Di kota ini, aku adalah seorang perantau yang mencoba peruntungan nasib agar kehidupanku dan keluargaku lebih baik. Aku bekerja di salah satu agency yang cukup terkenal. Hingga suatu waktu, salah satu kerabatku menelponku untuk segera pulang ke kota asalku karena ada sesuatu yang penting yang harus kami diskusikan. Aku mengajukan cuti beberapa hari ke atasanku karena aku harus pulang dan alhamdulillah beliau menyetujuinya.
Aku putuskan pulang ke kota asalku dengan menggunakan mobil pribadi dan mengendarainya sendiri tanpa sopir. Di tengah perjalanan panjangku, aku mulai merasa lelah, tidak ada pilihan lain selain beristirahat sejenak di sebuah rest area yang sering dikunjungi para pengemudi untuk menghilangkan lelah. Aku masuk ke mushola kecil yang terletak di sudut rest area untuk menunaikan sholat Isya sebelum melanjutkan perjalanan. Setelah sholat, rasa kantuk tak bisa ku tahan, aku memutuskan untuk tidur sebentar di mushola itu.
Tengah malam, suasana rest area sudah sepi, hanya sesekali terdengar suara kendaraan yang melintas cepat di jalan tol. Tiba-tiba aku terbangun oleh suara bisikan halus yang terdengar di telinga. Awalnya, aku mengira itu hanya imajinasiku karena aku kelelahan. Namun, bisikan itu semakin jelas terdengar, seolah-olah berasal dari dalam dinding mushola itu sendiri!
Aku merasa kepalaku berdenyut seiring dengan intensitas bisikan yang kian meningkat. Aku mencoba berdiri dan mendekatkan telingaku ke dinding mushola.
Terdengar bisikan, "Jangan pergi... tinggal lah di sini..."
Bisikan itu terdengar cukup jelas, membuat bulu kudukku merinding!
Aku mulai mencari sumber suara tersebut, menyentuh dinding yang terasa dingin dan kasar. Bisikan itu seakan semakin mengajakku untuk tetap di dalam mushola itu. Saat aku bergerak menjauhi dinding, suara itu menjadi terdengar semakin keras dan jelas! Hingga akhirnya menggema di seluruh ruangan.
Dalam ketakutanku, aku mencoba membuka pintu mushola, tapi pintu itu tidak bisa dibuka dari dalam! Aku semakin takut dan panik, memukul-mukul pintu dan berteriak minta tolong, tapi tidak ada satu orangpun yang bisa mendengar teriakanku. Bisikan itu terus menerus bergema disertai dengan suara tangisan yang terdengar sangat menyayat hati.
Tiba-tiba, sebuah bayangan samar muncul di salah satu sudut mushola. Bayangan itu perlahan-lahan terlihat seperti seorang wanita yang berpakaian putih pucat. Wanita itu menatapku dengan tatapan yang menghujam jiwa, seakan ingin menyampaikan kesedihan yang tak terperi. Wanita itu membuka mulutnya, tapi tidak terdengar suaranya olehku, hanya asap hitam pekat mengisi seluruh ruangan, aku merasa sesak dan membuatku kesulitan untuk bernapas.
Dalam ketakutanku, aku hampir pingsan, Aku mencoba merangkak mencari jalan keluar, tapi setiap kali aku mendekati pintu, asap itu semakin tebal dan bisikan itu semakin jelas terdengar!. Saat aku mulai pasrah dan menyerah, aku melihat sebuah kitab kecil tergeletak di lantai, di antara sajadah yang terlipat rapi.
Dengan sisa kekuatan yang ada, aku meraih kitab tersebut dan mulai membacakan ayat-ayat suci. Perlahan, asap hitam itu mulai menghilang dan bayangan wanita itu pun memudar, seakan terbawa oleh lantunan ayat suci tersebut. Suasana menjadi hening seketika, tiba-tiba pintu mushola terbuka dengan sendirinya. Aku yang masih dalam ketakutan, langsung keluar dari mushola tanpa menoleh lagi ke belakang. Aku melanjutkan kembali perjalanan pulang ke kota asalku, melaju dengan mobilku sambil berusaha menghapus kejadian itu dari ingatan meskipun suara dan bisikan dari dalam dinding mushola itu masih terngiang di telingaku.