"jika tahtaku tak lagi indah dihatimu, aku tak akan lagi mengusikmu walau dalam doaku. Terima kasih untuk sedikit kenangan yang anggun ini"
Pesan itu hanya kau baca tanpa ada balasan. Dan senja itu aku telah memutuskan untuk menebang pohon perasaan yang telah tumbuh subur berdaun lebat dan berbunga indah. Entah apa gerangan yang ada dipikiranmu, aku terlalu naif untuk mengakui lagi tentang perasaan itu. Terlalu sakit untuk menerimanya dengan baik.
Terima kasih untuk kenangan senja saat hujan itu, setiap senja dan hujan datang bersama, aku selalu teringat tentangmu. Tentangmu yang menggoreskan rasa dan luka saat senja dan hujan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!