Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan ratu Inggris ( Ratu Elizabeth II ) adalah sosok dua tokoh yang sangat terkenal di negaranya masing-masing. Dua tokoh ini banyak  ditunggu kedatangannya oleh masyarakat. Dari kedua tokoh ini kita bisa mendapatkan ilmu yaitu perbedaan aturan dan budaya.Â
Dalam berjabat tangan Bapak Jokowi tanpa sarung tangan tapi Ratu Inggris beliau menggunakan sarung tangan kalau di Indonesia berjabat tangan dengan sarung tangan kurang sopan tapi kalau di Inggris itu hal yang biasa saja dan juga hal ini bagi ratu Inggris dilakukan untuk menjaga dari hal yang tidak diinginkan seperti terkena penyebaran kuman saat berjabat tangan dengan banyak orang.Â
Ternyata konsekuensi dari tidak menggunakan sarung tangan saat berjabat tangan telah menyebabkan Jokowi terluka hal ini terjadi saat acara jalan sehat bersama ribuan warga Kendari, Sulawesi Tenggara, di Tugu Religi, Sabtu (2/3/2019) pagi.
Demikian pula soal mengulurkan tangan saat berjabat tangan. Ketika ratu Inggris mendatangi orang-orang yang menyambutnya maka ada aturan yaitu orang orang tersebut tidak boleh mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk berjabat tangan dengan ratu Inggris atau keluarganya jadi harus menunggu ratu Inggris mengulurkan tangan beliau baru bisa berjabat tangan jika tidak maka ya harus ikhlas untuk tidak berjabat tangan dengan beliau meski jarak sangat dekat. Â
Sedangkan kalau pak Jokowi maka aturannya sama seperti kebanyakan orang di Indonesia yaitu orang-orang banyak boleh mengulurkan tangan untuk berebut berjabat tangan dengan beliau.
Jabat tangan menjadi sarana untuk mempererat pertemuan dan juga bisa mengetahui karakter lawan bicara . Dan dalam keseharian berjabat jabat tangan tidak hanya dilakukan saat bertemu seseorang tapi juga sebagian muslim khususnya yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama (NU) melalakukan setelah sholat berjamaah tapi ada juga kelompok muslim yang melarang karena menganggap sebagai bid'ah.Â
Jadi bagi kaum muslim yang sholat berjamaah di masjid yang belum pernah dikunjungi untuk bisa menyesuaikan aturan dimasjid tersebut jadi jika disamping kiri atau kanan jamaah tidak mengulurkan tangan untuk berjabat tangan lebih baik tidak memaksakan diri untuk berjabat tangan tapi jika ada yang mengulurkan tangan untuk berjabat tangan alangkah baiknya diterima jabat tanggannya agar tidak membuat sakit hati.
Ada kisah yang menarik tentang keajaiban jabat tangan yaitu ada seorang kepala sekolah SMA Negeri di suatu kota besar di Jawa tengah yang merupakan pindahan dari SMA Negeri dari kecamatan pelosok di sebuah kabupaten yang harus menerima tantangan yang cukup berat dari lingkungan barunya dan juga dari yang katanya pengamat pendidikan di kota besar tersebut yang meragukan kemampuannya memimpin SMA Negeri di kota besar dan meminta walikota untuk membatalkan penunjukannya. Tapi walikota tidak mau menuruti permintaan orang-orang tersebut dan kepala sekolah tersebut tetap menjabat.Â
Lalu bagaimana cara kepala sekolah tersebut untuk mendapatkan simpati dari siswa, guru ataupun karyawan sekolah? Cara yang dilakukan adalah kepala sekolah itu datang lebih awal saat siswa, guru dan karyawan sekolah belum hadir lalu dia berdiri di pintu gerbang sekolah kemudian berjabat tangan kepada setiap siswa, guru dan karyawan yang datang, hal itu dilakukan setiap hari sekolah akhirnya tahun demi tahun kepala sekolah tersebut menjadi kepala sekolah idola karena ketika dia akan dipindah di SMA negeri yang lain para siswa berdemo menolak kepindahan kepala sekolah tersebut karena sudah terlanjur sayang.
Berjabat tangan banyak faedahnya tapi tetap harus tahu aturan dan adat istiadat orang yang akan diajak berjabat tangan sehingga tidak menimbulkan masalah, terutama berjabat tangan dengan berbeda lawan jenis di sebagian penganut agama Islam ada yang memperbolehkan berjabat tangan dengan lawan jenis meski bukan mahram tapi sebagian lain itu termasuk haram (larangan) hal ini banyak terjadi di negara-negara yang mayoritas muslim. Tapi ada juga negara non muslim yaitu Thailand  yang dianjurkan untuk tidak berjabat tangan tapi menggantinya dengan meletakkan telapak tangan di dada dan membungkuk yang di sebut dengan "wai".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H