasuk dalam salah satu kriteria penting untuk mendiagnosa Lupus.

Apakah ANA test yang positif sudah berarti seseorang sudah pasti terkena Lupus? Tidak selalu. Karena ANA test positif bisa terjadi pada beberapa penyakit lain. Disamping itu, perlu kriteria lain untuk mendiagnosa Lupus. (Lihat kriteria diagnosis Lupus di bawah).

AntidsDNA = anti double stranded DNA. DNA (deoxyribonucleic acid) adalah pembentuk gen kita, yang tersusun dalam rantai ganda (double stranded/ double helix). Gen ada di dalam inti sel kita. Jadi antidsDNA ini merupakan bagian dari ANA, yang menyerang DNA. AntidsDNA ini cukup spesifik untuk Lupus. Artinya, pada penyakit lain, jarang didapatkan.

Akhirnya, kita sampai pada kriteria diagnosa Lupus, yang disusun oleh pakar dari American College of Rheumatology. Yang terbaru adalah versi tahun 1997.

Ada 11 item kriteria, dan untuk mendiagnosa Lupus, minimal ditemukan 4 kriteria yang positif. Inilah kesebelas item kriteria itu:


  1. Ruam malar/ ruam kupu-kupu (malar rash/ butterfly rash). Kulit pada kedua pipi dan batang hidung menjadi berwarna kemerahan, kalau menyembuh akan berwarna gelap. Jika dilihat, bentuknya seperti kupu-kupu. Ruam ini menjadi signature sign dari Lupus, meskipun tidak selalu  terdapat pada semua penyandang Lupus.
  2. Ruam diskoid. Ruam ini berbentuk bundar, kemerahan, kalau menyembuh akan berwarna kehitaman.
  3. Luka pada mulut (oral ulcer). Luka kecil-kecil seperti sariawan, yang berulang di mulut, kadang juga di lidah.
  4. Fotosensitivitas. Foto: sinar/ cahaya. Jadi maksudnya peka terhadap cahaya matahari, atau lebih spesifik lagi sinar ultra violet. Kalau terkena sinar, maka kulit penyandang Lupus akan menjadi kemerahan, dan bahkan gejala Lupusnya bisa kambuh atau memberat.
  5. Radang sendi (arthritis).  Sendi-sendi akan terasa nyeri, bahkan kemerahan dan kadang juga bengkak.
  6. Gangguan ginjal. Gangguan ginjal disini bukan batu ginjal atau infeksi ginjal, melainkan keradangan ginjal. Lebih tepatnya lagi keradangan pada filter ginjal (glomerulus). Gangguan ini mudah diperiksa dengan pemeriksaan urin lengkap pada saat tidak mens. Disini akan didapatkan protein dan  sel darah merah pada urin yang normalnya tidak ada, atau kalau ada, dalam jumlah yang sangat sedikit.
  7. Radang pada selaput serosa. Selaput serosa adalah selaput yang membungkus beberapa organ tertentu dari tubuh kita. Yang paling sering adalah radang selaput pembungkus jantung (pericarditis, pericard= selaput pembungkus jantung, itis = radang), radang selaput paru (pleuritis). Keadaan ini dapat langsung ditemukan oleh dokter saat pemeriksaan, tetapi kadang perlu konfirmasi dengan foto ronsen dan echo cardiography (semacam USG khusus untuk memeriksa jantung).
  8. Gangguan pada sistem syaraf. Dapat terjadi penurunan kesadaran bahkan sampai koma. Kejang-kejang yang kadang dikira ayan (epilepsi). Bahkan bisa terjadi gangguan ingatan. Nyeri kepala (nyeri yang bukan pusing, pusing = rasa berputar) tidak termasuk salah satu kriteria ini.
  9. Gangguan pada sistem darah. Gangguan ini bisa pada sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (lekosit) atau  trombosit (keping-keping darah yang berfungsi untuk pembekuan darah). Anemia hemolitik adalah hancurnya sel-sel darah merah sebelum waktunya (sel darah merah yang normal akan dihancurkan setelah 120 hari) dikarenakan faktor autoimun. Lekosit jumlahnya akan menurun, trombosit juga akan menurun.
  10. Pemeriksaan imunologi yang positif. Maksudnya disini adalah pemeriksaan autoantibodi khusus. Yang paling sering diperiksa adalah antidsDNA. Bila anti dsDNA negatif, biasanya akan diperiksa antiSm.
  11. ANA test positif.

Ketentuannya: Lupus dapat didiagnosa jika minimal 4 dari 11 kriteria diatas, positif. Lha kalau cuma satu, dua atau tiga yang positif bagaimana? Mungkin bukan Lupus, atau mungkin awal dari Lupus. Sehingga pada keadaan ini, seseorang sebaiknya selalu kontrol untuk melihat perkembangan penyakitnya.

Jika anda sudah membaca gejala-gejala Lupus pada tulisan saya sebelumnya, tampak bahwa tidak semua gejala dimasukkan sebagai kriteria. Misalnya, panas badan, rambut rontok, kelelahan, berat badan turun dan sebagainya. Hal ini karena gejala-gejala tersebut sangat umum, dapat terjadi pada penyakit yang lain.

Melihat hal-hal diatas, alangkah baiknya jika kita waspada dengan kemungkinan terkena penyakit Lupus ini. Bagaimana cara mendeteksi sendiri penyakit ini?

SALURI (Periksa Lupus Sendiri)

Istilah Saluri, dipopulerkan oleh Yayasan Syamsi Dhuha, Bandung

Diterjemahkan dari: Lupus Foundation of Ontario

http://vaxxine.com/lupus/test.htm


  1. Apakah persendian Anda sering terasa sakit, nyeri atau bengkak lebih dari 3 bulan?
  2. Apakah jari tangan dan atau kaki pucat, kebas, atau tidak nyaman saat udara dingin?
  3. Apakah Anda pernah menderita sariawan (luka di mulut) lebih dari dua minggu?
  4. Apakah Anda pernah mengalami penurunan jumlah sel darah, seperti anemia, turunnya jumlah sel darah putih (lekosit) dan turunnya jumlah trombosit?
  5. Pernahkah pada wajah Anda terdapat ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu yang sayapnya melintang dari pipi ke pipi melewati batang hidung?
  6. Apakah Anda pernah demam di atas 38 derajat Celcius lebih dari beberapa hari dengan sebab yang tidak jelas?
  7. Apakah Anda pernah mengalami nyeri dada saat menarik napas selama beberapa hari ?
  8. Apakah Anda sering merasa sangat kelelahan dan sangat lemas selama beberapa hari sampai beberapa minggu, bahkan setelah cukup istirahat?
  9. Apakah kulit Anda hipersensitif terhadap sinar matahari?
  10. Apakah pernah terdapat protein pada pemeriksaan urin Anda?
  11. Pernahkah Anda mengalami serangan kejang?

Bila Anda menjawab Ya untuk sedikitnya 3 pertanyaan, ada kemungkinan Anda terkena lupus. Segeralah berkonsultasi dengan dokter atau dokter ahli penyakit dalam.

Mohon kritik dan saran dari para Kompasianer. Masih belajar menulis.

Salam Kompasiana.

Bahan bacaan:


  1. American College of Rheumatology. Criteria Classification for SLE. http://www.rheumatology.org/publications/classification/index.asp
  2. Bartels CM, Muller D. Systemic Lupus erythematosus. Last updated , January 2009. Downloaded September 2009. http://emedicine.medscape.com/article/332244-overview
  3. Lupus Foundation of Ontario. Test for yourself. http://vaxxine.com/lupus/test.htm
  4. National Institut of Health. Lupus: A Patient Care Guide for Nurse and other Healthcare Professional, 3rd ed. www.niams.nih.gov
  5. Wallace DJ, Hahn BH. Dubois Lupus Erythematosus. 7th ed.2007

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun